** Firman Tuhan: Mazmur 100:3 ** 
"Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya" 


       Apa lagu Natal favorit Anda? Banyak orang senang menyanyikan lagu Jingle Bells, bahkan menjadikannya bagian dari ibadah perayaan Natal. Tahukah Anda bahwa lirik asli lagu ini bercerita tentang asyiknya naik kereta salju dengan lonceng yang berdentang sepanjang jalan? Sama sekali tak berkaitan dengan kelahiran Yesus. Memang dalam bahasa Indonesia liriknya diubah, tetapi, entah berapa banyak orang yang menyadarinya. Kerap sesudah menyanyikan lirik bahasa Indonesia, orang menyambungnya dengan lirik bahasa Inggris.

       Bukan hanya saat Natal, mungkin saja kita memang jarang berpikir panjang tentang apa yang kita nyanyikan saat ibadah. Tidak demikian halnya dengan pemazmur. Ia menasihati jemaat yang datang beribadah: Ketahuilah siapa Tuhan yang kamu sembah dan siapa kamu di hadapan-Nya! (ayat 3). "Ketahuilah" di sini bukan sekadar mengetahui informasi tentang Tuhan, tetapi mengenal Dia dengan karib, sehingga ketika ada pernyataan-pernyataan yang keliru tentang Dia, kita dapat segera meluruskannya. Jemaat harus tahu jelas kepada siapa penyembahan mereka ditujukan. Penghormatan, rasa syukur, dan pujian sejati lahir dari pengenalan yang karib akan Pribadi dan karya Tuhan.

       Tanpa pikir panjang, kita bisa memiliki cara pandang atau membuat pernyataan yang keliru tentang Tuhan. Mempersiapkan Natal di tempat kita masing-masing, mari pikirkan baik-baik acara-acara perayaan yang diadakan, serta lagu-lagu yang diperdengarkan. Apakah Pribadi dan karya Tuhan dinyatakan dengan benar di sana? Apakah melaluinya orang akan dibawa untuk mengakui kebesaran Tuhan, makin mengasihi dan menghormati-Nya?


APA YANG KITA NYATAKAN TENTANG TUHAN
MENGGAMBARKAN APA YANG KITA PIKIRKAN TENTANG DIA.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Yesaya 61:1 **
... Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati". 




       Hanya pemberian kecil dan doa singkat, tetapi itu membuat sepasang mata di depan saya memerah "Baru kali ini ada yang begitu peduli sama saya, " ujarnya lirih. Ia mengaku jarang sekali berdoa. "Mungkin nantilah saya mikir tentang Allah, sekarang saya hanya mau cari uang untuk anak saya." Meski tak terucap gamblang, sikapnya menunjukkan siapa Allah baginya. Pribadi yang jauh di atas sana dan tak cukup peduli dengan orang lemah seperti dirinya.


       Namun, kita tahu bahwa Allah peduli. Yesaya dan nabi-nabi lainnya diutus untuk memberitakan rahmat Allah kepada yang lemah dan miskin. Allah sendiri datang sebagai manusia di dalam Yesus Kristus untuk menyentuh manusia secara fisik. Dia berkeliling untuk menghibur dan memulihkan. Dia ikut merasakan bahkan menanggung penderitaan sampai ke atas salib (bandingkan ayat 1-2 dengan Lukas 4:18-21). Yesus datang untuk mewartakan betapa Allah memperhatikan dan berkehendak membebaskan manusia dari kebutaan fisik dan hati, dari penindasan dan ketidakadilan. Tidakkah para pengikut Yesus juga dipanggil untuk mewartakan kabar baik yang sama?


       Hari ini, enam benua bersehati dalam Hari Doa Sedunia untuk Orang-Orang yang Miskin dan Sengsara (Global Day of Prayer for the Poor and Suffering). Mari ikut menggerakkan keluarga dan komunitas kita untuk berseru kepada Allah bagi jutaan penduduk dunia yang membutuhkan kesembuhan, keadilan, keamanan, air bersih, tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Mohon Allah membangkitkan dan memperlengkapi orang-orang kristiani, termasuk diri kita, untuk mewartakan tahun rahmat Tuhan kepada mereka yang membutuhkan. 



APA YANG AKAN KITA DOAKAN, BERIKAN, DAN LAKUKAN UNTUK MENJADI
SALURAN RAHMAT TUHAN BAGI YANG MISKIN DAN MENDERITA?

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Yohanes 15:14 **
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu."


    
       Bagaimana perasaan Anda jika hari ini telepon berdering dan seseorang di seberang sana mengabarkan bahwa Anda terpilih untuk menghadiri jamuan makan malam di istana presiden? Untuk lebih meyakinkan Anda, ia menyebutkan identitas lengkap Anda berikut nomor-nomor dokumen kewarganegaraan Anda. Begitu telepon ditutup Anda mungkin tidak tahan untuk tidak menceritakannya kepada seisi rumah, bahkan teman-teman dekat Anda.

       Bagaimana perasaan Anda mendengar Yesus berkata, bahwa Dia mengasihi Anda, dan Anda adalah sahabat-Nya? Adakah perasaan bangga, terhormat, sekaligus gentar menyelimuti, karena Tuhan Yang Mahakuasa, menganggap kita begitu berharga? Dia tidak harus melakukannya. Dia bukan Pribadi kesepian yang membutuhkan sahabat. Namun, bukankah seringkali kita menggambarkan Tuhan seperti layaknya seseorang yang memelas meminta persahabatan kita. Seolah-olah karena Tuhan sudah berkorban begitu banyak, kita harus memperhatikan dan membalas budi baik-Nya: "Tuhan sungguh ingin bersahabat dengan kita! Tidakkah kita juga mau bersahabat dengan-Nya?"

       Menjadikan kita sahabat itu sepenuhnya pilihan Yesus, bukan sesuatu yang tergantung kita (Yohanes 15:16). Kita tidak sedang diajak bersimpati dengan-Nya, kita sedang menerima kehormatan yang besar dari-Nya! Dengan tegas Yesus memberitahukan syarat untuk menerima kehormatan itu: taatilah perintah-Nya, perhatikanlah semua firman-Nya (Yohanes 15:14-15). Tidak lagi dengan mental seorang pesuruh yang hanya mengikuti instruksi, tetapi sebagai sahabat yang melakukan sesuatu dengan kasih. Apakah Anda sahabat Yesus?


MENJADI SAHABAT YESUS ADALAH SEBUAH KEHORMATAN, BUKAN AJAKAN BERSIMPATI APALAGI SEBUAH PAKSAAN.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Wahyu 2:4 **
"Meskipun demikian, Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula." 



       Soren Kierkegaard mengarang cerita tentang seorang pria dari negeri Barat yang datang ke Tiongkok dan menjalin cinta dengan seorang wanita di sana. Ketika pulang ke negeri asalnya, ia berjanji kepada sang wanita untuk mempelajari bahasa Mandarin supaya mereka dapat saling menulis surat cinta. Ia memenuhi janjinya dengan belajar bahasa Mandarin sampai ke perguruan tinggi. Bahkan, ia menjadi guru besar bahasa itu. Namun, ia akhirnya lebih mencintai bahasa Mandarin dan profesi barunya sebagai guru besar. Ia tak lagi peduli untuk menulis surat kepada sang kekasih, apalagi kembali ke Tiongkok. Ia melupakan kasihnya yang semula kepada sang kekasih.
     
       Hati kita miris membaca ironi cerita di atas. Namun demikian, ironi ini kerap dilakukan anak-anak Tuhan. Itu pulalah yang terjadi di tengah-tengah jemaat Efesus. Di satu sisi, mereka memiliki aneka prestasi yang mengagumkan. Mereka suka berjerih lelah, tekun melayani, rajin menguji ajaran palsu, dan sabar menderita bagi Tuhan (Wahyu 2:2-3, 6). Akan tetapi, Tuhan tetap mencela dan menegur mereka. Mengapa? Karena, jauh di dalam hati, mereka sudah kehilangan kasih yang semula kepada-Nya (Wahyu 2:4). Aktivitas mereka yang secara lahiriah sangat padat dan sibuk, tidak dibarengi dengan kedalaman kasih mereka kepada Tuhan.

       Apakah kita memiliki kecenderungan seperti jemaat di Efesus? Kita suka melayani. Kita menegakkan ajaran yang benar. Kita mau menderita bagi Tuhan. Akan tetapi, kita sudah melupakan kasih yang semula kepada Tuhan. Camkanlah peringatan Tuhan Yesus ini dan bertobatlah sekarang juga.


INILAH PERMOHONANKU YANG TULUS: LEBIH MENGASIHI ENGKAU, OH KRISTUS!

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Lukas 2:25-26** 
"ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel ... Kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias ... "

    
       Menantikan sesuatu mungkin membosankan bagi banyak orang. Tetapi tidak bagi pemerintah kota London serta sekitar 10.000 atlet dari 204 negara peserta Olimpiade 2012. Sejak empat tahun silam kebanyakan atlet sudah mulai mempersiapkan diri dengan latihan-latihan serta pengaturan pola makan yang ketat. London sendiri melakukan berbagai pembenahan kota sejak masuk nominasi delapan tahun sebelumnya. Mereka menantikan sesuatu yang istimewa dan tak sehari pun mereka lalai memikirkannya.

