** Firman Tuhan: (Yohanes 8:7) **
"Siapa saja di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu. 

Dalam buku connecting, Larry Crabb menceritakan kisah berikut. Dalam sebuah acara retret bagi kaum muda bermasalah, seorang gadis berdiri menuturkan pergumulannya. Dengan bibir bergetar dan air mata meleleh membasahi pipi, ia mengaku,"Saya telah menjadi pelacur selama tiga tahun terakhir ini. Saya sangat menyesal."

Saat gadis itu masih berdiri dengan gamang, ayahnya berjalan menghampiri, lalu memeluknya dan berkata,"Saat aku melihatmu, aku tidak melihat seorang pelacur di dalam dirimu. Kamu sudah dibasuh oleh darah Kristus.Kini aku melihat putriku yang cantik."

Kisah ini bukan hanya kisah keluarga yang menyentuh hati, melainkan juga memuat pelajaran yang patut diterapkan dalam kehidupan bergereja, khususnya saat menyingkapi anggota jemaat bermasalah. Bagaimana tanggapan kita bila tahu ada saudara seiman yang jatuh ke dalam dosa? Tak jarang kejadian itu malah menjadi ajang penghakiman dan bahan gosip.

Tanggapan itu sangat ganjil kalau kita menyadari bahwa gereja adalah keluarga Allah. Orang yang jatuh dalam dosa bukan penyakit yang perlu disingkiri, melainkan saudara yang perlu diperhatikan dan ditolong. Seperti ayah gadis tadi, kita dapat belajar untuk tidak berfokus pada kesalahan yang diperbuat, tetapi pada realitas kita sebagai orang yang telah ditebus oleh Kristus dan pemilihan yang tersedia di dalam anugerah-Nya. Sikap semacam ini mengandung daya pemulihan yang manjur untuk membangkitkan kembali mereka yang jatuh. Itulah yang dilakukan Yesus terhadap perempuan.***


Selamat pagi.

Tuhan Yesus berkati.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: (Kisah Para Rasul 14:11) ** 
"Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berteriak..."Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia".





Winston Churchill, mantan Perdana Menteri Inggris, pernah ditanya."Tidakkah Anda merasa tersanjung? Setiap kali Anda berpidato, orang datang berbondong-bondong sampai tidak kebagian tempat. Mereka sangat menyanjung Anda!" Sang Perdana Menteri menjawab: "Tiap kali ingin berbangga, saya ingat satu hal. Seandainya saya kelak dihukum gantung, jumlah orang yang hadir pasti melonjak dua kali lipat!"

Sanjungan dunia semu sifatnya. Gampang berubah. Ketika Tuhan yesus memasuki Yerusalem, rakyat menyanjung-Nya. Beberapa hari kemudian, massa yang sama meneriakkan "Salibkan Dia!" itu juga yang dialami Rasul Paulus.Sehabis menyembuhkan seorang lumpuh dengan kuasa Allah di Listra, penduduk terkesima. Dikiranya Paulus dan Barnabas adalah titisan dewa. Mereka berduapun langsung dipuja-puja dan diberi aneka persembahan. Tetapi begitu datang-orang Yahudi membujuk mereka, segera saja mereka berbalik melempari Paulus dengan batu (ayat 19). Untunglah Paulus dan Barnabas tidak haus sanjungan. Keduanya malah prihatin melihat penduduk memuja-muja mereka.Paulus berusaha menjelaskan bahwa hanyaTuhan yang layak disembah. Pantang baginya mencuri kemuliaan Tuhan bagi diri sendiri.

Setiap orang suka disanjung. Sebetulnya tidak salah kalau kita merasa tersanjung saat dipuji orang. Yang salah, kalau kemudian kita gila sanjungan, hingga rela mengorbankan apapun demi mendapat sanjungan. Sanjungan bisa menyesatkan, lagipula cepat sirna. Lebih baik fokuskan diri untuk melakukan tugas sebaik mungkin. Tidak peduli disanjung atau tidak.

SANJUNGAN ITU IBARAT PERMEN KARET.
BOLEH DINIKMATI SESAAT,NAMUN JANGAN DITELAN.



