** Firman Tuhan : ULangan 32 : 11 **
"Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya."
Tepat di depan rumah saya ada seorang bapak sedang mengajari anaknya naik sepeda roda dua. Ia dengan sabar dan telaten menuntun anaknya perlahan. Sesekali ia mencoba melepas pegangan dan membiarkan anaknya mengayuh, dan begitu si anak kelihatan oleng ia dengan cekatan menopang anaknya. Saya menyaksikan sang ayah yang sedang mengajar anaknya naik sepeda tersebut ketika saya hendak menuliskan renungan, dan saya pun tersenyum. Tidaklah mudah untuk belajar naik sepeda roda dua, terutama ketika masih kecil dimana kaki belum cukup panjang untuk menjejak ketika sepedanya oleng. Itu butuh keseimbangan dan memerlukan proses dalam latihan. Jatuh ketika belajar seimbang biasa terjadi, dan itu bisa jadi sakit rasanya. Tapi saya membayangkan sebentar lagi anak ini akan senang karena ia bisa bermain lebih jauh bersama teman-temannya karena sudah bisa naik sepeda.
Cara sang ayah melatih anaknya ini mengingatkan saya kepada cara Tuhan melatih kita, anak-anakNya. Lihatlah ayat berikut ini: "Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya." (Ulangan 32:11). Ayat ini berbicara mengenai cara Tuhan mendidik umatNya bagaikan induk rajawali yang ingin melatih anak-anaknya agar bisa terbang. Burung rajawali mengasuh anaknya dengan cara yang unik. Hingga usia tertentu induk akan terus keluar mencarikan makanan untuk anak-anaknya. Anak-anaknya bisa dengan nyaman tinggal di sarang tanpa perlu bersusah payah. Tapi pada saatnya ketika mereka dirasa sudah cukup dewasa, sang induk akan segera mengajar anak-anaknya untuk belajar terbang dan mencari makan sendiri. Tidak jarang sang induk harus mengguncang sarang agar anak-anaknya mulai bergerak keluar. Sarang dibongkar hingga yang tinggal hanyalah lapisan kasar penuh duri, lalu si anak akan diterjunkan ke bawah. Mau tidak mau anak-anak rajawali inipun akan mulai mengembangkan sayap dan melatih otot-otot mereka agar dapat terbang. Pada mulanya tentu sulit. Anak-anaknya mungkin takut, dan ketika dilepas mereka bisa meluncur cepat menghujam ke bawah. Disaat seperti itu sang induk akan segera menyambar dan membawa anaknya naik kembali. Begitu seterusnya berulang-ulang sampai anak-anaknya bisa terbang sendiri.
Seperti rajawali melatih anak-anaknya terbang, seperti itulah Tuhan melatih anak-anakNya. Akan tiba saatnya dimana Tuhan merasa perlu untuk membongkar segala "sarang" yang membuat kita terlena dalam kenyamanan. Mengapa harus dibongkar? Karena kenyamanan bisa membuat kita menjadi orang-orang yang malas dan semakin jauh dari Tuhan. Kita lupa berdoa, kita mulai terfokus pada harta, kita menjadi manja, malas ke gereja, atau juga malas melayani Tuhan. Buat apa? Toh semua baik-baik saja.. itu mungkin pikir kita. Di saat seperti itulah, karena kasihNya kepada kita begitu besar, Tuhan harus membongkar semua sarang dimana kita biasanya berlindung dan melatih kita untuk terbang tinggi seperti burung rajawali. Prosesnya tidak mudah, dan itu tidaklah nyaman. Kita harus rela keluar dari zona kenyamanan kita dan merelakan diri kita pula untuk dilatih. Tapi itu semua adalah untuk kebaikan kita sendiri juga. Itu bisa menghindarkan kita dari terbuai dalam kenyamanan di balik "sarang" yang bisa berujung pada kematian rohani. Abraham pernah mengalaminya, Musa pun demikian. Abraham harus keluar menuju sebuah tempat yang belum pernah ia ketahui sebelumnya, melepaskan semua kenyamanan yang sudah ia peroleh selama hidupnya, dan Musa harus rela meninggalkan kehidupan di istana yang mewah untuk kemudian menuntun bangsa Israel yang bandelnya minta ampun dengan menempuh jalan di padang gurun selama 40 tahun. Tapi itulah sebuah proses, yang pada suatu ketika akan berujung pada sesuatu yang indah yang disediakan Tuhan bagi kita.
