** Firman Tuhan: Kejadian 40:23, Kejadian 41:1 **
"Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu... Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun..."
Di supermarket mudah kita jumpai aneka bumbu masak instan. Saya pernah mencoba beberapa di antaranya, termasuk bumbu rendang instan kesukaan saya. Mudah dan cepat! Hasilnya pun tampak lezat. Tetapi ketika disantap, ada yang berbeda dari rendang yang disiapkan secara tradisional. Entah mengapa. Mungkin proses panjang mengolah bumbu rendang memang kunci lezatnya rendang yang asli.
Banyak hal dalam hidup kita juga tidak bisa dicapai secara instan. Diperlukan waktu dan proses yang cukup untuk membuahkan hasil yang optimal. Itulah yang kita lihat dari penggalan hidup Yusuf yang kita baca hari ini. Yusuf dilantik sebagai pejabat tinggi Mesir setelah berhasil mengartikan mimpi Firaun. Hal itu terjadi setelah juru minuman raja yang pernah ditolongnya membawanya kepada Firaun. Nah, peristiwa ini baru terjadi dua tahun setelah Yusuf memberikan pertolongan itu. Dua tahun! Tetapi, kalau kita pikirkan lagi, waktunya tepat sekali, bukan? Jika Yusuf dibebaskan lebih awal, ia mungkin tidak berkesempatan untuk mengartikan mimpi Firaun dan menjadi pejabat tinggi Mesir. Secara karakter juga mungkin ia belum siap. Waktu Tuhan memang sempurna.
Dalam hidup ini kita harus belajar untuk tidak selalu terburuburu. Bagi kita, lebih cepat, lebih baik. Tetapi, bagi Tuhan, sering kali lebih baik ditahan dulu sampai waktunya tepat. Ini karena, berbeda dari kita, Tuhan mengetahui masa depan. Dia tahu rencana besar-Nya. Karena itu, kalau Tuhan meminta kita untuk menunggu, sabarlah. Tunggu waktu-Nya.
WAKTU TUHAN TIDAK SELALU SAMA DENGAN WAKTU KITA,
TAPI WAKTU TUHAN SELALU TEPAT BAGI KITA.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
** Scripture: Genesis 40:23, Genesis 41:1 **
"But Joseph is not remembered by the chief cupbearer it ... After two years passed, Pharaoh had a dream ..."
In the supermarket we can easily find a variety of instant seasoning. I've tried some of them, including my favorite flavor of instant rendang. Easy and fast! The result looked delicious. But when eaten, no different from the rendang is traditionally prepared. Somehow. Might be a long process to cultivate herbs delicious rendang is rendang original key.
Many things in our lives can not be achieved instantly. It takes time and the process is sufficient to produce optimal results. That's what we see from a fragment of the life of Joseph we read today. Yusuf was appointed as top officials of Egypt after successfully interpret Pharaoh's dream. It happened after the king's cupbearer who ever was helping bring it to Pharaoh. Well, this incident had happened two years after Joseph's to provide help that. Two years! But, if we think about it, the time is right, is not it? If Joseph was released early, he may not have the opportunity to interpret Pharaoh's dream and became a high official of Egypt. Character is also possible he was not ready. God's timing is perfect.
In this life we have to learn to not always hurried. For us, the sooner, the better. But, for God, often times better first detained until the time is right. This is because, unlike us, God knows the future. He knew his great plan. Therefore, if God asks us to wait, be patient. His wait time.
GOD'S TIME IS NOT ALWAYS SAME WITH OUR TIME,
BUT GOD'S TIME IS ALWAYS RIGHT TIME FOR US
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
** Firman Tuhan: ** 2 Timotius 1:8 **
"Jadi, janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah."
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
** Firman Tuhan: AmsaL 6:5 **
"Lepaskanlah dirimu seperti kijang dari pada tangkapan, seperti burung dari pada tangan pemikat."