Jesus Love us forever ^^
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: (Yohanes 16:8) **
"Kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa,
kebenaran dan penghakiman."



Boberto Salazar, bocah 6 tahun,jarang menangis. Ia menderita penyakit langka: Hereditary Sensoy and Autonomic Neuropathy, sebuah penyakit yang membuatnya tidak bisa merasakan sakit.
Pernah ia gigit lidahnya sendiri sampai hampir putus. Orang tuanya panik, namun ia tenang saja. Kali lain Roberto terjatuh. Kakinya terluka, tetapi ia tidak menjerit minta tolong. Ia bangun dan berjalan lagi dengan luka menganga. Kondisi ini sangat berbahaya. Tubuhnya bisa terbakar atau terpotong tanpa disadari. Rasa sakit memang tidak enak, tetapi perlu untuk menyadarkan kita jika ada yang tidak beres.

Roh Kudus sering memberikan "rasa sakit" ketika orang beriman berbuat dosa. Dia menegur dan memberi peringatan, supaya kita insaf. Dia mengingatkan kita kembali akan perkataan-perkataan Kristus (ayat 13,14). Sebagai Roh kebenaran, Dia bertugas memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran. Jadi, Dia tidak bisa tinggal diam waktu kita berbuat dosa. Dia akan menegur, teguran-Nya mungkin terasa sakit dan menciptakan rasa bersalah dihati. Namun, ini perlu agar kita mendapatkan kesempatan untuk berbalik ke jalan Tuhan. Tanpa teguran, dengan mudah kita dapat disesatkan oleh pelbagai godaan. Seperti Roberto, kita bisa menjadi mati rasa terhadap dosa. Dan, bisa-bisa kita sudah terseret jauh sebelum sempat menyadarinya.

Bersyukurlah kalau Roh Kudus masih menegur dan membuat kita merasa bersalah ketika berbuat dosa. Itu tandanya Dia masih berkarya dalam diri kita. Dengarkan dan hargailah teguran-Nya!
Jangan sampai hati kita kebal, hingga merasa nyaman berbuat dosa.

God bLess us aLways ^^
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: II Pet 3:14-15 **
 “Sebab itu, Saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya dalam perdamaian dengan Dia. Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat...”


Bila kita memperhatikan perilaku binatang, kita akan menemukan bahwa binatang lebih peka daripada manusia, terhadap tanda-tanda akan datangnya bahaya. Ketika akan terjadi letusan gunung berapi, biasanya binatang-binatang sudah melakukan pengungsian ke daerah yang aman. Dan biasanya, pada saat terjadi bencana itu, yang lebih banyak jatuh korban adalah manusia. Kenapa? Manusia tidak peka terhadap tanda-tanda yang sudah diberikan alam.

Manusia tidak peka membaca perubahan yang terjadi di sekitarnya. Manusia tidak peka membaca tanda-tanda zaman ini. Dan orang-orang seperti ini biasanya akan menjadi pencemooh akan janji kedatangan Tuhan yang kedua kali. Tepat seperti yang dikatakan Rasul Petrus, “Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.” (II Petrus 3:3-4)



Orang-orang seperti ini bukan berasal dari luar gereja. Mereka ada di sekitar kita, di antara jemaat Tuhan dan bisa jadi kitalah orang itu! Melalui mulut mungkin tidak, tetapi sikap hati dan perbuatan kita menunjukkan hal itu. Sebab memang begitulah keadaannya menjelang kedatangan Tuhan. Seperti pada zaman Nuh, manusia tidak sadar bahwa dunia akan ditenggelamkan dalam air bah, demikian juga saat ini orang tidak menyadari bahwa dunia sudah mendekati akhir cerita. Seperti pada zaman Nuh, orang sibuk makan minum, pesta pora, kawin mengawinkan, itupun dapat kita temukan pada saat ini. (baca Mat 24:37-39). Mereka buta untuk melihat segala tanda yang sudah diberikan Tuhan di depan mata mereka.