Seperti induk rajawali yang memaksa anak-anaknya untuk keluar dari sarang dan melatih agar anak-anaknya memiliki otot yang kuat untuk terbang tanpa rasa takut, seperti itulah Tuhan kepada kita. Jika perlu, Dia akan mengguncang kenyamanan kita dan melatih agar otot-otot rohani kita lebih kuat dari sebelumnya. Kita bisa merasa seperti terjun bebas hendak menghujam tanah, tapi pada saatnya Tuhan akan segera menyelamatkan kita sebelum kita membentur tanah keras itu. Itulah hal yang juga dikatakan Paulus kepada jemaat Korintus. "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13). Ada rencana yang indah yang telah Dia sediakan kepada kita, lengkap dengan sebentuk hari depan yang penuh harapan, tapi sebelum kita sampai kesana, kita harus terlebih dahulu rela diguncang dan dilatih apabila perlu. Ini adalah sebuah proses yang tidak enak untuk dilakukan, tetapi akan membawa manfaat besar dalam perjalanan hidup kita, baik ketika masih di dunia maupun kelak untuk sebuah keselamatan kekal sebagai ahli waris Allah. Si anak kecil yang berlatih sepeda suatu saat akan sangat berterimakasih kepada ayahnya, anak-anak burung rajawali akan berterimakasih punya induk yang tahu apa yang terbaik bagi mereka. Proses yang tengah kita alami mungkin tidak nyaman, tetapi pada suatu saat nanti kita akan bersyukur punya Allah yang begitu peduli kepada kita.
Bersyukurlah ketika sarang kenyamanan kita diguncang dan otot-otot rohani kita dilatih
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
** Firman Tuhan: Keluaran 20:20**
"Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di
tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu."
Diusia senja, anak-anaknya menitipkan Henry dipanti jompo. Henry sangat sedih karena tidak seorangpun dari anak-anaknya yang bersedia merawatnya. Kesedihan yang dialaminya semakin mendalam karena tak satupun dari anak atau cucunya datang mengunjungi dan menanyakan keadaannya. Dalam kesedihan, ia memutuskan untuk tidak keluar dari kamar jika tidak perlu dan tidak bersosialisasi dengan orang-orang dipanti jompo itu. Henry hidup menyendiri dan menghabiskan hari-harinya dengan duduk termenung dikursi goyang yang ada dikamarnya, sambil memandang keluar jendela. Pengurus panti jompo itu menghargai keputusan Henry yang ingin hidup menyendiri.
Sikap Henry itu ternyata diperhatikan oleh Mariam, yang juga adalah penghuni panti jompo tersebut. Mariam adalah wanita yang suka memperhatikan orang-orang yang dianggapnya memerlukan perhatiannya secara khusus.
Mariam meminta ijin kepada pengurus panti jompo untuk mengunjungi Henry setiap hari. Nampaknya Henry tidak keberatan dengan kunjungan Mariam, tetapi ia juga tidak memberi respon bahwa ia senang pada kunjungan Mariam yang rutin itu. Setiap hari Mariam mengunjungi Henry dengan membawa rajutan selimut yang sedang dikerjakannya. Sambil merajut Mariam menceritakan kisah hidupnya sewaktu masih bekerja di teater. Setelah rajutan Mariam selesai, maka selimut hasil karyanya itu dipamerkan di aula. Semua orang yang melihat selimut itu memberi pujian atas ketekunan Mariam. Sejak awal, Mariam sudah memutuskan untuk memberikan selimut itu kepada Henry.Saat pengurus panti jompo memanggil Henry untuk menerima selimut yang dirajut Mariam, mereka terkejut karena menemukan Henry dalam keadaan tidak bernyawa lagi.dimejanya ada sebuah amplop yang bertuliskan, "Tolong dibuka setelah aku meninggal." Ketika mereka membuka amplop itu, maka tertulis ungkapan hatinya kepada Mariam, "Mariam, aku mencintaimu karena hanya engkau yang memperhatikan dan mengasihiku dengan tulus."
Mariam hanya bisa menangis ketika mengetahui bahwa Henry telah tiada.