       Simeon dan Hana menantikan sesuatu yang jauh lebih istimewa: kedatangan Sang Mesias! Kedua orang ini tampaknya telah menanti sangat lama. Simeon sudah uzur dan tinggal menunggu ajal menjemput, sementara Hana sudah berusia 84 tahun (Lukas 2:6, 29, 37). Bagaimana mereka melewati masa penantian yang panjang itu? Hana berpuasa dan berdoa siang dan malam (Lukas 2:37). Simeon tampaknya telah banyak bertekun dalam firman dan doa sehingga ia sangat memahami banyak nubuat tentang Sang Mesias (Lukas 2:25, 28-32).

       Kedatangan Sang Mesias kini kita ingat dan syukuri tiap kali Natal menjelang, disertai pengharapan akan kedatangan-Nya yang kedua kali kelak. Kita menyebutnya Adven, bahasa Latin untuk kata kedatangan, yang dimulai empat minggu sebelum Natal. Apa yang kita lakukan dalam masa penantian ini? Sibuk berbelanja, mencari tambahan penghasilan, atau mengambil waktu lebih banyak untuk merenungkan makna kedatangan-Nya? Mari arahkan hati agar kita peka mendengar apa yang Dia ingin kita lakukan menjelang perayaan Natal tahun ini, juga menjelang kedatangan-Nya yang kedua kali.


NANTIKANLAH KEDATANGAN TUHAN DENGAN HATI YANG PENUH HARAP AKAN DIA.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Bacaan: Kolose 3:15-17

        Pernahkah kita memperhatikan bahwa beberapa ayat Alkitab tampak lebih mudah dihafalkan daripada dipraktekkan? Salah satu ayat yang langsung teringat adalah “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (I Tesalonika 5:18). Kata “segala hal” san
gat menantang sebab ada beberapa situasi tertentu dimana kita tidak merasa bersyukur. Ada masalah-masalah yang kita hadapi yang berdampak secara negatif kepada setiap aspek kehidupan kita, mencuri sukacita dan memalingkan fokus kita dari sang Juruselamat.


        Selama bertahun-tahun, ada saat-saat dimana saya naik ke mimbar selagi ibadah gereja dimulai dan hati saya berada di tempat lain. Saya telah siap secara mental dan rohani untuk berkhotbah – namun secara emosional, saya bergumul dengan hal-hal lain yang menghancurkan hati saya.
        Pada saat-saat itulah saya mengalami sesuatu yang luar biasa. Selagi orkestra mulai bermain dan jemaat mulai bernyanyi, hati saya akan meresponi kata-kata dalam lagu-lagu hymne itu. Mazmur 22:4 mengatakan kepada kita bahwa Tuhan bersemayam di atas puji-pujian kita, karenanya adalah hal yang baik bagi kita untuk bersyukur kepada-Nya ’dalam segala hal” – bahkan pada saat situasi yang paling berat sekalipun. Sikap bersyukur mengubah fokus saya dari kesukaran yang saya hadapi kepada karakter, pemeliharaan dan kasih Tuhan yang luar biasa. Tiba-tiba kesukaran saya nampak tidak lagi membebani.
        Alkitab mendorong kita untuk selalu menyuarakan ucapan syukur kita kepada Tuhan, apapun yang kita hadapi. Mengapa? Sebab ketika kita berfokus pada Tuhan dan bukan pada masalah, kita menyadari, Ia telah memberikan kemenangan kepada kita.

Tuhan Yesus selalu mengasihi, memberkati, memelihara dan menyertai kita semua. Amin

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Adalah seorang Bapak yang berprofesi sebagai pengusaha. Setiap hari Bapak ini harus menyeberang sungai dengan sebuah kapal kecil untuk menuju ke kantornya. Sebelum pergi, biasanya ia mampir di sebuah kedai yang letaknya tidak jauh dari pelabuhan itu untuk minum kopi. Di sekitar kedai itu ada beberapa anak kecil yang menawarkan jasa semir sepatu kepada pria-pria yang sedang duduk menikmati hangatnya kopi pagi.

Bapak inipun memanggil seorang anak kecil untuk menyemir sepatunya. "Nak, mari datang kemari. Tolong semirkan sepatu Bapak ya?" Anak kecil itupun datang menghampiri Bapak ini dan dengan penuh semangat mulai menyemir sepatunya. Dari mata anak itu terpancar betapa senangnya ia melakukan pekerjaan itu untuk Bapak ini. Setelah selesai, sejumlah uangpun diberikan kepadanya, dan anak itu mengucapkan terima kasih.

Keesokan harinya, ketika Bapak ini baru saja turun dari kapal kecil yang ditumpanginya, dari kejauhan anak itu segera berlari mendapatkan Bapak ini. Dengan senang hati ia membantu membawa tas Bapak ini sampai ke kedai kopi. Sementara Bapak ini menikmati hangatnya kopi pagi, anak kecil itu menyemir sepatunya sampai mengkilap. Seperti biasanya, setelah anak itu selesai menyemir sepatu, Bapak ini kemudian memberikan sejumlah uang kepadanya.

Kejadian ini terus saja berulang sampai suatu pagi terjadi suatu hal yang tidak seperti biasanya. Pagi itu, ketika anak kecil ini melihat sang Bapak turun dari kapal, dengan sekuat tenaganya ia berlari mendapatkannya dan membawa tasnya sampai ke kedai kopi. Ia membuka sepatu Bapak ini dengan tangannya sendiri dan kemudian menyemir sepatunya sampai mengkilap. Dari sorot matanya yang polos, ia melakukannya dengan penuh antusias. Setelah selesai, Bapak ini kemudian mengeluarkan sejumlah uang dari kantongnya untuk memberikannya kepada anak itu. Tapi reaksinya sungguh berbeda. Anak itu menolak pemberian Bapak ini.

Bapak ini kaget. ‘Apa yang terjadi? Apa ia tidak membutuhkan uang?', tanya Bapak itu dalam hatinya. Kemudian dengan lembut Bapak ini bertanya sambil menatap wajah anak itu, "Nak, kenapa kamu tidak mau mengambil uang ini? Apakah kamu tidak membutuhkannya?­" Dengan mata berkaca-kaca anak kecil tersebut menjawab, "Pak, saya ini anak yatim piatu. Saya hidup di jalanan. Kedua orang tua saya sudah lama meninggal. Saya belum pernah merasakan bagaimana kasih sayang orang tua. Tetapi ketika kita pertama berjumpa dan Bapak memanggil saya dengan sebutan, ‘Nak, mari datang kemari', sewaktu Bapak memanggil saya ‘Nak', saya merasa seperti anak Bapak. Saya merasa memiliki ayah lagi. Oleh sebab itu saya tidak mau lagi mengambil uang yang Bapak berikan kepada saya. Mulai sekarang, tidak ada satupun yang tidak ingin saya buat bagi Bapak. Semuanya saya mau lakukan untuk menyenangkan hati Bapak."

Kemudian sambil menangis, sambil memegang bahu anak itu dan memandang wajahnya, Bapak itu bertanya, "Nak, maukah mulai saat ini juga kamu tinggal bersama saya dan menjadi anak saya?" Sambil memeluk erat Bapak itu anak ini menjawab, "Ya, Pak. Saya mau!"

Bukankah demikian dengan kita? Ketika kita sebagai anak yang terhilang, Tuhan datang sebagai Bapa yang baik menghampiri dan memanggil kita, "Nak, mari datang kemari!" Saat suara itu memanggil, kita merasakan kembali kasih Bapa. Ketika kita merasakan kasihNya yang besar, kasih tanpa batas dan tanpa syarat itu, kasih Bapa itu pula yang dapat membuat kita berkata seperti anak kecil itu, "Mulai sekarang, tidak ada satupun yang tidak ingin saya buat bagi Bapak. Semuanya saya mau lakukan untuk menyenangkan hati Bapak."

TUHAN YESUS Memberkati kita semua :)


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
       Dalam sebuah pertemuan hamba-hamba Tuhan, seorang pembicara berkata, bahwa kecuali Yudas Iskariot, maka semua rasul Yesus di gereja awal meninggal sebagai martir.
Ada yang mati dibunuh dengan pedang, ada yang diseret kuda sampai mati, ada yang dilempar dari bubungan bait Allah hingga tewas, ada yang mati dicambuk, mati ditombak, mati disalib dengan kepala di bawah (Rs Petrus).

