** Firman Tuhan: Hakim-Hakim 6:12 **
"Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." 


       Thomas Smith, seorang musisi, suatu saat berjalan-jalan di toko gadai. Secara spontan perhatiannya tertarik pada gitar di sudut etalase, gitar yang tampak dekil dan hanya memiliki satu senar berkarat. Sebagai musisi, ia mengenali alat musik yang bermutu. Dan ia tahu gitar buruk rupa itu sebenarnya sangat berkualitas. Dibelinya gitar itu dengan harga 30 dolar! Perlu waktu satu bulan untuk membersihkan gitar itu, memperbaiki bagian yang rusak, dan memasang senar baru. Benar saja, gitar itu mengalunkan suara yang begitu merdu saat Thomas memainkannya. Membuat iri teman-teman musisi lain yang memiliki gitar dengan harga yang jauh lebih mahal.

       Sungguh mengejutkan perkataan malaikat kepada Gideon. Ia berkata bahwa Gideon adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa. Sebaliknya, Gideon merasa dirinya hanyalah orang yang tidak berharga, lahir dari suku terkecil, dan tidak diperhitungkan. Nyatanya, Tuhan justru memandangnya sebagai ciptaan yang mulia. Tuhan menyatakan bahwa Gideon adalah seorang yang gagah berani, pahlawan bagi bangsanya.

       Cara pandang Tuhan acap kali berbeda dengan kita. Kita kerap melihat diri kita tidak berharga dan tidak layak, namun Tuhan tetap memandang kita sebagai ciptaan yang sangat berharga! Dia tidak pernah melihat penampilan luar, Tuhan lebih tertarik kepada hati kita. 


Hidup kita bernilai bukan karena segala hal yang kita miliki, melainkan karena Tuhanlah yang memilih, menentukan, dan mengangkat hidup kita

--------------------------------------------------------------


**  Scripture: Judges 6:12 ** 
"And the angel of the LORD appeared unto him, and said unto him, The LORD is with thee, thou mighty man of valour."


       Thomas Smith, a musician, a time walk in a pawn shop. Spontaneously attention was drawn to the guitar in the corner storefront, a guitar that looked dirty and only the rusty strings. As a musician, he recognized the musical instrument yesng quality. And he knows the ugly guitar was actually very good quality. DIBELinya guitar at a price of 30 dollars! It took one month to clean up the guitar, repairing damaged parts, and installing new strings. Sure enough, the guitar was so melodious voice steady while Thomas play. The envy of other musician friends who had a guitar at a price that is much more expensive.

       
It was surprising words of the angel to Gideon. He said that Gideon was a valiant hero. Instead, Gideon feels he is just the person who is worthless, born from the smallest tribe, and not taken into account. In fact, God actually view it as a noble creature. God states that Gideon was a brave, a hero to his people.

       
Oftentimes God's perspective is different from ours. We often see ourselves as worthless and unworthy, but God still perceive us as the creation of a very valuable! He never saw the outward appearance, God is more interested in our hearts.

 

Our lives are valuable not because of anything we have, but because it is God who chooses, decisive, and lift our lives

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO







** Firman Tuhan: Yesaya 49 : 16 ** 
"Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku."


       Siapa bilang Tuhan butuh bantuan kita untuk membawa kita sampai pada tujuan akhir dan hidup maksimal? Yang Tuhan butuhkan dari kita hanyalah kesediaan dan kerelaan kita untuk setia dan bertahan dalam proses yang sedang Ia lakukan dalam hidup kita. Tuhan ingin kita menjalani setiap kehidupan kita dengan ketabahan, tidak mudah mengeluh, merengek-rengek minta ini minta itu, dan tidak rewel.

       Kadang kita sering berfikir, menganggap Tuhan tidak mengasihi kita sehingga kita harus menjalani masa-masa sulit, harus hidup dengan penderitaan. Kadang kita berpikir Tuhan itu tidak adil, teman-teman kita terlihat hidupnya enak-enak saja. Sedangkan kita hidup dipenuhi lika-liku masalah. Masalah satu belum selesai, sudah menanti masalah yang lain. Dan kadang kita menganggap Tuhan menganak tirikan kita dengan banyaknya masalah yang harus kita tanggung.