Terperangah saya menyaksikan acara TV itu. Kru sengaja mendatangi rumah-rumah yang penghuninya tidak pernah membersihkan rumah dan membuang barang. Akibatnya rumah mereka begitu jorok, penuh tumpukan barang, sehingga sukar menemukan celah untuk berjalan. Orang harus melangkah di sela-sela timbunan barang. Udara pengap. Penuh bau tak sedap. Suasana gelap. Jauh dari kewajaran hidup yang sehat. Rumah dan sampah menyatu. Celakanya, si penghuni seolah dibuat lumpuh tak berdaya untuk memperbaiki keadaan.
AmsaL 6:4-11, mengulas satu topik saja: kemalasan. Ini adalah sumber dari banyak kesusahan hidup yang mampu menyudutkan seseorang pada ketidakberdayaan yang melumpuhkan (AmsaL 6:11). Hal itu tidak terjadi dalam sekejap mata, melainkan ada prosesnya. Awalnya keengganan untuk bangun pada waktunya (AmsaL 6:4 & 10). Artinya, selalu menunda. Nanti saja. Karena "dipelihara" sebagai kebiasaan, kemalasan bertumpuk. Jadi kian parah dan susah dilawan. Orang terjerat olehnya. Maka, hindarilah kemalasan sebelum ia menjadi "perangkap" (AmsaL 6:4).
Kebiasaan bermalas-malas tak boleh dibiarkan. Harus dilawan sedini mungkin. Jika terlanjur mendarah-daging, sangat sulit melawannya. "Pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak" seru penulis Amsal. Artinya, kita perlu segera menggantinya dengan kebiasaan yang berlawanan, dengan belajar memerintah diri sendiri agar tidak menunda pekerjaan (AmsaL 6:7-8). Ya, belajar menyelesaikan pada hari ini tugas yang dapat diselesaikan hari ini.
KEMALASAN HARUS DILAWAN SEDINI DAN SEKERAS MUNGKIN
SEBELUM KITA DIBUAT TAK BERDAYA UNTUK MELAWANNYA
----------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------
** Scripture: Proverbs 6:5 **
"Deliver yourself like a gazelle from the catch, like a bird from the hand of a decoy."
I watched stunned the TV show. Crew accidentally went to the houses whose residents do not have to clean house and get rid of stuff. As a result, they are so squalid homes, piled stuff, so difficult finding a gap to run. People had to step in between the piles of goods. Fug. Full of odor. Dark atmosphere. Far from living a healthy fairness. Home and trash together. Unfortunately, the occupants made lame as powerless to improve the situation.
Proverbs 6:4-11, review one topic only: laziness. It is the source of many of life's trials are able to corner someone in a paralyzing helplessness (Proverbs 6:11). That did not happen in the blink of an eye, but there the process. Originally reluctance to get up in time (Proverbs 6:4 & 10). That is, always defer. Later. Because "maintained" as a habit, laziness stacked. So the more severe and difficult to resist. People ensnared by it. So, avoid laziness before he became a "trap" (Proverbs 6:4).
Laze habits should not be allowed. Should be resisted as early as possible. If you already ingrained, very tough fight. "Go to the ant, consider its ways and be wise" Proverbs writer exclaimed. That is, we need to immediately replace it with the opposite behavior, with learning to govern themselves so as not to delay job (Proverbs 6:7-8). Yes, learn to solve today tasks that can be completed today.
"Deliver yourself like a gazelle from the catch, like a bird from the hand of a decoy."
I watched stunned the TV show. Crew accidentally went to the houses whose residents do not have to clean house and get rid of stuff. As a result, they are so squalid homes, piled stuff, so difficult finding a gap to run. People had to step in between the piles of goods. Fug. Full of odor. Dark atmosphere. Far from living a healthy fairness. Home and trash together. Unfortunately, the occupants made lame as powerless to improve the situation.
Proverbs 6:4-11, review one topic only: laziness. It is the source of many of life's trials are able to corner someone in a paralyzing helplessness (Proverbs 6:11). That did not happen in the blink of an eye, but there the process. Originally reluctance to get up in time (Proverbs 6:4 & 10). That is, always defer. Later. Because "maintained" as a habit, laziness stacked. So the more severe and difficult to resist. People ensnared by it. So, avoid laziness before he became a "trap" (Proverbs 6:4).
