** Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 20:28-30 **

Menjadi jemaat di Gereja yang benar penting bagi pertumbuhan rohani kita. Tiga langkah di bawah ini akan membantu kita untuk menguji kebenarannya.Jika kriteria-kriteria ini tidak terpenuhi, maka kita perlu mencari gereja yang baru untuk menyembah Tuhan.

DOKTRIN
Gereja yang benar tidak akan kompromi pada doktrin-doktrin Firman Tuhan ini: Pertama, Alkitab adalah Firman Tuhan, dan setiap ayat-Nya adalah benar.
Kedua, Yesus Kristus adalah manusia yang lahir dari seorang perawan dan sekaligus Anak Allah.
Ketiga, Gereja harus percaya bahwa Kristus sudah mati di kayu salib untuk menggantikan kita, dibangkitkan dan akan datang kembali untuk yang kedua kalinya. Dua doktrin penting lainnya adalah keberadaan sorga dan neraka, dan penghakiman yang akan datang.

IMAN
Gereja dimana kita berjemaat haruslah membuat hubungan kita dengan Tuhan semakin bertumbuh. Kita perlu diajar dan didorong untuk hidup kudus. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa mereka bukanlah korban dari sisitem dunia namun mereka adalah pemenang-pemenang melalui iman mereka di dalam Tuhan.

PENGINJILAN
Gereja yang benar harus ada pelayanan orang-orang tidak percaya dengan belas kasihan terhadap orang-orang miskin dan beban untuk membagikan Injil kepada mereka yang terhilang.

Jika kita menguji gereja dengan ketiga standar ini, maka Tuhan akan memimpin kita untuk mendapatkan gereja yang benar dan berbasiskan Firman Tuhan dimana kita dapat bertumbuh, menyembah, dan bersekutu dengan anak-anak Tuhan lainnya.


Selamat pagi,
Tuhan memberkati.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Matius 21:18-22 **

Pada prinsipnya Tuhan tidak dapat menyangkal diri-Nya sendiri dengan menjawab doa seseorang, sekalipun dinaikkan dengan ragu-ragu. Sebagai orang percaya, seharusnya kita memiliki iman yang stabil. sebab dengan iman yang stabil, kita dapat meminta apapun yang menjadi harapan kita kepada Tuhan. Dia sanggup memberikan apa saja, bahkan lebih daripada yang kita doakan.


Menstabilkan iman yang goyah membutuhkan dua macam tindakan: 

1) Ketetapan hati. Bila kita harus menghadapi situasi yang sulit sendirian, tambatkanlah pikiran dan hati kita kepada Tuhan. Katakan: "Aku tidak mau lagi meragukan Allahku." Kalimat seperti ini harus kita ucapkan dengan yakin, ketika kita menghadapi kesulitan, kekhwatiran ataupun kesedihan. Ketika iblis berusaha membisikkan sesuatu yang melemahkan iman kita, katakanlah dengan tegas kepadanya, bahwa kita mengenal siapa Bapa kita yang akan melakukan apa yang dijanjikan-Nya. Setan tidak dapat melawan iman yang stabil dan mantap.

2). Renungankanlah Firman Allah dan janji-janji-Nya. Bila kita tekun merenungkan janji-janji Allah, maka janji-janji itu akan meresap dalam kehidupan kita setiap hari. Akibatnya, pikiran dan hati kita diisi dengan kehendak Bapa. Kita mulai berpikir sebagaimana Dia berpikir. Jadi pastikan, setiap kali kita mendapatkan makanan rohani dari Alkitab, baik melalui khotbah, pemahaman Alkitab atau bacaan peribadi, biasakanlah untuk membuat catatan dan menyediakan waktu sekali lagi untuk merenungkan bacaan itu. Sehingga setiap kali kita menghadapi situasi yang sulit dan ujian iman, kita dapat mengingat janji-janji Allah dan membulatkan tekad kita untukmempercayai Dia sepenuhnya.


Ketahuilah, orang Kristen dengan iman yang stabil, akan selalu berdoa berdasarkan janji-janji Bapa. Sejak pertama kali doanya diucapkan, ia tahu pasti bahwa Bapa sedang bekerja untuk menjawab doa-doanya. Saudaraku, iman adalah suatu petualangan yang luar biasa.
Tetaplah berdoa!