Pada usia senja, orang tua membutuhkan perhatian dan ketulusan anak-anak mereka untuk merawat mereka. Merawat dan memperhatikan orang tua adalah wujud cinta dan rasa hormat kita kepada orang tua yang telah banyak berkorban bagi kita. Jika kita menolak untuk merawat mereka pada masa tuanya.itu artinya kita dengan sengaja melukai hati mereka.
Apakah kita ingin orang tua kita meninggal dengan membawa sakit hati dan kekecewaan karena penolakan kita?!? Sikap kita yang sering acuh tak acuh terhadap mereka merupakan bentuk penolakan yang menyakitkan hati mereka.
Tak perduli apakah itu mertua atau orang tua kandung, yang pasti kita wajib mengasihi orang tua dengan hati yang tulus.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Menikah itu sekali seumur hidup, tentunya di atas segalanya kamu ingin minta peneguhan Tuhan. Nah, berikut ini adalah 10 peneguhan jawaban Tuhan jika kamu ingin menikahi seseorang:
1. Cinta yang dalam seakan dia adalah bagian dari dirimu yang hilang (Inilah tulang dari tulangku dan daging dari dagingku). Ini lebih dalam daripada romance. Perhatikan: cinta seperti ini adalah seperti kamu mencintai dirimu sendiri. Kamu mencintai dia apa adanya tanpa melihat latarbelakangnnya. Tanpa melihat rupanya. Si dia adalah merupakan bagian dari dirimu sendiri. Kamu sangat mencintainya. Inilah tanda paling penting, makanya dibikin di urutan pertama.
2. Peneguhan lewat kencan/pergaulan. Dalam hal ini Tuhan akan memberikan jawabannya jika hatimu peka. Kamu bisa lihat melalui kebiasaannya apakah bertentangan dengan firman Tuhan. Perhatikan: jangan pernah tertipu dengan rupa, jangan terbuai dengan romance dan jangan terpikat dengan janji. Kalo waktu pacaran saja tak mau berubah apalagi sesudah merrid. Mau berantam, it’s ok. Mau marah-marah, musuh-musuhan, ga masalah asal diselesaikan dan bertobat dalam Tuhan. Hasilnya jauh lebih indah. Justru kalo selama pacaran manis-manis aja maka bersiaplah pertengkaran akan muncul setelah. Hal yang paling penting di sini adalah keterbukaan. Dalam tahap ini ia akhirnya menjadi sahabatmu, kalo tidak hubungan ini gagal. Berapa lama sebaiknya pacaran? Ga ada batasannya, sampai dia akhirnya menyandang gelar ‘sahabat terbaikmu’. Kalo masih ada sahabatmu yang lebih baik dari dia, maka hubunganmu akan gagal. Menikahlah dengan sahabat terbaikmu!
3. Peneguhan visi dan panggilan. Dia adalah orang yang mengerti panggilanmu, mendukungmu, memotivasi dan mau membayar harganya demi mencapainya karena itu adalah visinya juga. Jadi untuk menuju kesana ga sulit karena keduanya bisa berlari. Yang satu menopang, bukan menghalangi. Menguatkan bukan malah menjadi beban. Jika pacarmu yang sekarang rupawan tapi hatinya ga ngerti panggilan Allah dalam dirimu, tinggalkan dia dan Tuhan siapkan yang lebih baik. Karena ga mungkin pasangan dari Tuhan menjauhkan kita dari panggilan hidup kita.
4. Peneguhan dari pembimbing atau sahabat-sahabat rohanimu. Merekalah orang-orang yang peduli (bukan orang yang mengkritikmu diam-diam). Mereka yang jadi inspirasi kamu dalam hal mengasihi Tuhan. Mereka berdoa agar hidupmu berbahagia. Jadi pantas kamu tanyakan padanya.
5. Peneguhan orang tua. Orang tua biasanya Tuhan pake seluas-luasnya dengan hikmat dari Tuhan untuk meneguhkanmu, jadi jangan segan-segan bertanya pada mereka. Mereka tau yang terbaik bagimu. (Walau bagaimanapun orang tua di sini maksudnya adalah orang tua yang jelas-jelas sudah memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan)
6. Preference. Believe it or not! Tuhan tuh kasih jodoh yang sesuai dengan kesukaanmu. Preference mempertemukan kamu dengen orang yang kamu sukai dan dia juga menyukaimu. Misalnya sifat-sifat bawaan, misalnya kamu pengen banget sama cowok yang agak pendiam (Tuhan bisa kasih yg sperti itu lho). Bukan hanya itu, preference di sini termasuk physical appearance. Kamu pasti suka tampilan luar jodohmu Waktu merrid bahkan sampai tuapun, kamu ga bosan memuji kekasihmu dari ujung rambut ampe ujung kaki (Biar ngerti baca kitab Kidung Agung).