       Sering juga kita mencari jalan pintas dari setiap masalah kita, apapun dilakukan asal dapat hidup enak. Perlu kita ketahui, jalan pintas tidak akan pernah berhasil menghantarkan kita ke dalam tingkat maksimal hidup. Jadi jangan pernah berfikir untuk mencari jalan pintas, jalan mudah.
Saat ini Tuhan sedang merenda hidup kita. Dibalik masalah dan kesulitan kita, Tuhan sedang merenda dan menenun kita menjadi orang yang bermental lebih kuat, lebih tangguh dan lebih berkualitas. Tuhan tidak pernah  memberi masalah diluar kemampuan kita, dan jika kita dapat menyelesaikkannya keimanan kita akan naik 1 level dari sebelumnya. Dengan banyaknya masalah yang kita hadapi, percayalah Tuhan merenda kita menjadi orang yang jauh lebih baik lagi.

       Kita tidak perlu membantu Tuhan, kita hanya perlu belajar mencintai setiap proses kehidupan kita, lengkap dengan segudang duka, penderitaan dan masalah. Percaya saja, Tuhan sudah mengatur semuanya. Tangan Tuhan sedang merenda suatu karya yang indah mulia.

--------------------------------------------------------------


**  Scripture: isaiah 49:6 **
"Behold, I have graven thee upon the palms of my hands; thy walls are continually before me."


       Who said God needs our help to bring us to the final destination and a maximum of life? The Lord require of us just willingness and our willingness to be faithful and endure in the process of being He is doing in our lives. God wants us to live each of our lives with courage, not easy to complain, ask this whining requested it, and no fuss.

 Sometimes we often think, think that God does not love us so we had to undergo hard times, have to live with pain. Sometimes we think God is not fair, our friends seen his riches alone. While we live filled with twists problem. The problem has not been completed, has been waiting for another problem. And sometimes we think of God menganak tirikan us with many problems that we must bear.

       
Often we find a shortcut from any of our problems, whatever the origin can be done live comfortably. We need to know, the shortcut will never work leads us to the maximum level of living. So do not even think to look for a shortcut, an easy way.Currently crochet God is our life. Behind the problems and difficulties we are, God is crochet and weave we become mentally stronger, more resilient and better quality. God never gives problems beyond our ability, and if we can menyelesaikkannya faith we will go up one level from the previous. With so many problems that we face, believe God crochet we become much better.

       
We do not need help of God, we just need to learn to love every process of our life, complete with a myriad of sorrow, suffering and problems. Just believe, God has arranged everything. Hand crochet Lord is a beautiful noble work.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO









** Firman Tuhan: Lukas 10:39 ** 
" Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya." 

       Seorang guru Sekolah Minggu kecewa melihat muridnya tidak mampu mengingat cerita Alkitab yang telah diajarkan. Jemaat dewasa juga tak berbeda. Hal itu terjadi karena banyak orang hanya mendengar, bukan mendengarkan. "Mendengar" mengarah pada kemampuan memperoleh informasi melalui telinga. "Mendengarkan" melibatkan usaha untuk memahami informasi itu sebaik mungkin. Ketika mendengarkan, orang berkonsentrasi dan berfokus pada informasi yang disampaikan sehingga tertanam dalam hati dan pikiran.

       Maria dan Marta memiliki respons yang berbeda terhadap perkataan Yesus. Kehadiran Yesus di rumah mereka mendatangkan sukacita bagi kedua perempuan ini. Maria menetapkan hati untuk duduk dekat kaki Yesus dan mendengarkan perkataan-Nya (Lukas 10:39). Sementara itu Marta sibuk melayani Yesus dan mungkin sambil sesekali mendengar perkataan-Nya (Lukas 10:40). Maria bukan sekadar mendengar untuk memperoleh pengetahuan tentang firman Allah; ia memusatkan hati dan pikiran untuk memahami firman itu. Maria memberikan perhatian penuh terhadap perkataan Yesus. Ia tidak hanya mendengar, tetapi mendengarkan!
       
