** Firman Tuhan: Mazmur 100:3 ** 
"Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya" 


       Apa lagu Natal favorit Anda? Banyak orang senang menyanyikan lagu Jingle Bells, bahkan menjadikannya bagian dari ibadah perayaan Natal. Tahukah Anda bahwa lirik asli lagu ini bercerita tentang asyiknya naik kereta salju dengan lonceng yang berdentang sepanjang jalan? Sama sekali tak berkaitan dengan kelahiran Yesus. Memang dalam bahasa Indonesia liriknya diubah, tetapi, entah berapa banyak orang yang menyadarinya. Kerap sesudah menyanyikan lirik bahasa Indonesia, orang menyambungnya dengan lirik bahasa Inggris.

       Bukan hanya saat Natal, mungkin saja kita memang jarang berpikir panjang tentang apa yang kita nyanyikan saat ibadah. Tidak demikian halnya dengan pemazmur. Ia menasihati jemaat yang datang beribadah: Ketahuilah siapa Tuhan yang kamu sembah dan siapa kamu di hadapan-Nya! (ayat 3). "Ketahuilah" di sini bukan sekadar mengetahui informasi tentang Tuhan, tetapi mengenal Dia dengan karib, sehingga ketika ada pernyataan-pernyataan yang keliru tentang Dia, kita dapat segera meluruskannya. Jemaat harus tahu jelas kepada siapa penyembahan mereka ditujukan. Penghormatan, rasa syukur, dan pujian sejati lahir dari pengenalan yang karib akan Pribadi dan karya Tuhan.

       Tanpa pikir panjang, kita bisa memiliki cara pandang atau membuat pernyataan yang keliru tentang Tuhan. Mempersiapkan Natal di tempat kita masing-masing, mari pikirkan baik-baik acara-acara perayaan yang diadakan, serta lagu-lagu yang diperdengarkan. Apakah Pribadi dan karya Tuhan dinyatakan dengan benar di sana? Apakah melaluinya orang akan dibawa untuk mengakui kebesaran Tuhan, makin mengasihi dan menghormati-Nya?


APA YANG KITA NYATAKAN TENTANG TUHAN
MENGGAMBARKAN APA YANG KITA PIKIRKAN TENTANG DIA.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Yesaya 61:1 **
... Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati". 




       Hanya pemberian kecil dan doa singkat, tetapi itu membuat sepasang mata di depan saya memerah "Baru kali ini ada yang begitu peduli sama saya, " ujarnya lirih. Ia mengaku jarang sekali berdoa. "Mungkin nantilah saya mikir tentang Allah, sekarang saya hanya mau cari uang untuk anak saya." Meski tak terucap gamblang, sikapnya menunjukkan siapa Allah baginya. Pribadi yang jauh di atas sana dan tak cukup peduli dengan orang lemah seperti dirinya.


       Namun, kita tahu bahwa Allah peduli. Yesaya dan nabi-nabi lainnya diutus untuk memberitakan rahmat Allah kepada yang lemah dan miskin. Allah sendiri datang sebagai manusia di dalam Yesus Kristus untuk menyentuh manusia secara fisik. Dia berkeliling untuk menghibur dan memulihkan. Dia ikut merasakan bahkan menanggung penderitaan sampai ke atas salib (bandingkan ayat 1-2 dengan Lukas 4:18-21). Yesus datang untuk mewartakan betapa Allah memperhatikan dan berkehendak membebaskan manusia dari kebutaan fisik dan hati, dari penindasan dan ketidakadilan. Tidakkah para pengikut Yesus juga dipanggil untuk mewartakan kabar baik yang sama?


       Hari ini, enam benua bersehati dalam Hari Doa Sedunia untuk Orang-Orang yang Miskin dan Sengsara (Global Day of Prayer for the Poor and Suffering). Mari ikut menggerakkan keluarga dan komunitas kita untuk berseru kepada Allah bagi jutaan penduduk dunia yang membutuhkan kesembuhan, keadilan, keamanan, air bersih, tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Mohon Allah membangkitkan dan memperlengkapi orang-orang kristiani, termasuk diri kita, untuk mewartakan tahun rahmat Tuhan kepada mereka yang membutuhkan. 



APA YANG AKAN KITA DOAKAN, BERIKAN, DAN LAKUKAN UNTUK MENJADI
SALURAN RAHMAT TUHAN BAGI YANG MISKIN DAN MENDERITA?

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Yohanes 15:14 **
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu."


    
       Bagaimana perasaan Anda jika hari ini telepon berdering dan seseorang di seberang sana mengabarkan bahwa Anda terpilih untuk menghadiri jamuan makan malam di istana presiden? Untuk lebih meyakinkan Anda, ia menyebutkan identitas lengkap Anda berikut nomor-nomor dokumen kewarganegaraan Anda. Begitu telepon ditutup Anda mungkin tidak tahan untuk tidak menceritakannya kepada seisi rumah, bahkan teman-teman dekat Anda.

       Bagaimana perasaan Anda mendengar Yesus berkata, bahwa Dia mengasihi Anda, dan Anda adalah sahabat-Nya? Adakah perasaan bangga, terhormat, sekaligus gentar menyelimuti, karena Tuhan Yang Mahakuasa, menganggap kita begitu berharga? Dia tidak harus melakukannya. Dia bukan Pribadi kesepian yang membutuhkan sahabat. Namun, bukankah seringkali kita menggambarkan Tuhan seperti layaknya seseorang yang memelas meminta persahabatan kita. Seolah-olah karena Tuhan sudah berkorban begitu banyak, kita harus memperhatikan dan membalas budi baik-Nya: "Tuhan sungguh ingin bersahabat dengan kita! Tidakkah kita juga mau bersahabat dengan-Nya?"