7. Mimpi.
8. Suara Tuhan langsung (seperti Allah berbicara kepada Samuel atau Paulus)
10. Tanda Gideon. Ini semacam isyarat ‘Yes’ or ‘No’ dari Tuhan. Gideon dulu pakai media, kalo “Yes” please bikin “begini” ya Tuhan, Kalo “No” bikin begitu. Yang ini paling sulit. Makanya aku bikin paling akhir. Jangan tanyakan padaku, mari kita tanya sama Gideon. Misalnya kalo kamu lagi suka sama seseorang dan minta tanda Gideon, dan bilang: “Kalo benar dia orangnya, biarlah Tuhan pada kebaktian minggu dia memakai baju warna pink”. Lalu pas ibadah minggu ternyata si dia pake baju biru…he…he. So, jangan ngotot. Kalo Tuhan tidak kasih tanda Gideon, yah udah cek kembali 9 petunjuk di atas.
Ada sepuluh peneguhan. Jadi kamu bisa uji dengan 2-3 peneguhan sudah cukup. Aku berdoa supaya kamu-kamu yang baca ini diberikan hikmat Tuhan untuk menemukan pasangan hidupmu-jodoh dari Tuhan. Yang terutama dari semua ini adalah supaya nama Tuhan dipermuliakan dalam setiap pernikahan di bumi ini.
Jesus Bless Us :)
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
** Firman Tuhan: Keluaran 15:25 **
"Musa berseru-seru kepada Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kepadanya
sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu
menjadi manis." Mana yang lebih Anda sukai: minum jamu beras kencur manis dulu baru minum jamu bratawali yang pahit; atau minum jamu bratawali yang pahit dulu baru minum jamu beras kencur manis sebagai penawar? Biasanya orang akan memilih meminum beras kencur yang manis setelah minum bratawali yang pahit.
Segera setelah peristiwa Laut Teberau yang mencengangkan dan menggembirakan, orang Israel mengalami kesulitan: tiga hari mereka berjalan di padang gurun tanpa air. Ketika sampai di sebuah tempat berair bernama Mara, mereka tetap tak dapat minum sebab air di situ pahit. Namun, di situ terjadi kembali pertolongan Tuhan yang mengubah air pahit di Mara menjadi air yang manis. Di tempat kepahitan (Mara), air berubah menjadi manis (bahasa Ibrani: Mathaq, yang berarti “manis”, menggembirakan). Begitulah Tuhan mendidik umat Israel, bahwa Dia adalah Allah yang dapat membuat Mara menjadi Mathaq; yang dapat membuat apa yang tak bisa dinikmati menjadi sesuatu yang menggembirakan. Ini akan terjadi apabila umat Tuhan ”sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan, Allah, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telinga kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya”.
Dalam kisah hidup kita, kadang ada kejadian pahit yang terjadi dan membuat hati kita merana karenanya. Bila hal itu terjadi, apakah Anda ingin hati Anda yang pahit diubahkan menjadi manis? Allah kita mampu mengubahnya, asal kita sungguh-sungguh bersedia mendengarkan perintah Tuhan dan melakukan apa yang benar, dengan setia.
APABILA KEPAHITAN HIDUP TAK TERHINDARI
BERSANDARLAH KEPADA ALLAH YANG SANGGUP MEMBUATNYA MANIS
BERSANDARLAH KEPADA ALLAH YANG SANGGUP MEMBUATNYA MANIS
God Bless Us
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
** Firman Tuhan: Mazmur 139:7 **
"Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?"
Sebuah kartun melukiskan dengan menarik adegan Yusuf sedang digoda oleh istri Potifar. Mereka hanya berdialog berdua di sebuah kamar. Di kamar itu tegak berdiri patung dewa sesembahan keluarga Potifar. Sambil melempar busananya ke arah patung itu sehingga menutupi “kepala” si dewa, istri Potifar berkata kepada Yusuf, “Marilah tidur dengan aku. Tak ada seorang pun di sini yang melihat kita, bahkan dewa pun tidak.” Namun Yusuf menjawab, “Janganlah Nyonya berbuat begitu! Walau dewamu tidak melihat, tetapi Allahku hidup dan tetap melihat.”