Tetapi kita sebagai orang percaya yang setia menanti penggenapan janji Allah, kita semestinya dapat membaca tanda-tanda zaman, yaitu tanda-tanda kedatangan-Nya yang sudah semakin dekat. Saya dapat memastikan bahwa inilah zamannya. Inilah waktunya, Yesus akan datang kembali. Saudara tidak percaya? Baca kembali tanda-tanda kedatangan Tuhan Yesus yang pernah Dia ucapkan kepada murid-murid-Nya (Mat 24:3-14) dan saya akan menunjukkan faktanya: Pertama, gempa bumi. Jumlah gempa bumi yang terjadi di abad ke-20 jauh lebih banyak dan lebih dahsyat dibanding yang terjadi dari abad pertama sampai abad ke-19. Kedua, perang. Saudara pasti sudah tidak asing dengan berita perang bukan? Ketiga, Kelaparan. Itu juga bukan berita baru. Keempat, pengajaran sesat, nabi dan mesias palsu sudah berkali-kali kita dengar. Terakhir, penganiayaan terhadap orang Kristen. Inipun sudah terjadi sejak abad pertama hingga saat ini. Dan tinggal satu yang belum terjadi, yaitu seluruh dunia mendengar kabar Injil (Mat 24:14). Tetapi inipun akan terjadi dalam waktu singkat. Ketika ketakutan melanda Malagasi pada abad ke-17, kegerakan terjadi di sana dan orang-orang Kristen bertambah jumlahnya. Ketika ketakutan terjadi di Amerika, kebangunan rohani tengah terjadi. Dan ketika dunia mengalami ketakutan, itulah saatnya penyelamatan besar akan terjadi.



Nah, bukankah tanda-tandanya sudah nyata? Tuhan tidak kejam dengan tidak memberikan tanda kepada kita sebelum Dia menjemput kita. Hari dan jamnya memang tidak ada yang tahu. Namun Tuhan sudah memberikan kepekaan kepada kita. Ada perasaan khusus yang kita rasakan bila Ia akan datang (Itu terjadi bila kita memiliki Kristus dalam diri kita). Sama seperti seorang ibu yang dapat merasakan anaknya akan pulang ke rumah, demikianlah kita akan “merasa” bahwa Tuhan Yesus akan datang pada saat tertentu. Bila kita tetap tinggal dalam hadirat Allah setiap waktu, maka ‘baunya’ pun dapat kita cium. Dan bukankah saat ini bau kedatangan-Nya itu sudah tercium?Binatang dapat mencium datangnya bahaya dengan merasakan gejala alam, mengapa manusia tidak dapat mencium datangnya bahaya terbesar bagi dunia: Hari Tuhan!

Masihkah Saudara berani hidup sembrono, hidup dalam kubangan dosa, percabulan, perzinahan, dan berbagai kebodohan yang membuat kepekaan kita luntur? Jangan heran bila Saudara tidak dapat mencium bau kedatangan-Nya. Dan jangan kecewa bila kelak Saudara ditinggalkan!
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: (Matius 11:30) **
"Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKu pun ringan." 

Berapa banyak dari hari-hari dalam kehidupan ini, kita dihadapkan pada persoalan-persoalan yang seolah-olah enggan untuk berlalu begitu saja.
Dan tak sedikit masalah tersebut menimbulkan masalah lainnya.
Adakah kita pernah luput dari perasaan kesal dan “pengen marah” saat-saat kita ‘kepepet’ dengan berbagai permasalahan tadi. Belum lagi saat setiap masalah yang ada bukanlah kita yang memulainya.

Sehingga adalah lumrah jika lontaran-lontaran kekesalan memenuhi pikiran, hati dan mulut. Mengeluh, ataupun memasang tampang mengeluh adalah salah satu cara untuk mengekspresikan betapa kita tidak terima terhimpit permasalahan–lagi-lagi permasalahan yang ‘dilimpahkan’ oleh orang lain. Namun pada saat seperti itu, masih ada suara yang berbisik, “Adakah kasih di hatimu? Di mana kau tinggalkan Aku?”
Tapi, sekali lagi, dengan berbagai macam alasan seperti: “Loh, itu kan bukan salahku, itu kan bukan bagianku..kenapa aku yang dipersulit.” atau, “Apa tidak ada yang bisa mengerti kalau aku juga punya masalah?” dan lain sebagainya. Bersungut-sungut pun berlanjut…
Namun suara itu masih saja setia…”Di manakah cahayaKu yang telah kuletakkan di matamu? Di mana cintaKu yang kucurahkan di hati dan mulutmu?”
Dan hati kita pun menjadi berat…berat dengan perasaan malu.
Teringat pada kata Paulus kepada umat di Filipi, “…lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiaga bernoda…” (Filipi 2:14-15a)