       Menjadikan kita sahabat itu sepenuhnya pilihan Yesus, bukan sesuatu yang tergantung kita (Yohanes 15:16). Kita tidak sedang diajak bersimpati dengan-Nya, kita sedang menerima kehormatan yang besar dari-Nya! Dengan tegas Yesus memberitahukan syarat untuk menerima kehormatan itu: taatilah perintah-Nya, perhatikanlah semua firman-Nya (Yohanes 15:14-15). Tidak lagi dengan mental seorang pesuruh yang hanya mengikuti instruksi, tetapi sebagai sahabat yang melakukan sesuatu dengan kasih. Apakah Anda sahabat Yesus?


MENJADI SAHABAT YESUS ADALAH SEBUAH KEHORMATAN, BUKAN AJAKAN BERSIMPATI APALAGI SEBUAH PAKSAAN.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Wahyu 2:4 **
"Meskipun demikian, Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula." 



       Soren Kierkegaard mengarang cerita tentang seorang pria dari negeri Barat yang datang ke Tiongkok dan menjalin cinta dengan seorang wanita di sana. Ketika pulang ke negeri asalnya, ia berjanji kepada sang wanita untuk mempelajari bahasa Mandarin supaya mereka dapat saling menulis surat cinta. Ia memenuhi janjinya dengan belajar bahasa Mandarin sampai ke perguruan tinggi. Bahkan, ia menjadi guru besar bahasa itu. Namun, ia akhirnya lebih mencintai bahasa Mandarin dan profesi barunya sebagai guru besar. Ia tak lagi peduli untuk menulis surat kepada sang kekasih, apalagi kembali ke Tiongkok. Ia melupakan kasihnya yang semula kepada sang kekasih.
     
       Hati kita miris membaca ironi cerita di atas. Namun demikian, ironi ini kerap dilakukan anak-anak Tuhan. Itu pulalah yang terjadi di tengah-tengah jemaat Efesus. Di satu sisi, mereka memiliki aneka prestasi yang mengagumkan. Mereka suka berjerih lelah, tekun melayani, rajin menguji ajaran palsu, dan sabar menderita bagi Tuhan (Wahyu 2:2-3, 6). Akan tetapi, Tuhan tetap mencela dan menegur mereka. Mengapa? Karena, jauh di dalam hati, mereka sudah kehilangan kasih yang semula kepada-Nya (Wahyu 2:4). Aktivitas mereka yang secara lahiriah sangat padat dan sibuk, tidak dibarengi dengan kedalaman kasih mereka kepada Tuhan.

       Apakah kita memiliki kecenderungan seperti jemaat di Efesus? Kita suka melayani. Kita menegakkan ajaran yang benar. Kita mau menderita bagi Tuhan. Akan tetapi, kita sudah melupakan kasih yang semula kepada Tuhan. Camkanlah peringatan Tuhan Yesus ini dan bertobatlah sekarang juga.


INILAH PERMOHONANKU YANG TULUS: LEBIH MENGASIHI ENGKAU, OH KRISTUS!

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Lukas 2:25-26** 
"ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel ... Kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias ... "

    
       Menantikan sesuatu mungkin membosankan bagi banyak orang. Tetapi tidak bagi pemerintah kota London serta sekitar 10.000 atlet dari 204 negara peserta Olimpiade 2012. Sejak empat tahun silam kebanyakan atlet sudah mulai mempersiapkan diri dengan latihan-latihan serta pengaturan pola makan yang ketat. London sendiri melakukan berbagai pembenahan kota sejak masuk nominasi delapan tahun sebelumnya. Mereka menantikan sesuatu yang istimewa dan tak sehari pun mereka lalai memikirkannya.

       Simeon dan Hana menantikan sesuatu yang jauh lebih istimewa: kedatangan Sang Mesias! Kedua orang ini tampaknya telah menanti sangat lama. Simeon sudah uzur dan tinggal menunggu ajal menjemput, sementara Hana sudah berusia 84 tahun (Lukas 2:6, 29, 37). Bagaimana mereka melewati masa penantian yang panjang itu? Hana berpuasa dan berdoa siang dan malam (Lukas 2:37). Simeon tampaknya telah banyak bertekun dalam firman dan doa sehingga ia sangat memahami banyak nubuat tentang Sang Mesias (Lukas 2:25, 28-32).

       Kedatangan Sang Mesias kini kita ingat dan syukuri tiap kali Natal menjelang, disertai pengharapan akan kedatangan-Nya yang kedua kali kelak. Kita menyebutnya Adven, bahasa Latin untuk kata kedatangan, yang dimulai empat minggu sebelum Natal. Apa yang kita lakukan dalam masa penantian ini? Sibuk berbelanja, mencari tambahan penghasilan, atau mengambil waktu lebih banyak untuk merenungkan makna kedatangan-Nya? Mari arahkan hati agar kita peka mendengar apa yang Dia ingin kita lakukan menjelang perayaan Natal tahun ini, juga menjelang kedatangan-Nya yang kedua kali.


NANTIKANLAH KEDATANGAN TUHAN DENGAN HATI YANG PENUH HARAP AKAN DIA.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Song