       Tidak ada seorang pun yang mampu memahami firman Allah secara sempurna. Namun, jika kita mau mendengarkan firman Allah, bukan hanya mendengarnya, Roh Kudus akan memampukan kita untuk memahami firman-Nya sedikit demi sedikit. 


Memusatkan hati dan pikiran saat mendengarkan firman Allah akan menolong kita mengerti dan terus mengingat apa yang Allah kehendaki dalam hidup kita. 

--------------------------------------------------------------


**  Scripture: Luke 10:39 ** 
"And she had a sister called Mary, which also sat at Jesus' feet, and heard his word." 


       A Sunday school teacher was disappointed to see his students are not able to remember the Bible story that has been taught. The adults also no different. It happened because many people only hear, not listening. "Hearing" refers to the ability to obtain information through the ear. "Listening" involves efforts to understand the information as possible. When listening, people concentrate and focus on the information presented so ingrained in the hearts and minds.

       
Mary and Martha had a different response to the words of Jesus. The presence of Jesus in their home bring joy to both these women. Maria commit to sit at Jesus' feet and heard his word (Luke 10:39). Meanwhile Martha is busy serving Jesus and maybe while occasionally hear his word (Luke 10:40). Mary is not just hear to acquire knowledge of the Word of God; he focuses his heart and mind to understand the word. Mary gives full attention to the words of Jesus. He not only hear, but listen!

       
No one was able to understand the word of God is flawless. However, if we want to listen to the word of God, not just hear it, the Holy Spirit will enable us to understand His word bit by bit.  



Concentrate heart and mind when hearing the word of God 
will help us understand and continue to remember what God wants in our lives.



 




Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO






** Firman Tuhan: Matius 27:3a **
"Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia"  


       Entah sadar atau tidak, manusia sering berandai-andai tentang pengalaman yang sudah dilewatinya. Umpamanya, "Seandainya saya dulu melakukan itu, pasti sekarang tidak menjadi seperti ini"; atau, "Seandainya dulu saya menabung, pasti keadaan keluarga kami tidak susah seperti sekarang." Ujung-ujungnya timbul rasa kesal, sesal, menyalahkan diri sendiri, dan hilang harapan. Lebih parah lagi, kita enggan mencari jalan keluar.

       Tergiur akan imbalan materi, Yudas tega menyerahkan Tuhan Yesus ke tangan para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Sepertinya Yudas tidak mengira apa yang bakal terjadi dengan Tuhan Yesus. Ia tidak tahu kalau hukuman matilah yang menunggu Tuhan Yesus. Matius mencatat bahwa Yudas menyesal. Bisa jadi Yudas pun melontarkan pernyataan "seandainya" terhadap dirinya sendiri. "Seandainya aku tidak menyerahkan Yesus, tentulah Yesus tidak dijatuhi hukuman mati." Sayang, penyesalannya terlambat, dan tidak menggugahnya untuk bertobat. Buahnya amat pahit. Yudas bunuh diri (Matius 27:5).

       Seberapa sering kita menyesal di kemudian hari atas apa yang kita lakukan pada masa lalu, termasuk dalam melakukan dosa. Kita lalu mulai berandai-andai, "Ah, seandainya saja..." Sungguh sayang jika penyesalan itu berlanjut secara salah, yaitu dengan mengasihani diri sendiri secara berlebihan atau malah menjauh dari Tuhan. Sebenarnya ada satu jalan keluar dari penyesalan itu. 


Kita dapat bertobat dan memulai langkah baru bersama Tuhan Yesus yang tidak pernah meninggalkan kita. 