Mulut dan hati kita bersukacita saat menaikkan pujian, begitu pula saat pikiran melayang pada kasihNya yang ajaib tiada tara…tapi begitu mudahnya kita menodai kemuliaanNya dengan bersungut-sungut atas tanggung jawab dan permasalahan yang ada. Memang, beberapa kali, kita masih ingat bahwa kita sanggup ini, itu, jago ini, itu…dan kita lupa bahwa sebenarnya kita tidak ada apa-apanya tanpa embel-embel pendidikan, keluarga, status, kekayaan, pekerjaan. Namun, tetap saja kita masih sanggup berdiri tegak dan berkata, “Ya. saat ini saya mau coba menghadapi semuanya–jika perlu: dunia– SENDIRI!”
Dan hasilnya…..?
“Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu” (Yesaya 30:15)
Tapi… “Tetapi kamu enggan, kamu berkata: “BUKAN, KAMI MAU NAIK KUDA DAN LARI CEPAT” maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula,”KAMI MAU MENGENDARAI KUDA TANGKAS,”maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi. (Yesaya 30:16)

Ada banyak yang rela jatuh bangun demi menunjukkan pada dunia bahwa
“KAMI SANGGUP DENGAN KEKUATAN SAYA SENDIRI…. INILAH SAYA….(ha..ha..ha)”.
Dan saat jatuh…jatuh lebih dalam lagi.

Padahal hanya ada satu yang berani berjanji seperti ini, “Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28)

Dan janji itu setia.

Saat kita mau dengan rendah hati menyerahkan segala beban kepadaNya, dan mau membiarkan hujan kasihNya membasahi dan membilas hati dan pikiran kita, maka benarlah apa yang telah dikatakanNya, “…karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. “(Matius 11:29)

Tidak perlu ngoyo…tidak perlu stress dan migrain segala. Sebab segala permasalahan menjadi hadiah yang begitu indah dariNya, saat kita merasakan betapa lemah lembut kasihNya dan betapa rendah hati diriNya…Dan yang kita rasakan hanya bahagia, haru dan sukacita… saat itu, segala permasalahan musnah…dan jalan keluar terbentang di muka sana, sebab Dia tidak pernah membiarkan semua pintu dan jendela tertutup bagi yang percaya kepadaNya.

Saat itu, adakah kita tersadar, dengan melepaskan segala kepunyaan kita, segala kedudukan dan keilmuan kita…Kita hanyalah sasaran dari curahan kasih YESUS yang paling besar, dan itu adalah hal yang akan membuat mulut,hati dan pikiran kita bersukacita saat permasalahan menghimpit…


Jesus bLess us abundantLy :) 
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


Saya cukup yakin bahwa fakta yang ditulis dalam judul artikel ini semua orang sudah tahu, termasuk Anda yang saat ini sedang membacanya. Hal yang menggelitik saya untuk menuliskannya adalah saya tidak yakin semua orang yang tahu fakta ini juga sudah menghidupi fakta tersebut.

Hidup hanya sekali dan menghidupi hidup yang hanya sekali itu luas sekali kriterianya. Setidaknya hal yang paling mudah adalah menyatakan dan memberikan contoh hal yang sebaliknya.

Jika Anda saat ini hidup hanya dengan melewati hari, menghabiskan hari, dan menantikan waktu saat kematian menjelang; maka sayang sekali Anda tidak termasuk dalam kategori menghidupi hidup Anda yang hanya sekali itu.

Mudah-mudahan setelah membaca artikel ini akan menyemangati Anda untuk berkata:

“Ya! Saya MAU!”

dan bertindak. Seperti yang saya sering tuliskan sebelumnya, MAU saja hanya bagian dari iman dan iman tanpa perbuatan adalah mati.