 

       Namun ada juga yang sudah disiksa tetapi gak mati-mati juga, bahkan sudah digoreng, yaitu rasul Yohanes. Maka beliau dibuang di pulau Patmos dengan harapan mati merana, tetapi Tuhan punya rencana lain, bahkan di pulau terpencil ini Yohanes menerima wahyu Yesus Kristus yang terkenal itu.
Kisah selengkapnya untuk kematian para rasul Yesus dan cuplikan kisahnya saya sertakan di akhir artikel ini.
Yang menarik dari kematian para Martyr itu adalah, bahwa mereka menjalani segala hukuman itu dengan GAGAH BERANI ! Rupa-rupanya rasa sakit dari sebab aniaya bukan sesuatu yang menghantui mereka.
Jika Anda membaca kisah selengkapnya, Anda akan menemukan bagaimana para Martyr itu terus saja “mengoceh” memberitakan injil. Mereka terus saja membuka mulutnya ngomong injil, sampai tidak bisa ngomong lagi, lantaran sudah putus nyawanya. Ruarrr biasa.

Filipi 1:29
Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,
Saya begitu yakin bahwa mereka bukan sekedar pura-pura berani padahal takut setengah mati menghadapi maut, namun mereka sungguh-sungguh berani.

2 Timotius 1:6,7
Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

Ternyata kuncinya adalah keberadaan Roh Kudus yang memberikan juga karunia untuk menderita bagi Kristus.
Setiap orang kristen dapat menguji dirinya sendiri, seandainya saat ini Anda atau saya tiba-tiba didatangi seseorang yang memaksa Anda atau saya meninggalkan kekristenan atau mati dibunuh, apakah keputusan kita?

       Jawaban yang jujur akan mengindikasikan keadaan rohani kita: Roh Kuduskah yang memenuhi kita (tidak takut mati demi iman kepada Yesus) ataukah roh ngacir ?
Karena Roh Kudus adalah roh yang memampukan seseorang untuk taat Fitman Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.

       Sejarah meninggalnya 13 rasul Tuhan Yesus Kristus ( Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Petrus, Yakobus saudara tiri Tuhan Yesus, Yakobus anak Zebedeus, Bartolomeus, Andreas, Thomas, Yudas saudara Tuhan Yesus, Matias pengganti Yudas Iskariot, Paulus) merupakan bagian dari sejarah gereja yang perlu diketahui orang Kristen, supaya lewat hal tersebut kita semua beroleh kekuatan dan penghiburan untuk menghadapi setiap kesulitan hidup ini.

       Salah satu sumber yang turut memberikan informasi tentang sejarah meninggalnya para rasul dari Tuhan Yesus adalah Eusebius. Ia menulis buku tentang sejarah meninggalnya para rasul di tahun 325 yang berjudul: “Rasul dan murid dari Juruselamat telah menyebarkan dan mengkotbahkan Injil ke seluruh dunia” . Tulisan ini telah ditelusuri dan diselidiki ulang untuk membuktikan akan kebenaran dari tulisan tersebut oleh penulis sejarah gereja ternama, yaitu: Mr. Schumacher.


Berikut ini sejarah meninggalnya para rasul Tuhan Yesus Kristus :

1. Rasul penulis Injil Matius, seorang kelahiran Nazareth, kampung halaman Tuhan. Ia menulis Injilnya dalam bahasa Ibrani kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani oleh Yakobus saudara Tuhan. Wilayah kerjanya memberitakan Injil adalah Partia dan Ethiopia, disana ia menjadi martir disiksa dan dibunuh dengan pedang di Ethiopia, ada pula yang mengatakan ia ditombak di kota Nadabah pada tahun 60 M.




2. Markus meninggal dunia di Alexandria (Mesir), setelah badannya diseret hidup-hidup dengan kuda melalui jalan-jalan yang penuh batu sampai ia menemukan ajalnya.

3. Lukas mati digantung di Yunani, setelah ia berkhotbah di sana kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan.

4. Yohanes direbus atau lebih tepatnya digoreng di dalam bak minyak mendidih di Roma, tetapi karena Tuhan masih menyelamatkannya maka keajaiban terjadi sehingga walaupun ia telah digoreng hidup-hidup ia bisa hidup terus. Tetapi akhirnya ia dibuang dan diasingkan ke pulau Patmos untuk kerja paksa di tambang batubara disana. Pada saat ia berada di sana, ia mendapatkan ilham sehingga ia bisa menulis injil. Kemudian ia dibebaskan dan akhirnya kembali dan menjadi Uskup di Edessa (Turki). Ia adalah satu-satunya murid Yesus yang bisa mencapai usia lanjut dan bisa meninggal dunia dengan tenang.




5. Petrus telah disalib dengan kepala di bawah. Kayu salib untuk Petrus dipasangnya berbeda, ialah secara huruf X, karena itulah permohonan yang ia ajukan sebelum ia disalib,dimana ia memohon untuk disalib dengan cara demikian. Ia merasa tidak layak untuk mati dan disalib seperti  Yesus.





6. Yakobus anak Alfeus, saudara Yesus dan penulis surat Yakobus.
Waktu dan cara kematiannya, yang tepat, tidak diketahui dengan pasti meskipun dipercaya itu terjadi pada tahun 66 M. Menurut Flavius Josephus, ahli sejarah Yahudi, imam besar Ananus memerintahkan agar Yakobus dihukum mati dengan dirajam batu. Namun Hegesippus, penulis Kristen awal, mengutip ahli sejarah abad ke-3 Eusebius, berkata bahwa Yakobus dilemparkan dari menara Bait Allah. Versi tentang kematiannya lebih lanjut menyatakan bahwa ia tidak mati setelah dijatuhkan, jadi kepalanya dipukul dengan pentung yang lebih padat, yang mungkin adalah pentung yang digunakan untuk memukul pakaian, atau pukul besi yang digunakan oleh tukang besi. Orang-orang Yahudi yang membunuhnya sangat mengagumi sifat perilakunya dan menjulukinya "Yakobus si orang benar".




7. Yakobus anak Zebedeus adalah seorang nelayan dan ia adalah murid pertama yang dipanggil untuk ikut  Yesus, ia dipenggal kepalanya di Yerusalem. Pada saat-saat ia disiksapun, ia tidak pernah menyangkal  Yesus, bahkan ia berusaha untuk berkhotbah terus, bukan hanya kepada para tawanan lainnya saja, bahkan kepada orang yang menghukum dan menyiksa dia dengan kejamnya. Sehingga akhirnya orang Romawi yang menjadi penjaga dan penyiksa dia, bisa turut bertobat. Penjaga Romawi itu mendampingi Yakobus pada saat ia dihukum penggal, bukannya sekedar hanya untuk turut menyaksikannya saja, melainkan juga untuk turut dihukum dan dipenggal bersama dengan Yakobus. Pada saat ia mau menjalani hukuman mati, ia berlutut bersama di samping Yakobus, sambil berdoa, itu adalah doanya yang terakhir, sebelum ia mati dipenggal bersama Yakobus sebagai pengikutnya.




8. Bartolomeus yang lebih dikenal sebagai natanael ia menjadi misionaris di Asia, antara lain ia memberikan kesaksian di Turki. Ia meninggal dunia di Armenia setelah ia mendapat hukuman pukulan cambuk yang sedemikian kejamnya sehingga semua kulitnya menjadi hancur terlepas kebeset.




9. Andreas juga disalib seperti Petrus dengan cara X di Yunani. Sebelum ia meninggal, ia disiksa dengan hukum cambuk oleh tujuh tentara dan diikat di salib. Dengan cara demikian mereka bisa memperpanjang masa sakit dan masa siksaannya. Seorang pengikut Andreas yang turut menyaksikan hukuman Andreas menceritakan perkataan yang telah diucapkan oleh Andreas sebelum ia meninggal dunia: “Ternyata keinginan dan cita-cita saya bisa terkabul dimana saya bisa turut merasakan “happy hours” dengan disiksa dan disalib seperti Yesus.” Bahkan pada saat ia disiksa pun tiada henti-hentinya ia berkhotbah terus, ia berkotbah terus dua hari sebelum ajalnya tiba.Berkotbah sambil dihukum cambuk.”






10. Rasul Tomas yang disebut Didimus, murid Tuhan yang sangat terkenal karena ingin mencucukkan jarinya ke bekas paku di telapak tangan Tuhan, untuk memuaskan keingintahuannya. Ia  memberitakan Injil ke Persia, Parthia, dan India. Di Calamina, India, ia disiksa oleh orang kafir yang marah, tubuhnya ditusuk tombak dan dilemparkan ke dalam nyala api oven. *Selain dimasukin ke tungku api, perutnya dihancurkan juga.*




11. Yudas anak Yakobus
disebut juga Tadeus, sokoguru di Yerusalem. Yudas disalibkan di Edesa,  kota kuno Mesopotamia, tahun 72 M, karena ia tidak bersedia untuk mengingkari Yesus.





12. Matias, Rasul pengganti Yudas Iskariot.
Hampir tidak ada sesuatu yang diketahui tentangnya. Tetapi dikatakan bahwa ia dirajam batu di Yerusalem dan kemudian dipancung, karena ia tidak bersedia untuk mengingkari Yesus.

 


13. Simon orang Zelot
Ia memberitakan Injil di Mauritania di Afrika dan Inggris. Di Inggris ia disalibkan pada tahun 74 M karena ia tidak bersedia untuk mengingkari imannya pada Yesus.