Pencobaan terberat bisa terjadi ketika seseorang sedang berada dalam situasi sepi, tersembunyi, tak ada orang yang melihat. Nafsu jahat akan merayu minta dipenuhi. Niat berbuat baik pun diserbu suara yang berkata, “Percuma, tak usah jadi pahlawan. Tak ada yang melihat dan mengganjarmu”. Di saat seperti itu, yang tersisa hanya benteng iman.
Syukurlah, Yusuf memiliki benteng itu. Yakni kesadaran dan penghayatan bahwa Tuhan hidup, selalu hadir dan melihat segala sesuatu. Meski tak ada orang di situ—selain Nyonya Potifar sendiri—Yusuf tetap berkata, “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?”
“Mata Tuhan melihat, apa yang kita perbuat, buat yang baik, buat yang jahat”, begitu sebagian lirik nyanyian anak-anak di Sekolah Minggu. Sederhana, tetapi sampai kapan pun kebenarannya tidak berubah. Berlaku baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Jika kita tergoda untuk berbuat jahat atau terhalang untuk berbuat baik—karena ada pikiran bahwa tak ada yang melihat—mari segera kuatkan benteng iman kita.
DI MANA PUN DAN KAPAN PUN, SATU HAL YANG HARUS SELALU KITA INGAT:
ATAS SEGALA SESUATU, TUHAN MELIHAT
ATAS SEGALA SESUATU, TUHAN MELIHAT
God BLess us
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
** Firman Tuhan: Amsal 14:12 **
"Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." Carl Weisman mewawancarai 1.036 orang yang telah bercerai untuk meneliti penyebabnya. Ternyata 80% menyatakan bahwa sebelum menikah, sudah muncul keraguan dalam hati mereka untuk bisa bertahan hidup bersama pasangannya. Ada yang terasa mengganjal di hati. Namun, perasaan itu ditutupi rasa optimis bahwa sesudah menikah semuanya akan berubah. Atau, sudah telanjur memastikan tanggal pernikahan. Weisman, dalam bukunya, Serious Doubts (Keraguan Serius) berkata: “Jika Anda sangat ragu menikahi seseorang, jangan nekat! Dengarkan suara hati agar jangan salah jalan.”
Hati adalah pusat kehidupan batin. Tempat diolahnya perasaan dan pikiran terdalam. Dari hati muncul penilaian jujur pada diri sendiri. Suara hati membisikkannya kepada kita, terutama jika ada yang tak beres. Kita bisa saja mengabaikannya dan lebih menuruti apa kata orang. Namun, hati akan merana. Orang bijak tak akan bertindak berdasarkan apa kata orang. Ia akan berhati-hati melangkah; peka mendengar suara hati. Ia tak akan ceroboh mengambil jalan yang disangka lurus. Ia tidak akan menjalaninya sebelum yakin bahwa jalan itu benar-benar lurus.
Salah jalan memang bukan akhir. Tuhan bisa membuat keputusan-keputusan keliru yang kita buat menjadi sesuatu yang berakhir baik. Anda, dengan pertolongan Tuhan, bisa kembali menempuh jalan yang benar. Namun, prosesnya menghabiskan waktu dan tenaga. Menguras pikiran dan perasaan. Anda akan mengalami kesusahan yang tak perlu terjadi. Jadi, sebelum mengambil keputusan penting, datanglah kepada Tuhan. Mintalah kepekaan untuk mendengar pimpinan-Nya, bahkan lewat suara hati Anda.
SUARA HATI ADALAH SOBAT YANG PALING BERANI BICARA
IA BERANI BERKATA “TIDAK” SAAT SEMUANYA BERKATA “YA”
IA BERANI BERKATA “TIDAK” SAAT SEMUANYA BERKATA “YA”
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
** Firman Tuhan: Yesaya
65:12b **
" Oleh karena ketika Aku memanggil, kamu tidak menjawab, ketika Aku
berbicara, kamu tidak mendengar, tetapi kamu melakukan apa yang jahat
di mata-Ku dan lebih menyukai apa yang tidak berkenan kepada-Ku." Sebuah pepatah mengatakan: “Orang yang kita cintai memiliki potensi terbesar untuk menyakiti hati kita”. Jika yang tidak mengacuhkan kita adalah orang yang tidak kita kenal, tidak masalah. Namun, jika itu adalah orang yang paling kita kasihi, itu tentu sangat menyakitkan.