Saya termasuk orang yang mungkin dianggap orang sering ikut campur urusan orang. Ya, saya senang memperhatikan status messenger orang-orang yang ada dalam messenger list saya. Selain itu juga, selain status messenger, saya juga suka memperhatikan status dalam facebook kalau kebetulan saya sedang melihatnya.

Begitu otomatisnya tindakan saya, sampai-sampai saya sedikit banyak dapat membaca karakter orang-orang dalam messenger list saya. Yah, mungkin ada yang tidak suka dengan kebiasaan saya memperhatikan hal itu, saya juga tidak tahu.

Hal yang membuat saya prihatin, ternyata hal-hal yang buruk itu lebih mudah dipampang daripada hal-hal yang baik. Kata-kata makian, sumpah serapah, kekesalan, kekecewaan banyak saya jumpai baik di status messenger, status facebook, bahkan di status twitter (ya, yang terakhir ini saya baru saja bergabung di dalamnya).

Benar bahwa saat situasi tidak sesuai dengan yang diharapkan, jelas ada timbul kekecewaan, kekesalan, kemarahan, kesedihan, dan seterusnya. Itu perlu untuk dikeluarkan, saya sangat setuju. Hanya saja apakah caranya dengan memajang kata sumpah serapah, makian, dan apapun itu?

Manusia adalah makhluk yang termulia, karena diciptakan secitra dengan Allah, segambar dengan Allah. Bahkan manusia dikaruniai roh, untuk membedakannya dengan hewan dan tumbuhan.

Lalu mengapa manusia tidak bisa menghidupi citra indah itu? Mengapa manusia tidak bisa menghidupi hidup yang telah dikaruniakan kepadanya?

Kalau saya melihat pada hidup saya sendiri, saya perlu mengakui pada Anda bahwa hidup saya bukan hidup yang gemerlap. Hidup saya sangat biasa saja, cenderung datar dan rutin. Saya tidak tahu dengan kehidupan Anda.

Hanya saja menurut saya, kunci dari menghidupi hidup itu bukan dari jenis kehidupan yang kita jalani: gemerlap atau biasa, akan tetapi dari dalam hati. Saat hati kita menikmati hidup kita, segemerlap atau sebiasa apapun hidup kita maka pasti akan terasa indah.

Mungkin saya termasuk orang yang sangat sederhana. Saya mudah dibuat senang dengan hal-hal terkecil dalam hidup. Tidak terlalu punya banyak keinginan yang macam-macam, sehingga saat saya mendapatkan sesuatu rasanya senang sekali hahaha.

Seperti sudah saya bagikan dalam tulisan di salah satu blog yang lain, segelas jasmine tea saja sudah membuat saya nyaman dan senang. Kalau Anda pecinta teh yang sama, Anda pasti tahu betapa nikmatnya menghirup aroma dari kepulan hangat teh yang baru diseduh, mengecap rasanya, dan menikmati kehangatannya memasuki tenggorokan Anda.

Sangat sederhana bukan? Segelas teh. Hidup ini hanya satu kali. Sayang sekali jika digunakan untuk memaki, bersumpah serapah, juga bahkan untuk bersedih dan membenci.

Saya bukan orang suci yang tidak bisa bersedih, tidak bisa kesal, tidak bisa emosi. Beberapa waktu lalu, saya teringat akan kejadian-kejadian menyedihkan dan mengecewakan di masa lalu dan saya tuangkan juga dalam blog ini.

Hanya saja kemudian saya disadarkan bahwa membagikan hal itu untuk orang lain belajar itu baik, tapi tidak untuk terus-menerus memutarnya dalam pikiran saya sehingga tertanam menjadi kesedihan dan kekecewaan terus-menerus.

Menghidupi hidup bukan berarti tidak pernah sedih, tidak pernah kecewa, tidak pernah marah; tetapi saat sedih, saat kecewa, saat marah dilepaskan dengan cara yang terukur dan masuk akal.

Mengomel, mengeluh, marah, mencaci maki, dan bersumpah serapah; sesungguhnya saat melakukan itu semua sama sekali tidak memecahkan persoalan yang ada, malah mematrikannya begitu dalam: yaitu ke lubuk hati Anda. Semakin sering Anda melakukan itu, semakin itu tertoreh begitu dalam.