14. Filipus
kelahiran Betsaida di Galilea telah bekerja dengan giat mengabarkan Injil di Asia. Ia dilarang memberitakan Injil kemudian dijebloskan ke dalam penjara lalu dihukum mati tepat setelah 10 tahun kematian Rasul Yakobus, pada tahun 54 M. Rasul Filipus dikatakan telah dihukum cambuk dan dilemparkan ke dalam penjara serta kemudian disalibkan di Hierapolis di Phrygia.




Rasul Paulus disiksa dengan sangat kejam dan akhirnya dipenggal kepalanya oleh Kaiser Nero di Roma pada tahun 67. Rasul Paulus adalah rasul yang paling lama mengalami masa siksaan dipenjara. Kebanyakan surat-surat dari Rasul Paulus dibuat dan dikirim dari pernjara. 14. Disamping kisah para rasul yang ditulis oleh ahli sejarah Eusebius, ia juga menceritakan tentang seorang penginjil yang matanya dibakar sampai buta dengan catatan bahwa kalau ia buta, maka ia tidak akan bisa membaca Alkitab lagi dengan mana ia tidak akan bisa mengabarkan Injil lagi. Tetapi kenyataannya ia tetap mengambarkan Injil berdasarkan ayat-ayat yang telah dipelajari dan diingat sebelumnya.

(Dikumpulkan dari Berbagai Sumber)

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Mazmur 139:23 ** 
“Selidikilah aku ya Allah dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku. Lihatlah apakah jalanku serong dan tuntunlah aku di jalan yang kekal.”



       Gunung es adalah suatu bongkahan besar es air tawar yang telah terpecah dari akumulasi endapan salju yang membatu selama rentang waktu yang lama dan mengambang di perairan terbuka. Sekitar 80-90% volume gunung es berada di bawah permukaan air laut, besar dan bentuknya sulit diperkirakan hanya berdasarkan apa yang tampak di permukaan.

        Hati dan pikiran manusia juga disadari Daud bagaikan gunung es. Kompleks. Sulit ditebak hanya berdasarkan apa yang tampak di luar. Ia pun meminta Tuhan menyelidiki hatinya. Daud mengenal Tuhan sebagai Pribadi yang Mahahadir (omnipresence), Mahatahu (omniscience) dan Mahakuasa (omnipotence). Tuhan hadir ketika ia melakukan segala sesuatu (Mazmur 139:1-4), sejak terbit fajar hingga tengah malam (Mazmur 139:9-10), sejak ia dibentuk dalam kandungan (ayat 14-16), hingga nanti ia turun ke dalam dunia orang mati (Mazmur 139:7-8). Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Pemahaman akan kemahatahuan Tuhan bukan merupakan ancaman bagi Daud, malahan menjadi penolong bagi dirinya yang penuh ketidaktahuan dan keterbatasan. Kemahahadiran dan kemahatahuan Tuhan juga menjadi jaminan bahwa Dia berkuasa menyelidiki hati, menguji pikiran, serta memperbaiki apa yang keliru di dalamnya.

       Seringkali kita tampak “baik-baik saja” di luar, namun, jikalau kita mau jujur dan mengizinkan Tuhan menyelidiki diri kita, ada banyak hal yang mesti kita tinggalkan, perbaiki, dan mohonkan pengampunan. Dalam kesadaran akan ketidakberdayaan kita menghadapi “fenomena gunung es” di dalam diri, maukah kita dengan rendah hati berseru: ”Allah Yang Maha Tahu, selidikilah diriku, dan tuntunlah aku di jalan-Mu”?


KATA HATI BISA SAJA MENIPU.
MINTALAH DIUJI OLEH ALLAH YANG MAHATAHU

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO



** Firman Tuhan: Amsal 16:32** 
"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."


        Saya berusaha mengendalikan diri. Tetapi, orang itu mulai lagi. Kata-katanya seperti pisau, memutuskan benang-benang yang baru saja mengatupkan luka hati saya. Perih. Saya tidak tahan. Perkataan saya meledak seperti granat tangan. Melukai yang mendengar dan saya sendiri. Sisa hari itu saya gelisah. Saya tahu Roh Tuhan di dalam saya ingin membuahkan pengendalian diri, tetapi saya menolak mendengarkan-Nya. Ini sudah kesekian kalinya, Tuhan. Orang itu harus tahu sakit hati saya. Kalau tidak bagaimana ia bisa berubah? Saya membela diri seperti seorang pahlawan kebajikan. Lalu saya terdiam. Sekarang saya telah menyakitinya, apa bedanya saya dengan dia?

        Mungkin Anda pernah mengalami pergulatan batin semacam itu dan mengalami sulitnya mengendalikan diri. Benarlah kata penulis kitab Amsal, merebut kota itu lebih mudah daripada menguasai diri (Amsal 16:32). Merebut kota mungkin hanya perlu waktu satu atau beberapa hari. Tetapi, pengendalian diri membutuhkan perjuangan setiap hari, tak berhenti sepanjang usia kita. Kadang kita berhasil, namun seringkali kita gagal. Kita harus terus menerus “melatih” diri kita (1 Korintus 9:27) untuk lebih mendengarkan tanggapan Roh Kudus daripada diri sendiri agar bisa memberikan respons yang tepat.

Apakah kita sedang mengendalikan atau justru dikendalikan oleh kebencian, kepahitan, sikap mengasihani diri, pikiran kotor, kekecewaan, kesombongan, ketamakan, dan berbagai sifat manusiawi kita? Jangan biarkan semua itu bertakhta di hati dan menjadi berhala diri. Mari mohon Roh Kudus menolong kita bertumbuh dan menghasilkan buah-buah pengendalian diri.


 
ROH KUDUS MENOLONG KITA MENGENDALIKAN DIRI
KETIKA KITA MENDENGARKAN-NYA SETIAP HARI
.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

** Firman Tuhan:  KeLuaran 20:12 **
"Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah  yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu"  
 

**8 Hal Yang Perlu Diketahui: 
1. Anak terkadang berfikir orang tuanya pilih kasih terhadap saudaranya
2. Anak terkadang merasa terkekang oleh orang tuanya
3. Anak terkadang merasa lebih pintar dan membantah nasihat orang tuanya
4. Anak terkadang merasa bahwa dirinya tidak di sayang
5. Anak terkadang memperhitungkan segala sesuatu yang telah ia lakukan untuk orang tuanya
6. Anak terkadang membingungkan harta warisan
7. Anak terkadang menganggap remeh sesuatu pekerjaan yang telah diberikan
8. Anak terkadang membentak orang tuanya saat berbicar. 

 
**8 Fakta yang tidak diketahui oleh anak:
1. Anak sering tidak mengerti jika dibalik sepengetahuannya orang tuanya selalu memuji anak di depan saudaranya
2. Anak sering tidak mengerti bahwa semua yang di lakukan orang tuanya hanya untuk kebaikan masa depan anak
3. Anak sering tidak mengerti bahwa orang tuanya telah menjalani kehidupan yang lebih keras dibanding anak
4. Anak sering tidak mengerti bahwa di setiap doa dan harapan orang tua nama anak selalu di ingat dan disebut 
5.Orang tua jarang sekali memberitahukan mengenai pengorbanannya selama melahirkan anda
6. Orang tua telah mempersiapkan warisan terbaik (tdk selalu harta) untuk anaknya, hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menyerahkan
7. Orang tua tidak rela melihat anaknya hidup bersusah - susah di tempat orang lain.
8. Anak tidak mengerti setiap kali ia membentak, hati orang tua akan bergetar dan menyebabkan umurnya lebih pendek.
 

Mari kita renungkan kata-kata diatas untuk pembelajaran kita sebagai anak. Sayangi dan kasihi orang tua kita selama masih hidup. Karena tidak ada gunanya air mata diatas pusara saat sudah mereka sudah pergi meninggal untuk selamanya.
 
 
God bLess us :)

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


Firman Tuhan: 2 Samuel 19:32
" Barzilai itu sudah sangat tua, delapan puluh tahun umurnya..."



       Umumnya masa menjadi tua adalah masa yang sangat ditakuti oleh banyak orang. Mengapa? Karena masa itu dilihat sebagai masa di mana kita kehilangan “guna” bagi siapa saja dan untuk siapa saja. Bayangan tentang daya ingat bahkan kekuatan yang hilang, tidak dibutuhkan, diabaikan, kesepian serta banyak hal lainnya, seringkali membuat orang memandang masa tua sebagai “masa suram”. Ketika masa itu tiba kita hanya akan menjadi orang yang pasif.