Tidak diindahkan oleh orang yang dikasihi dan dipilihnya. Demikianlah “curahan isi hati” Tuhan tentang bangsa Israel melalui nabi Yesaya. Tuhan laksana kekasih yang terluka; cintanya tidak disambut bangsa Israel. Saat Dia memanggil, Israel tidak menjawab; ketika Dia berbicara, Israel tidak mendengar. Tuhan begitu mengasihi bangsa Israel, tetapi mereka mengabaikan Tuhan dan mengkhianati-Nya dengan melakukan apa yang jahat dan menyakiti hati-Nya. Itu sebabnya Tuhan akan menghukum mereka. Namun demikian, kasih Tuhan membuat-Nya tidak memusnahkan mereka seluruhnya. Tuhan bahkan menjanjikan pemulihan total; tidak akan ada lagi yang berbuat jahat dan berlaku busuk
(ayat 17-25). Betapa besar cinta Tuhan!
Sebagai umat Tuhan hari ini, bagaimana sikap kita dalam menanggapi Tuhan? Seberapa kita mengasihi Pribadi yang demikian mengasihi kita? Adakah kita menanggapi Dia setiap saat Dia memanggil dan berbicara kepada kita? Ataukah kita lebih sering seperti bangsa Israel yang memilih untuk bertindak sesuka hati ketimbang menyenangkan Tuhan? Setiap dosa yang kita lakukan adalah wujud pemberontakan kita kepada Tuhan dan itu membuat hati-Nya terluka. Ambillah pilihan terbaik: yang memuliakan dan menyenangkan hati-Nya.
SESUNGGUHNYA KITA TAK LAYAK, NAMUN BEGITU DIKASIHI TUHAN.
MARI TINGGALKAN DOSA DAN HIDUP MENYAMBUT CINTA-NYA.
MARI TINGGALKAN DOSA DAN HIDUP MENYAMBUT CINTA-NYA.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
** Firman Tuhan: 1 Tesalonika 5:16-18 **
"Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Ucapkanlah syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
Pada 1960, Dean Denler, suami Ruth Meyers (penulis 31 Days of Praise), dirawat karena kanker. Saat itulah ia memutuskan untuk membuat kamar rumah sakitnya suatu tempat kediaman istimewa bagi Tuhan. “Aku akan memuji Tuhan sepanjang kekekalan,” katanya kepada Ruth, “tapi hanya selama waktuku yang singkat di bumi aku dapat membawa kesukaan bagi-Nya dengan memuji Dia di tengah kesakitan.” Ketika meninggal, teman dekatnya berkata, “Kamar Dean menjadi suatu tempat suci, ranjangnya sebuah mimbar; dan semua yang datang untuk menghiburnya diberkati.” Lagu pujian memang tidak menyembuhkan fisik Dean. Namun, orang dapat mencermati bagaimana pujian yang lahir dari hati penuh syukur mengubah cara pandangnya terhadap penyakit; dan membawa orang lain memuliakan Allah.
Paulus juga berpesan agar jemaat di Tesalonika bersyukur dalam segala hal. Mengapa? Sebab itulah yang dikehendaki Tuhan. Ya, Anda tidak salah baca. Mengucap syukur dalam segala hal adalah kehendak Kristus. Sukacita dan syukur jemaat Tesalonika menjadi teladan bagi banyak orang, bukan karena segala sesuatu lancar bagi mereka (1 Tesalonika 1:6-9). Penindasan tidak menghalangi hati yang dipenuhi syukur melahirkan pujian bagi Tuhan.
Dalam hal apa atau saat-saat seperti apakah Anda memuji Tuhan, bersukacita dan bersyukur kepada-Nya? Apakah pujian Anda kepada Tuhan kerap dipengaruhi keadaan sekitar? Pujilah Tuhan, sebab itulah kehendak-Nya. Itu menyukakan hati-Nya, dan membawa orang lain memandang kemuliaan-Nya.
BERSYUKURLAH DALAM SEGALA HAL.
TUNJUKKAN BETAPA TUHAN LAYAK DIPUJI DALAM SEGALA SITUASI.
TUNJUKKAN BETAPA TUHAN LAYAK DIPUJI DALAM SEGALA SITUASI.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Langganan:
Postingan (Atom)