Sedikit-sedikit akhirnya menjadi bukit. Hal-hal kecil akhirnya menjadi besar. Sebutir akhirnya menjadi segunung. Satu kali perlakuan, akhirnya menjadi kebiasaan. Pada akhirnya yang dirugikan adalah Anda sendiri.

Hidup yang satu kali ini gunakan secara bijaksana dan bertanggung jawab. Jangan karena hanya sekali saja hidup di dunia ini, maka Anda bisa bebas menggunakannya semau hati Anda. Merugikan orang lain, menyakiti orang lain, menusuk orang lain; hanya karena ini hidup yang satu kali saja; maka Anda memilih untuk melakukannya.

Jangan! Hal yang Anda lakukan pada orang lain, pada akhirnya akan Anda rasakan juga. Ingatlah hukum tabur tuai. Bahkan dituliskan dalam Alkitab bahwa hal yang kita inginkan orang lain perbuat pada kita, perbuatlah itu terlebih dahulu.

Gunakan hidup yang satu kali ini sebagai hidup yang bermakna untuk menjembatani hidup di kekekalan kelak. Setia pada perkara yang kecil maka akan dipercayakan perkara yang lebih besar. Jika Anda tidak bisa setia dalam hidup yang satu kali ini di dunia, bagaimana bisa dipercaya untuk hidup di kekekalan kelak?

Maukah Anda untuk menembus batas menghidupi hidup yang satu kali ini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


Perkenalkan, ini Joe. Joe bukan nama sebenarnya dan pada kenyataannya Joe bisa nama siapa pun. Joe percaya pada Tuhan tetapi tidak merasa bahwa ia perlu memiliki hubungan dengan-Nya.
Bagi Joe, Tuhan adalah pencipta bumi, penjaga dunia agar tetap seimbang dan pemberi mukjizat dan penyembuh ketika seseorang sedang sakit. Itulah pandangan Joe mengenai Allah.

Joe berpendapat bahwa agama adalah bagi mereka yang memiliki kekosongan dalam hidup mereka. Dan ia menganggap dirinya tidak pernag mengalami kekosongan. Joe lulus kuliah dan mulai bekerja untuk gaji 25 ribu setahun. Empat belas tahun kemudian, Joe mendapatkan penghasilan empat kali lipat dari yang pernah ia terima dahulu pada saat awal-awal berkarir. Kini, ia memiliki rumah di pinggir kota, seorang istri, anak dan seekor anjing. Tidak lama lagi ia pun akan menduduki posisi di perusahaannya sebagai vice president. Jadi, bagi Joe tak ada alasan baginya untuk membutuhkan Tuhan.

Perkenalkan, ini Jack. Jack bukanlah nama sebenarnya dan kenyataannya Jack bisa nama siapa saja. Jack percaya pada Tuhan tetapi ia tidak menyukai-Nya karena merasa Tuhan juga tidak menyukainya. Jack melihat orang-orang Kristen yang tampaknya telah hidup bahagia dan berpikir Tuhan menyukai mereka.

Jack telah memiliki sekitar tujuh pekerjaan yang berbeda sejak lulus dari SMA, 18 tahun yang lalu. Saat ia bekerja di perusahaan pertambangan, perusahaan itu tutup. Ketika bekerja di pabrik, pabrik dimana ia bekerja disana pun tutup, bahkan ia kerap mengalami masalah dengan punggungnya ketika melakukan pekerjaan yang berat.

Jack sering bertanya-tanya mengapa Tuhan tidak menyukainya, tetapi ia tidak pernah menanyakan langsung itu kepada Dia. Jack hanya terus merasa sengsara dan bergaul dengan orang-orang pada Sabtu malam serta menertawakan orang-orang tua ketika mereka meninggalkan gereja Katolik di seberang bar lokal. Jack tidak membutuhkan Allah.