       Akan tetapi, bayangan tersebut sama sekali tidak terbukti pada “pak tua” Barzilai. Memang fungsi-fungsi fisiknya melemah (2 Samuel 17:35), namun ia justru sangat “aktif dan berguna” di usianya yang ke-80 tahun. Ia memberi teladan kesetiaan dan kemurahan dengan berinisiatif menyediakan kebutuhan raja pilihan Tuhan, beserta segenap rakyat yang mengikutinya dalam pengungsian (2 Samuel 17:27-29). Tercatat sebagai orang yang sangat kaya, tampaknya Barzilai adalah seorang pekerja yang luar biasa (2 Samuel 17:32). Sampai-sampai, ketika situasi negeri membaik, raja Daud berniat mengajaknya ikut ke istana (2 Samuel 17:33). Tawaran bagi seorang terpandang seperti Barzilai tentu bukan tawaran yang sembarangan. Namun, lagi-lagi Barzilai menunjukkan sikap teladan, memberi kesempatan bagi generasi yang lebih muda untuk berkarya di samping raja (2 Samuel 17:37).

      Tanggal 1 Oktober ini, seluruh dunia memperingati hari lanjut usia. Jika Tuhan masih menempatkan mereka ada di tengah kita, tidakkah ada yang Dia ingin kita pelajari dari mereka? Jika Anda adalah pembaca yang sudah berumur lanjut, kiranya Tuhan memampukan Anda seperti Barzilai, memakai kekayaan usianya untuk memberi kontribusi yang berarti bagi zaman ini.


MAKIN TUA MAKIN JADI,
MAKIN PANJANG USIA MAKIN BESAR KESEMPATAN HIDUP BERARTI.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuahn: 2 Petrus 1:21 ** 
" ... sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah."


        Mungkin seperti saya, Anda pernah berharap bisa mendengar Tuhan menyatakan diri secara supernatural. Bukankah Tuhan telah berbicara secara langsung kepada Abraham, Musa, dan Paulus; mengutus malaikat untuk memberitahukan rencana-Nya pada Gideon dan Maria; memberi penglihatan khusus kepada Yakub serta Petrus? Namun, kenyataannya, Dia tidak menyatakan diri dengan cara demikian pada setiap orang. Lalu, bagaimana kita bisa menyelami pikiran Tuhan dan hidup sesuai kehendak-Nya? Nasihat yang tentu sering kita dengar: bacalah Alkitab! Benarkah Alkitab dapat mewakili pikiran-pikiran Tuhan?

        Rasul Petrus tampaknya menghadapi pertanyaan serupa sehingga ia menegaskan bahwa Alkitab tidak dihasilkan oleh manusia (2 Petrus 1:21). Alkitab dapat dipercaya karena ditulis oleh ilham Roh Kudus (2 Petrus 1:19, 21). Atas dorongan Roh Kudus juga, para rasul termasuk dirinya, menyampaikan apa yang dinyatakan oleh Kristus sendiri, yang ternyata sesuai dengan nubuat para nabi (2 Petrus 1:16-19, 21). Ada hal-hal yang belum dinyatakan Tuhan Yesus semasa di dunia karena ketidaksiapan para murid, namun Roh Kudus akan memberitahukan hal-hal itu kepada mereka pada saat yang tepat (Yohanes 16:12-15).

        Tanpa membatasi Tuhan yang dapat menyatakan diri dengan segala macam cara, satu hal yang pasti, Dia telah menyatakan Pribadi dan karya-Nya dalam Alkitab. Roh Kudus sendiri yang menuntun penulisan Alkitab dalam sejarah yang panjang dan memeliharanya hingga sekarang. Jika kita memang rindu menyelami pikiran-pikiran Tuhan, mengapa kita tidak bertekun mempelajari karya tulis Roh Kudus ini? 


KARENA DITULIS OLEH ROH KEBENARAN,
KITA DAPAT MEMERCAYAI ALKITAB SEBAGAI FIRMAN TUHAN.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
 

** Firman Tuhan: 1 Korintus 12:23 ** 
"Kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus, dan terhadap anggota-anggota kita yang kurang layak diperlihatkan, kita berikan perhatian khusus" 

 
        Apa yang dapat dilakukan oleh seorang penderita gangguan jiwa? Mungkin banyak yang mengabaikan mereka, karena dianggap tidak berguna. Namun tahukah Anda bahwa William Cowper, pencipta lagu himne terkenal, There Is A Fountain Filled With Blood (Kidung Jemaat No. 35: Tercurah Darah Tuhanku), adalah seorang yang pernah menderita depresi berat? Berkali-kali ia mencoba bunuh diri hingga ia pernah dirawat di rumah sakit jiwa. Di sanalah ia membaca Alkitab dan bertobat. Semasa hidup, Cowper menulis 68 syair lagu rohani, banyak di antaranya masih dinyanyikan gereja hingga hari ini. Salah satu yang memengaruhi pertumbuhannya adalah kasih John Newton, gembala di gerejanya, yang terus memberi dorongan, dan mengajaknya melayani Tuhan.

        Apa yang dilakukan Newton merupakan contoh konkret sikap saling menolong dalam tubuh Kristus, seperti yang diilustrasikan Paulus. Tiap anggota tubuh telah ditentukan Allah memiliki fungsi dan tempatnya masing-masing (1 Korintus 12:18). Tak ada yang dapat berdiri sendiri. Bagian yang tampak paling lemah bahkan punya peran yang sangat penting (1 Korintus 12:22). Yang tampak tidak elok, justru harus lebih diperhatikan, bukan diabaikan, apalagi disingkirkan. Dengan saling memperhatikan, masalah dalam tubuh dapat dihindari, karena tiap anggota dapat memenuhi fungsinya dengan baik (1 Korintus 12:25).

         Memberi perhatian, mengasihi dan menghormati mereka yang tampaknya lemah; yang kurang terampil dan tidak pandai, merupakan kehendak Kristus bagi anggota-anggota tubuh-Nya. Alangkah indah dan eratnya persekutuan umat percaya jika setiap kita melakukannya. Kita bisa memulainya hari ini.


PERSAUDARAAN DI DALAM KRISTUS AKAN MAKIN TANGGUH
JIKA KITA SEDIA MENOLONG SAUDARA YANG LEMAH DAN RAPUH.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Efesus 4:29 ** 
"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh anugerah."


       “Saya hanya ingin kamu tahu saya benar-benar mencintaimu. Saya ingin kamu berbuat baik, berbahagialah ....” Itulah potongan pesan terakhir yang sempat ditinggalkan Brian Sweeney di mesin penjawab telepon isterinya, sebelum pesawat yang ia tumpangi ditabrakkan pembajak ke gedung WTC, 9 September 2001. Pesan yang singkat, mengharukan, sekaligus menghangatkan hati yang mendengarnya.

       Perkataan yang baik, yang menguatkan, yang membangun orang lain, adalah salah satu hal yang didorong Rasul Paulus untuk dilakukan semua orang percaya, bukan saja menjelang akhir hidup, melainkan sejak menerima hidup baru di dalam Kristus (Efesus 4:20-24). Hidup baru perlu diwujudkan dalam kehidupan nyata setiap hari, termasuk melalui setiap perkataan yang keluar dari mulut kita. Yang dimaksud perkataan baik tidak berarti kata-kata yang romantis belaka, tetapi apa yang meneguhkan, menguatkan, ramah, penuh kasih dan pengampunan (Efesus 4:29,32). Berbanding terbalik dengan kata-kata kotor yang merusak (Efesus 4:31).

       Mana yang lebih banyak keluar dari mulut kita setiap hari? Perkataan yang baik atau justru yang merusak? Ucapan yang membawa orang mengagumi Tuhan, atau malah yang membuat mereka kehilangan rasa hormat dan kasih pada-Nya? Sobat, jangan tunggu detik-detik terakhir untuk mengucapkan tutur kata yang baik. Kita tidak tahu kapan saat itu tiba.

        Hidupilah setiap hari seolah-olah itu adalah hari terakhir kita. Mohon Roh Kudus memberi hikmat agar setiap orang yang mendengar perkataan kita dapat beroleh kasih karunia Tuhan. 


PERKATAAN KITA BISA MEMBANGUN ATAU MENGHANCURKAN
MAKA, BERHATI-HATILAH DALAM SETIAP UCAPAN

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Hagai 1:2 ** 
“Beginilah firman Tuhan semesta alam: Bangsa ini berkata: sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah Tuhan!”.


       Waktu anak-anak saya masih ABG (Anak Baru Gede), saya sempat jengkel dengan beberapa sikap mereka. Demi mencari identitas dan jati diri, meski usia belum cukup, mereka kerap nekat nonton film 17 tahun ke atas atau naik motor sendiri. Mereka merasa sudah cukup dewasa. Namun, saat diminta melakukan tanggung jawab tertentu, mereka kerap berdalih, “Kami belum dewasa. Belum waktunya untuk itu!” Dewasa bagi mereka identik dengan memprioritaskan hal-hal yang menjadi hasrat dan keinginan diri mereka sendiri.

       Bangsa Israel pernah membuat dalih serupa. Setelah kembali dari tanah pembuangan, mereka diberi tanggung jawab mendirikan rumah Tuhan. Namun, mereka tak melakukannya. Mereka merasa belum waktunya membangun kembali kehidupan sebagai umat Tuhan jika kehidupan mereka sendiri belum mapan. Mereka memilih tinggal dulu di rumah masing-masing (Hagai 1:4). Prioritas yang terbalik ini menghasilkan kehidupan yang tak semestinya (Hagai 1:6). Tuhan mau mereka memperhatikan keadaan ini dan kembali kepada prioritas yang benar, agar kemuliaan Tuhan dinyatakan melalui mereka (Hagai 1:8).