--------------------------------------------------------------


**  Scripture: Matthew 27:3a 
"Then Judas, which had betrayed him, when he saw that he was condemned, repented himself"


Whether consciously or not, people often suppose about the experience that has been passed. For example, "If I had done that, certainly now not be like this"; or, "I wish I had saved up, surely we are not difficult family situation as it is now." Edges arise resentment, regret, self-blame, and lost hope. Worse yet, we are reluctant to seek a way out.

       
Will drool material reward, Judas handed Jesus bear arms to the chief priests and the elders of the Jews. It seems that Judas did not think what would happen with the Lord Jesus. He did not know if the punishment awaiting the Lord Jesus died. Matthew records that Judas was sorry. It could be that Judas remarks "if" to himself. "If I did not betray Jesus, Jesus certainly was not sentenced to death." Unfortunately, regret too late, and not stirring to repent. The fruit is very bitter. Judas committed suicide (Matthew 27: 5).

       
How often we regret later on top of what we did in the past, including in sin. We then began to suppose, "Ah, if only ..." It's a pity if it continues as one regret, namely the excessive self-pity or even away from God. Actually there is a way out of regret it.  



We can repent and start a new step with the Lord Jesus who never leaves us.


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO









** Firman Tuhan: Lukas 6 : 27-28 **
"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu." 


       Dua orang pemuda memutuskan pergi ke kawasan lapak buku-buku lama. Ya, di tempat seperti itu mereka bisa mendapatkan buku yang mereka inginkan dengan harga yang terjangkau. Ternyata penjualnya melayani mereka dengan muka yang cemberut dan tanpa senyum. Pemuda yang pertama pun pergi karena merasa jengkel. Tetapi pemuda yang kedua tetap melihat buku dengan enjoynya dan tetap bersikap sopan. Sesekali ia tersenyum ke arah penjual.

       Selesai membeli buku, pemuda yang pertama berkata kepada temannya, “Mengapa kamu tetap ramah kepada penjualnya, sedangkan dia aja melayani kita dengan cemberut?” Pemuda kedua pun tersenyum sambil berkata, “Mengapa kita harus terpengaruh dengan sikapnya? Dia mau marah, mengomel atau cemberut, hal itu jangan mempengaruhi pikiran dan cara kita bertindak. Kita yang menentukan kehidupan kita dan bukan orang lain.”

       Terkadang dalam hidup ini seringkali kita bertindak atas pengaruh orang lain. Jika kita mau berbuat baik, mengapa harus menunggu orang lain berbuat baik kepada kita terlebih dahulu? Bukankah firman Tuhan berkata untuk kita mengasihi sesama seperti diri kita sendiri, bahkan kita juga harus mengasihi musuh dan orang-orang yang membenci kita.

Jagalah hati kita dan janganlah terbawa oleh arus dunia. Kita yang menentukan hidup kita sendiri dan bukan orang lain. Pilihlah untuk tetap berbuat baik sekalipun kita menerima hal yang tidak baik.


--------------------------------------------------------------


**  Scripture: Luke 6:27-28 ** 
"But I say unto you which hear, Love your enemies, do good to them whch hate you, Bless them which despitefully use you"


       Two young men decided to go into the stall area of ​​old books. Yes, in a place like that they can get the books they want at an affordable price. It turns out the seller serve them with a sullen face and without a smile. Youth who first went because annoyed. But the two young men who still see the book with enjoynya and still be polite. Every now and then he smiled at the seller.

       
Done buy books, the young man who first said to her, "Why are you still friendly to the seller, he wrote while serving us with a frown?" The young man smiled and said, "Why should we be affected by his attitude? He would get angry, nag or pout, it should not affect the mind and the way we act. We are determining our lives and not others. "

       
Sometimes in life we ​​often act on the influence of others. If we want to do good, why should wait for others to do good to us first? Is not the word of God says to us to love our neighbor as ourselves, we also ought to love even enemies and those who hate us.Keep our hearts and do not get carried away by the current world. We are determining our own lives and not others. Choose to continue to do well even if we accept things that are not good.



Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Song