Perkenalkan, ini James. James bukanlah nama sebenarnya dan pada kenyataannya James bisa nama siapa saja. James tidak percaya pada Tuhan. James baru lulus dari perguruan tinggi dan memiliki gelar yang ia prediksi tidak akan pernah digunakannya. Untuk saat ini ia bekerja serabutan. James adalah pemuda yang bebas dan menyukai pesta.

James tidak percaya pada Tuhan karena ia tidak pernah belajar kebenaran tentang Allah. James tumbuh tanpa doa di sekolah dan disana ia diajarkan mengenai teori evolusi. James berpikir bahwa orang-orang religius adalah keren tapi ia menganggap orang-orang tersebut sebenarnya kehilangan sesuatu.

Ia percaya umat Kristen menjadi pengikut Kristus agar kesalahan mereka bisa dibersihkan. Ia tahu bahwa ia memiliki beberapa kesalahan, tapi ia lupakan hal tersebut dengan menghabiskan waktu bersama dengan teman-temannya. James memikirkan apa yang ditawarkan oleh kehidupan ini dan ia melihat tidak ada. Menurutnya, hidup adalah sampah besar. James tidak membutuhkan Allah.

Pada kenyataannya, kita semua membutuhkan Tuhan. Dia ada dan Dia tidak membenci siapa pun. Dia mengasihi kita semua tapi Dia membenci dosa-dosa kita.

Dia benci dengan kesombongan Joe, perasaan rendah diri Jack dan kekurangpercayaan James kepada-Nya. Apa yang ditunjukkan oleh Joe, Jack dan James adalah sikap yang diambil kebanyakan orang kini. Banyak dari mereka yang merasa tidak membutuhkan Tuhan karena mereka telah memiliki semua yang mereka butuhkan.

Ada juga orang-orang yang merasa bahwa Allah telah meninggalkan mereka dan akhirnya mengambil keputusan untuk menjauh dari diri-Nya. Tak sedikit manusia yang tidak pernah diberitahukan mengenai Tuhan. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya "Pergilah dan jadikan semua bangsa murid-Ku, baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus." Dia menyuruh kita melakukan ini karena Dia tahu ada Joe-joe, James-james, dan Jack-jack di dunia. Dia menyuruh kita melakukannya karena Dia mengasihi setiap mereka.

Bila Anda seorang Joe atau Jack atau James, cobalah untuk mengetahui lebih dalam tentang Tuhan yang begitu mengasihi Anda. Namun, jika Anda bukan seorang Joe atau Jack atau James, tetapi Anda mengetahui ada orang yang seperti itu disekitar Anda, maka mulailah berdoa bagi mereka. Bicaralah kepada mereka. Bagikan hidup Anda kepada mereka dan beritahukan bagaimana hubungan dengan Tuhan Yesus Kristus telah mengubah kehidupan Anda menjadi pribadi yang baru, pribadi yang penuh kasih.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
FIRMAN TUHAN: Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu,
dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran (Amsal 17:17).

Suatu hari Henry Ford sedang makan siang bersama seorang pria, dan ia bertanya kepada pria tiu;"Who is your best friend?"
Orang itu menyebut beberapa nama. ford berkata:"No, I tell you who your best friend is." Lalu ia mengambil sebuah pensil dan menulis di taplek meja :"Your best friend is he who brings out the best that is within you."

Sahabat adalah orang yang mempercayai kita dan dapat kita percayai. Seorang sahabat percaya pada potensi dan hal-hal positif yang ada dalam diri kita. Seorang sahabat ingin memberikan yang terbaik bagi kita.

Seorang sahabat adalah orang yang setia pada kita dalam keadaan senang maupun susah. Dalam keadaan senang, kita mudah mendapatkan teman. Dalam keadaan enak dan kaya, banyak orang mau menjadi teman kita. Dalam keadaan susah, kita akan menemukan siapa sahabat kita yang setia dan sejati.

Tuhan Yesus adalah contoh sahabat yang baik.Ia adalah sahabat kita yang baik dan setia. Ia rela berkorban dan memberikan yang terbaik bagi sahabatnya. Ia mempercayai kita dengan semua ciptaan-Nya. Ia berjanji tidak akan pernah meninggalkan kita. Dalam keadaan senang maupun susah, Ia tatap setia menyertai kita.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Song