       Sebagai umat Tuhan, apakah prioritas hidup kita juga kerap terbalik? Apakah hari-hari kita hanya dipicu dan dipacu untuk mengejar kemapanan dan identitas dambaan sendiri? Dan, seperti pundi-pundi yang berlubang, kita tak juga merasa puas atau penuh? Tuhan mau kita pun memperhatikan keadaan ini. Dia mau kita memiliki prioritas untuk membangun “rumah persekutuan dengan Tuhan”, dan menemukan identitas kita di dalam hal-hal yang berkenan dan menyatakan kemuliaan-Nya.


TEMUKAN IDENTITAS SEJATI DI DALAM TUHAN
DENGAN MENGUTAMAKAN HAL-HAL YANG TUHAN PERKENAN

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


**Firman Tuhan: 1 Samuel 26:23 ** 
"Tuhan akan membalas kebenaran dan kesetiaan setiap orang, sebab Tuhan menyerahkan engkau pada hari ini ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah orang yang diurapi Tuhan."


       Kata orang, kesempatan yang sama tidak pernah datang dua kali! Sebab itu, hanya orang bodoh yang membiarkan kesempatan berlalu! Mungkin itulah pikiran Abisai ketika melihat Daud tidak menggunakan kesempatan yang terbuka di hadapannya untuk membunuh Saul. Bukankah jika Saul wafat, jalan bagi Daud untuk menjadi raja akan terbuka lebar? Dan Abisai tentu saja akan menjadi orang penting karena membantu raja dalam hal itu.

       Namun, cara berpikir Daud berbeda dari Abisai dan kebanyakan orang yang cenderung memikirkan kepentingan sendiri. Daud lebih mementingkan untuk menghormati Tuhan dalam tindakannya, meski itu berarti melewatkan kesempatan yang ada di depan mata. Saul memang telah membuat hidupnya susah, tetapi ia telah diurapi Tuhan sebagai raja. Hanya Tuhan yang berhak mengangkat atau menurunkannya. Daud pun memilih untuk menantikan waktu dan cara Tuhan. Ia yakin, akan tiba saatnya, Saul menerima hukuman atas kejahatannya, sesuai dengan keadilan Tuhan. Atas hikmat Tuhan, tindakan dan perkataan Daud membuat Saul mengakui di depan tentaranya bahwa ia telah berlaku bodoh dan sesat.

       Cara Tuhan melampaui pikiran manusia. Itulah kali terakhir Saul mengejar-ngejar Daud. Tuhan tidak tinggal diam melihat anak-anak-Nya ditindas oleh kelaliman orang-orang yang tidak takut Tuhan. Dia punya cara yang lebih baik untuk menolong kita. Pertanyaannya, apakah kita mau percaya dan taat mengikuti cara dan waktu Tuhan? Datanglah pada Tuhan, mohon hikmat-Nya, agar kita tidak terjerat dalam hikmat manusia. Selamat taat!


TUHAN PUNYAI CARA DAN WAKTU SENDIRI UNTUK MENOLONG KITA BERSABARLAH!

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

       Saat libur sekolah tiba, kakak saya memberi tugas kepada anaknya yang masih kelas 2 SD untuk membantunya menerima telepon. Saat telepon berdering dan kakak sibuk menjawab telepon lain, keponakan saya mengangkatnya dan berkata: ”te to te tooott … telepon yang Anda tuju sedang sibuk, silakan coba beberapa saat lagi.”
     
       Meski geli, tingkahnya membuat saya jadi merenungkan dan mensyukuri, Tuhan yang kita sembah bukanlah Tuhan yang terlalu sibuk mendengar doa. Justru padatnya jadwal sering membuat kita merasa tak ada waktu sekadar berkomunikasi dengan-Nya. Ayat pilihan hari ini mengingatkan kita, bahwa di tengah pelayanan yang padat (Markus 1:1-34), Yesus menggunakan kesempatan untuk berdoa sebelum memulai pekerjaaan-Nya (ayat 35). Mengapa Yesus harus berdoa? Melalui doa, Yesus menyatakan dua hal. Pertama, relasi-Nya dengan Allah sangat intim. Sepenat apa pun, kebersamaan dengan sang Bapa tidak hendak Dia lewatkan. Kedua, Yesus menyatakan relasi-Nya dengan Bapa adalah hal yang mendasari semua pelayanan-Nya di bumi. Sebagai manusia, Dia bergantung penuh pada Allah. Kehadiran dan kuasa Allah itulah yang Dia nyatakan ketika menyelesaikan berbagai masalah, memenuhi kebutuhan pelayanan, dan mengubah keadaan sekitar.

       Bagaimana kehidupan doa kita? Apakah kesibukan dan padatnya jadwal kegiatan kerap menjadi alasan untuk tak berdoa sungguh-sungguh? Sebagaimana lampu memerlukan kabel sebagai sarana penghubung dengan sumber listrik agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, demikian pula manusia memerlukan doa sebagai sarana penghubung dengan Sang Sumber hidup, sehingga kita bisa hidup selaras dengan kehendak-Nya.


KALAU KITA BEKERJA, KITA YANG BEKERJA;
TETAPI KALAU KITA BERDOA, TUHANLAH YANG BEKERJA.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Matius 7:24 ** 
"Jadi, setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu" 


       Sebagai seorang pengajar atau pemberita Firman, saya sering merasa puas dan senang ketika menemukan orang-orang yang antusias di dalam belajar Firman Tuhan. Ketika khotbah berakhir atau kelompok kecil yang saya pimpin ditutup dengan doa, rasanya selesailah tugas yang berkenaan dengan Firman. Para jemaat atau anggota kelompokpun tak jarang merasa telah menyelesaikan bagian terpenting hari itu, yaitu menjadi pendengar atau pembelajar Firman yang sangat baik.

       Namun, pemaknaan perumpamaan Yesus mengejutkan. Ternyata mendengarkan Firman, meski mungkin sangat antusias bukanlah perkara yang paling menentukan. Berkegiatan di seputar Firman tidak otomatis membuat hidup seseorang menjadi teguh. Orang sebaik ini masih pantas disebut bodoh karena pasti hidupnya akan porak poranda menghadapi badai kehidupan. Apa pasalnya? Fondasi yang laksana batu nan kokoh itu dibangun tidak hanya dengan mendengarkan, tetapi juga melakukan firman Tuhan. Perbedaan fondasi ini akhirnya terlihat ketika kedua rumah dalam perumpanaan itu diperhadapkan dengan tantangan berat. Yang satu roboh dan yang lainnya tetap kokoh. Jelaslah, menjadi pendengar dan pelaku Firman adalah dua hal yang sangat berbeda dan akan menimbulkan perbedaan besar.

       Kita perlu waspada sebab kita mungkin merasa cukup bangga dan aman dengan bangunan hidup kita. Kita merasa punya fondasi kokoh karena mungkin kita masih bisa bersentuhan dengan firman secara rutin. Namun, apa yang kita pelajari perlu kita jadikan perilaku sesehari. Setiap kebenaran seharusnya kita ubah menjadi kelakuan yang tampak. Berapa banyak yang sudah kita lakukan?


MENJADI PELAKU FIRMAN-NYA ADALAH
PENOPANG HIDUP YANG SESUNGGUHNYA

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Mazmur 147:5 ** 
"Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga"


       Hang (baca: heng). Itu istilah yang sering terlontar ketika komputer macet, tidak bisa lagi memberi respons apa-apa. Mungkin program yang dijalankan terlalu banyak atau berat. Atau, ada virus yang menghambat kerjanya. Istilah ini juga dipakai sebagian orang untuk menggambarkan bahwa mereka sedang tidak bisa berpikir lebih jauh. Mungkin karena terlalu penat atau kurang istirahat. Kondisi hang mengingatkan kita bahwa teknologi dan manusia, secanggih apa pun, sepintar apa pun, ada batasnya.

       Sebaliknya, Tuhan tidak terbatas. Perenungan pemazmur melambungkan imajinasi kita untuk memahami Dia yang “tidak terhingga”. Mengumpulkan kembali umat Israel yang tercerai berai di seluruh penjuru dunia bukan hal sulit bagi-Nya (Mazmur 147:2). Memulihkan orang yang sudah tidak punya harapan hidup adalah keahlian- Nya (Mazmur 147:3). Menghitung bintang di galaksi terjauh pun mudah saja bagi-Nya (Mazmur 147:4). Menyelimuti langit dengan awan, menurunkan hujan di tempat tertentu dan menahannya di belahan bumi lainnya, membuat gunung, menumbuhkan rerumputan, memberi makan hewan-hewan di padang, semua bisa dilakukan-Nya sekaligus! (Mazmur 147:8-9). Kehebatan manusia maupun sarana-sarana yang digunakan manusia dalam berkarya tidak mengesankan-Nya (Mazmur 147:11).