Tuhan Yesus memberkati kita sekaLian :)
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: 2 Korintus 5:6-9 **

Banyak orang hidup hanya berdasarkan apa yang dilihat, dirasakan dan dipikirkan. Keputusan-keputusan yang dibuat semata-mata berdasarkan pada preferensi, situasi yang berkembang dan perkiraan-perkiraan yang dianggap terbaik menurut pengetahuan orang. Keputusan yang dibuat seperti ini memang sepenuhnya masuk akal, namun seringkali jauh di luar kehendak Allah. Mata, emosi atau intuisi kita dapat menipu kita. Ketika kita hidup dengan iman, pusat eksistensi kita berpindah dari egosentris menjadi Kristusentris. Kita akan selalu mencari jalan-Nya sebelum membuat rencana dalam memenuhi segala kebutuhan kita. Amsal 3 : 5-6 menasehati kita, "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."

Membangun iman kepada Allah tidak cukup dengan sekedar membaca buku-buku rohani atau mendengarkan khotbah-khotbah. Iman itu harus dialami. Orang yang berjalan dengan Tuhan tidak mungkin menunggu perintah-Nya di tempat yang nyaman. Di sepanjang Alkitab, kita melihat orang-orang seperti ini bertindak berdasarkan iman kepada Allah. Debora dan Gideon memimpin negeri mereka untuk berperang.(Hakim-hakim 4:7), rasul Paulus pergi ke bangsa-bangsa (Kis 9:20) dan sebagainya. Mereka menyatakan iman mereka melalui tindakan nyata dan selalu berusaha menguatkan iman mereka sendiri setiap hari.

Langkah kita pasti akan tersandung bila hanya bergantung pada pandangan kita yang terbatas. Jauh lebih baik bila kita meletakkan tangan kita dengan penuh keyakinan ke dalam genggaman Tuhan dan berjalan dengan iman yang mantap. Pilihan ada pada diri kita sendiri sebagai orang percaya. Berikanlah kehidupan kita kepada Allah, maka kita akan mengalami bahwa Dia sungguh dapat dipercaya. Berikanlah kepada-Nya segala sesuatu di hidup kita, maka kita akan berjalan di dalam kamenangan setiap hari.


Selamat pagi
Tuhan memberkati.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO



** Firman Tuhan: Matius 14:22-23 **

Banyak orang percaya menjalani kehidupan mereka dengan hambar. Mereka banyak kehilangan kesempatan ilahi karena takut untuk hidup sesuai dengan kehenda-Nya. Ketakutan dapat melumpuhkan kita. Akibatnya, kita akan kehilangan banyak kesempatan untuk melayani atau melihat karya Tuhan dengan lebih baik. Sebelas murid Tuhan hanya diam di dalam perahu, sementara Petrus keluar dan berjalan menuju Yesus. Banyak orang percaya dan menyesal telah memilih untuk hidup nyaman-nyaman saja. Padahal, mereka dapat menemukan sukacita yang luar biasa bila mereka berjalan di atas air, menuju Anak Allah. Andreas, Yohanes dan yang lainnya kehilangan kesempatan yang indah itu. Begitu juga banyak orang Kristen yang tidak mau keluar dari perahunya sepanjan hidup mereka. Pada akhirnya mereka mungkin akan bertanya, mengapa hidup mereka terasa hampa.

Kita sangat mudah menyerah kepada rasa takut, terlebih kita berusaha menanggung kesulitan hidup dengan kekuatan kita sendiri. Saudaraku, kita diciptakan bukan untuk hidup dengan cara seperti itu. Allah merancang kita untuk berfungsi dengan maksimal yakni ketika kita mengijinkan kuasa Kristus menggantikan kelemahan kita. Pada saat Petrus berjalan di air danau Galilea, ia melihat ke seliling dan dirasakannya angin bertiup amat kencang. Pikirannya mulai berbicara bahwa selama ini tidak ada orang yang berjalan di atas air. Pasti, ia pun tidak akan mampu mempertahankan dirinya untuk tetap terapung. Saat berpikir seperti itulah, ia mulai tenggelam. Namun, kuasa Yesus yang besar itu cukup untuk mengangkat Petrus kembali dari dalam danau dan membawanya dengan aman ke dalam perahu.


Ketakutan dapat melumpuhkan kita, sehingga kita keluar dari rencana Tuhan. Hanya melalui imanlah, kuasa Allah dapat dilepaskan dan segala karya-Nya dapat kita nikmati. Pada saat kita melangkah keluar dari perahu dan berpindah dari kekuatan kita yang terbatas, saat itulah kita sedang berjalan dengan iman dan melepas ketakutan.


"JANGAN TAKUT! AKULAH YANG MENOLONG ENGKAU, DEMIKIANLAH FIRMAN TUHAN, DAN YANG MENEBUS ENGKAU IALAH YANG MAHAKUDUS, ALLAH ISRAEL." (YESAYA 41:14).



Tuhan Yesus memberkati kita sekaLian :)
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Song