       Kita kerap frustrasi dengan waktu yang sempit dan tanggung jawab yang banyak. Kita tidak tahu bagaimana menyikapi relasi yang rusak sementara kasih dan kesabaran kita terbatas. Kita tidak mahahadir, otak kita tidak mahatahu. Namun, mana yang lebih sering kita andalkan? Diri kita, sesama manusia, teknologi, atau ... Tuhan yang tak terhingga? Sungguh, kita perlu senantiasa diingatkan betapa hebat dan tidak terbatasnya Tuhan kita. 


FRUSTRASI HADIR KETIKA KITA MENGANDALKAN SUMBER-SUMBER YANG TERBATAS, DAN MENGABAIKAN DIA YANG TAK TERBATAS

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

 

** Firman Tuhan: Lukas 4:42 ** 
Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang terpencil. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. 


Ada begitu banyak hal baik yang dapat kita kerjakan dalam hidup ini. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa kita telah mengambil keputusan yang benar dan tidak melewatkan kesempatan yang Tuhan berikan? Memilih antara yang baik dan tidak baik itu mudah. Memilih antara yang baik dan yang terbaik, itu yang sulit. Kerap kebutuhan yang besar dan dorongan banyak orang menjadi faktor yang penting bagi kita dalam mengambil keputusan. “Kami sangat membutuhkanmu di sini,” atau “Tidak ada orang lain yang akan mengerjakannya jika tidak ada kamu.” Kita pun luluh. Mungkin inilah kehendak Allah bagi saya.Pendapat mayoritas tidak selalu sama dengan pendapat Allah. Lihat saja kisah Yesus. Warga Kapernaum mendesak Dia untuk tetap tinggal di tempat mereka. Banyak hal yang bisa Yesus kerjakan di sana. Namun, Yesus malah memilih meninggalkan mereka. Yesus sangat jelas dengan penugasan Bapa-Nya. Kejelasan ini tampaknya terkait erat dengan waktu-waktu khusus yang selalu Dia ambil untuk menyepi dan berdoa. Karena selalu terhubung dengan Bapa, Yesus tidak pernah kehilangan fokus-Nya. Situasi tidak pernah mengendalikan-Nya.

Jika hari ini kita mulai kehilangan fokus dan pendapat mayoritas menjadi satu-satunya andalan kita mengambil keputusan, mari memeriksa hubungan kita dengan Tuhan. Adakah kita memiliki waktu-waktu pribadi yang khusus untuk berbicara dan mendengarkan Tuhan secara teratur? Tanpa hubungan yang intim dengan Tuhan, kita tak akan memiliki kepekaan akan apa yang Dia ingin kita kerjakan. Kita bisa sangat sibuk, tetapi tidak sedang mengerjakan kehendak-Nya.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman tuhan: Yeremia 25:3 ** 
"Sejak dari tahun yang ketiga belas pemerintahan Yosia bin Amon, raja Yehuda, sampai hari ini, jadi sudah dua puluh tiga tahun lamanya, firman Tuhan datang kepadaku dan terus-menerus aku mengucapkannya kepadamu, tetapi kamu tidak mau mendengarkannya."


       Bernostalgia di depot soto langganan semasa kuliah, saya kagum dengan bapak yang 20 tahun lalu sudah meracik soto itu. “Kok betah, Pak, kerja di sini?” Dengan sedih beliau menjawab “Yah, gimana lagi mas, saya tidak punya keterampilan lain.” Ah, kasihan betul bapak ini. Sekadar bertahan dalam pekerjaan yang tak disukai, karena tidak tahu hal lain yang dapat ia kerjakan untuk menyambung hidup.

       Nabi Yeremia menyampaikan teguran Tuhan kepada bangsanya. Hal itu dilakukannya selama 23 tahun. Jelas bukan kerja yang menyenangkan sebab kebanyakan orang tak suka ditegur. Namun, ia melakukannya terus-menerus. Kata ini dalam bahasa aslinya, shakam, menggambarkan sesuatu yang dilakukan dengan rajin, gigih, dan bersemangat. Yeremia tak sekadar bertahan, ia sadar betul pekerjaannya penting bagi Tuhan. Bangsanya harus ditegur agar bertobat dan tak binasa! Shakam juga dapat berarti bangun pagi dengan sengaja untuk bersiap, misalnya saat akan melakukan perjalanan jauh, berperang, atau beribadah. Tampaknya sang nabi menyiapkan tiap hari dengan berjumpa Tuhan hingga firman Tuhan terus-menerus datang padanya. Ini membuatnya dapat bertahan melewati masa-masa sukar.

       Bagaimana kita menjalani pekerjaan dan pelayanan selama ini? Lebih mirip penjual soto di atas atau sang nabi? Hari ini sebagian orang telah kehilangan gairah hidup. Mereka tetap beraktivitas, tetapi tanpa hati. Sekadar bertahan. Mari mengevaluasi tujuan kita bangun dan bekerja tiap hari. Buat komitmen ulang untuk tekun menyiapkan bekal rohani tiap pagi! Mohon Tuhan memberi semangat dan hikmat bagi pekerjaan yang dipercayakan-Nya.


 TANPA TUHAN, ANDA TANPA ARAH, ANDA SEKEDAR BERTAHAN.BERSAMA TUHAN, ANDA PUNYA SEMANGAT, ANDA DITUNTUN VISI.


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Galatia 5:17 ** 
" Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging – karena keduanya bertentangan – sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki."

Menteri Rekonstruksi Jepang, Ryu Matsumoto, mengundurkan diri karena telah bersikap kasar ketika berkunjung ke tempat korban tsunami beberapa waktu yang lalu. Menarik untuk menyimak apa yang ia jelaskan mengenai perilakunya: “Golongan darah saya B. Artinya saya bisa meledak sewaktu-waktu dan maksud saya tidak selalu sama dengan tindakan saya,“ ujarnya. Apakah pernyataannya itu mengandung kebenaran atau hanya untuk membela diri?

Sebenarnya, masalah ketidakserasian antara ”keinginan melakukan” (karsa) dengan “apa yang dilakukan” (karya) adalah masalah klasik sejak dulu. Paulus menjelaskan penyebabnya: “keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging, sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.” Kita bisa mengetahui karsa mana yang lebih kuat dalam diri seseorang dengan melihat karyanya. Perbuatan daging adalah segala tindakan dosa (GaLatia 5:19-21), sedangkan buah Roh adalah kasih, damai sejahtera dan segala hal baik lainnya (GaLatia 5:22-23). Sebagai milik Kristus, seharusnya karsa Roh Kudus menguasai hidup kita dan mengendalikan setiap karya kita (GaLatia 5:24-25).

Tidak mudah memang membuat serasi antara karsa dan karya sebagai seorang anak Tuhan. Itu sebabnya kita tidak dapat melakukannya sendiri. Kita perlu bergantung pada Roh Kudus untuk menolong kita. Mari terus memberi diri dan mohon kepekaan mengikuti pimpinan-Nya. Tindakan kita tidak tergantung pada golongan darah kita, tetapi tergantung siapa yang memimpinnya. Apakah kita dipimpin oleh Roh atau dikendalikan oleh kedagingan kita. Selamat dipimpin Roh!


BERILAH DIRI DIPIMPIN OLEH ROH KUDUS
ATAU KEDAGINGAN YANG AKAN MENGENDALIKAN KITA TERUS

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Yakobus 3:1 ** 
"Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kamu tahu bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat."

         Filsafat Jawa mengatakan bahwa guru adalah digugu dan ditiru (ajarannya dipercayai dan hidupnya menjadi teladan) oleh muridnya. Jepang, negeri yang terkenal sangat maju teknologinya, juga mengakui betapa pentingnya peran guru. Ketika porak-poranda dalam perang dunia kedua, yang menjadi perhatian Kaisar Hirohito adalah: “Masih ada berapa banyak guru yang tersisa di Jepang?” Peran guru memang sangat sentral dalam peradaban hidup manusia di mana saja. Guru-guru yang berkualitas jelas akan menghasilkan generasi yang berkualitas pula.

        Menarik sekali apa yang dikatakan Alkitab tentang guru: “...janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru...” Apa maksudnya? Apakah Alkitab tidak menganjurkan pengikut Kristus menjadi guru? Kalimat selanjutnya memberi penjelasan. Yakobus sedang memberikan peringatan agar orang tidak memandang ringan peran guru dan sembarangan saja mengajar orang lain. Jika seseorang mengajarkan hal yang salah, yang diajar jadi ikut sesat, karena itu Tuhan menuntut pertanggungjawaban yang lebih dari mereka yang menyebut dirinya sebagai guru (bandingkan peringatan ini dengan Matius 18:6).

        Adakah dalam hari-hari ini kita diberi kesempatan untuk mengajar orang lain? Mungkin sebagai pemimpin, gembala, orangtua, atau bahkan seorang pengajar profesional. Mari memeriksa diri, apakah kita sudah pantas untuk digugu dan ditiru.


Tindakan dan perkataan kita, dapat membawa orang-orang makin mengenal dan memuliakan Tuhan, atau sebaliknya, menjauh dan melakukan apa yang mendukakan hati-Nya. Bagikanla tidak hanya tumpukan pengetahuan, tetapi juga kehidupan yang mneyenangkan hati Tuhan,

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: 1 Samuel 4:3 ** 
"Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para tua-tua Israel: ”Mengapa Tuhan membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini? Marilah kita mengambil dari Silo tabut perjanjian Tuhan, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan kita dari tangan musuh kita”.


Kita mungkin pernah menyaksikan dalam film-film horor, bagaimana kitab suci atau simbol-simbol agama digunakan untuk membuat setan takut dan tak berdaya. Entah dipengaruhi film semacam itu atau tradisi keluarga, ada orang kristiani yang melakukan hal serupa. Mereka memasang salib di rumahnya dengan harapan rumah tersebut akan terlindung dari gangguan setan. Beberapa orang akan merasa sangat tenang ketika tidur didampingi Alkitab.

Dalam bacaan hari ini, tua-tua Israel mempertanyakan mengapa Tuhan tidak menyertai mereka dalam peperangan. Sebenarnya mereka telah mengarahkan pikiran kepada Pribadi yang tepat. Sayangnya, mereka lalu mengambil kesimpulan yang salah. Dengan cepat mereka mencari “sesuatu” untuk membuat mereka tenang. Mereka mendatangkan “benda suci”, yakni Tabut Perjanjian, diiringi oleh “orang-orang suci” yakni para imam, Hofni dan Pinehas. Pikir mereka, benda-benda itu dapat membuat Tuhan datang dan melepaskan mereka. Mereka termakan dengan takhayul rohani sama seperti musuh mereka yang juga sangat takut dengan tabut tersebut. Hasilnya? Kekalahan mereka justru makin parah. Ternyata, orang-orang suci dan benda suci tidak dapat menolong mereka.

Tak jarang kita pun menghadapi kesulitan hidup bak peperangan setiap hari. Kala mencari perasaan tenang dan kemenangan, kepada apa atau siapa kita menaruh harap? Adakah benda atau pribadi tertentu—yang justru bukan Tuhan—menjadi tempat kita bertumpu? Hati-hati dengan takhayul rohani yang membuat kita mengilahkan sesuatu dan menyakiti hati Tuha. 


KALA KITA PERLU RASA AMAN DAN TENANG
KEPADA TUHAN SAJA SEPATUTNYA KITA DATANG

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Yohanes 11:5-6 **
"Yesus memang mengasihi Marta dan saudaranya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat Ia berada;" 


Banyak orang kecewa karena pelayanannya “tidak berhasil” atau doanya “tidak dijawab Tuhan”. Mereka merasa sudah setia beribadah dan melayani, tetapi Tuhan tidak memperhatikan mereka, bahkan membiarkan mereka melalui banyak kesulitan. Apakah mereka kurang baik, kurang beriman, kurang dikasihi Tuhan?

Alkitab memberitahu kita bahwa Tuhan bertindak bukan berdasarkan apa yang kita lakukan. Memenuhi semua keinginan kita bukanlah tanda bahwa Dia lebih mengasihi kita. Lihat saja apa yang terjadi pada Marta, Maria, dan Lazarus, orang-orang yang dikasihi dan mengasihi Yesus (ayat 2, 5). Ketika Lazarus sakit, bukankah seharusnya Yesus cepat-cepat datang dan menyembuhkannya? Namun, prioritas Yesus adalah bagaimana situasi itu akan menyatakan kemuliaan Tuhan (ayat 4), bukan kesembuhan Lazarus, bukan pula perasaan Maria dan Marta. Manakah kesaksian yang lebih membuat Tuhan dikagumi dan dihormati: Lazarus yang sakit disembuhkan atau Lazarus yang mati dibangkitkan? Manakah yang pada akhirnya mendatangkan sukacita lebih besar kepada keluarga itu?

Ketika menghadapi situasi sulit, doa tidak dijawab, atau hasil pelayanan yang tak seperti harapan kita, janganlah buru-buru menuduh Tuhan kurang kasih, atau sebaliknya, menyalahkan diri karena kurang baik dan beriman. Mari bertanya pada Tuhan, apa rencana-Nya dan bagaimana Dia ingin kita berespons dalam situasi yang diizinkan-Nya. Hidup ini bukan tentang kita, tetapi tentang Tuhan. Mohonlah Tuhan untuk menyatakan kemuliaan-Nya, sebesar-besarnya, melalui hidup kita, sekalipun itu berarti kita harus menjalani ketidaknyamanan.

 
TUHAN, PERMULIAKANLAH NAMA-MU MELALUI HIDUPKU,
BAHKAN JIKA ITU BERARTI KESULITAN HARUS KUTEMPUH.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: 2 Timotius 4:3 ** 
"Karena akan dating waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

      
        Seorang anak saking lapar dan haus sepulang sekolah, ia langsung mereguk secangkir “teh” yang ia lihat di atas meja mesin jahit. Ternyata itu racun serangga. Ia berteriak-teriak kesakitan. Bersyukur saya tiba pada saat yang tepat untuk menolongnya sehingga ia terselamatkan. Adanya makanan dan minuman yang tampaknya menarik, bisa membuat orang makan dan minum sembarangan, apalagi kalau memang sedang lapar dan haus. Celakanya kalau yang dilahap itu ternyata tidak sehat atau bahkan mengandung racun.

       “Makanan dan minuman” bagi jiwa juga tidak semuanya sehat. Ada yang tidak benar alias dongeng belaka. Rasul Paulus sudah jauh-jauh sebelumnya mengingatkan Timotius sebagai pemimpin jemaat di Efesus untuk mewaspadai bahaya ini. Suatu masa akan datang di mana orang tak lagi dapat menerima ajaran sehat (2 Timotius 4:3), dan mencari pengajar yang lebih “memuaskan keinginan telinganya” (2 Timotius 4:3-4). Sebab itu, Timotius didorong agar siap memakai tiap kesempatan untuk memberitakan firman dengan sabar dan setia (2 Timotius 4:2,5).

       Seberapa kebenaran firman Tuhan itu penting bagi kita? Ataukah kita asal lahap berbagai pengajaran yang menarik dan menyenangkan hati kita tanpa memikirkan kesesuaiannya dengan Alkitab? Kita perlu berhati-hati. Mohon Roh Kudus memberi hikmat. Kenali betul firman Tuhan dengan sering membaca dan merenungkannya, agar kita bisa membedakannya dari pesan yang keliru. Bagikanlah kebenaran yang kita terima dan peringatkanlah rekan-rekan kita jika ada “racun” yang membahayakan di sekitar mereka.


RACUN MUDAH DIKENAL DAN DIHINDARI
JIKA KEBENARAN SUNGGUH-SUNGGUH KITA PAHAMI

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: 1 Raja-Raja 19:20** 
"Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia ..." 


        Dalam bukunya 21 Hukum Kepemimpinan Sejati, John Maxwell menuliskan bahwa salah satu karakteristik penting dari seorang pemimpin yang kerap kali dilupakan adalah melahirkan pemimpin untuk masa depan. Banyak pemimpin begitu hebat sewaktu hidupnya. Sayangnya, ketika ia lengser atau meninggal, perjuangannya turut berhenti karena ia tidak memiliki penerus yang akan mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan.

       Ayat bacaan hari ini berkisah tentang bagaimana Elia, sang nabi besar, menyiapkan Elisa yang akan menjadi penggantinya. Ada dua hal yang Elia lakukan dalam proses ini. Pertama, ia memberikan otoritas dan kepercayaan kepada Elisa (1 Raja-raja 19:19). Ia melemparkan jubah kenabiannya yang merupakan simbol otoritas kepada Elisa. Kedua, ia melatih Elisa dari bawah—sebagai pelayannya (ayat 21). Padahal menurut beberapa penafsir Alkitab, Elisa adalah orang kaya sebagaimana ditunjukkan dengan banyaknya ternak yang ia miliki. Namun, Elisa merendahkan diri dan “magang” sebagai pelayan Elia. Tampaknya Elia ingin menumbuhkan sikap melayani dalam diri Elisa sebelum kelak ia diresmikan menjadi seorang nabi.

       Apakah Anda adalah orangtua dalam keluarga? Apakah Anda seorang pemimpin dalam gereja atau komunitas Anda? Sadarilah bahwa Anda mengemban tanggung jawab untuk menyiapkan pemimpin selanjutnya. Mintalah hikmat dari Tuhan supaya Anda dapat menemukan calon penerus yang terbaik. Lalu, siapkan mereka dengan memberikan otoritas dan kepercayaan. Didiklah mereka melayani lebih dahulu sebelum Anda mewariskan tugas kepemimpinan kepada mereka.


JADILAH PEMIMPIN YANG SEJATI DENGAN MELAHIRKAN
PEMIMPIN-PEMIMPIN BERMUTU UNTUK MASA DEPAN.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Song