Laze habits should not be allowed. Should be resisted as early as possible. If you already ingrained, very tough fight. "Go to the ant, consider its ways and be wise" Proverbs writer exclaimed. That is, we need to immediately replace it with the opposite behavior, with learning to govern themselves so as not to delay job (Proverbs 6:7-8). Yes, learn to solve today tasks that can be completed today.
LAZINESS MUST BE CONFRONTED EARLY
AND HARD, BEFORE WE MADE NOT HVE POWERED FOR AGAINST IT
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
** Firman Tuhan: Lukas 13:8-9 **
"Jawab orang itu: "Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Seorang pengusaha memberi kepercayaan pada seorang karyawannya untuk mengelola suatu bidang usaha, namun sudah tiga tahun berturut-turut bisnis itu rugi. Menurut Anda, apa yang akan dilakukan oleh pengusaha itu? Jika Anda adalah sang karyawan, apa yang Anda harapkan akan dilakukan pengusaha itu?
Ternyata ia memberi Anda kesempatan satu tahun lagi untuk membuktikan bahwa Anda dapat berhasil. Anda mendapat sebuah anugerah. Apa yang akan Anda lakukan? Tidakkah Anda akan menggali segenap potensi diri Anda dan melakukan semua upaya agar berhasil sehingga kepercayaan yang diberikan kepada Anda tidak sia-sia? Jika ternyata Anda masih bekerja dengan setengah hati, Anda benar-benar tidak tahu bersyukur.
Begitu juga dengan pohon ara dalam perumpamaan yang diberikan Tuhan Yesus. Dari segi usia, sudah seharusnya ia berbuah sejak tiga tahun lalu. Akibatnya sang pemilik meminta agar pohon itu ditebang saja, karena tidak ada gunanya ia hidup. Lalu penjaga kebun memohon diberi waktu setahun lagi. Ia akan menggemburkan tanahnya dan memberinya pupuk. Jika tahun depan ia masih belum berbuah, maka pohon itu akan ditebang. Itulah gambaran hidup kita.
Jika Allah datang dan memeriksa hidup kita saat ini, buah apa yang akan Dia temukan? Apakah kita akan bersukacita atau menjadi malu karenanya? Karena itu, di saat Dia masih memberi kita kesempatan untuk hidup, jalanilah sebuah kehidupan yang bermanfaat sehingga Anda dapat menghasilkan buah-buah yang memuliakan nama-Nya.
SETIAP HARI BARU YANG TUHAN BERIKAN UNTUK KITA JALANI
ADALAH KESEMPATAN UNTUK BERBUAH BAGI DIA.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
"The man replied," Lord, let him grow this year again, I will be digging the ground around it and fertilize it to him, maybe it bears fruit next year, otherwise, cut it! "
An employer gives an employee the confidence to manage a business field, but had three consecutive years the business was loss. In your opinion, what will be done by the employer? If you are the employee, what do you expect will be the entrepreneurs?
Apparently he gives you a chance for one more year to prove that you can succeed. You got a gift. What would you do? Are not you going to explore all the potential you and make every effort so successful that the trust given to you was not in vain? If you find that you are still working half-heartedly, you really do not know grateful.
So is the parable of the fig tree in the Lord Jesus. In terms of age, he should have been fruitful since three years ago. As a result, the owner requested that the tree was cut down, because there was no point in her life. Then invoke keeper was given another year. He will loosen the soil and give fertilizer. If next year he still was not fruitful, then the tree will be cut down. That picture of our lives.
If God came and checked our lives today, the fruit what would he find? Are we going to rejoice or be ashamed of it? Therefore, at the moment he still gave us a chance to live, live your life a worthwhile so that you can produce fruit that glorifies His name.
NEW EVERYDAY THAT GOD GIVE US TO LIVE
IS A CHANCE TO FRUITFUL FOR HIS GLORY
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
** Firman Tuhan: Roma 3:25 **
"Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya.."
Benar, keadaaan manusia berdosa sangatlah mengenaskan. Tak ada seorang pun yang benar (Roma 3:10). Tak ada yang mencari Allah (Roma 3:11). Tak ada yang berbuat baik (Roma 3:12). Mulut mereka menipu dan penuh sumpah serapah (Roma 3:13-14). Mereka menumpahkan darah (Roma 3:15). Mereka tidak mau berdamai (Roma 3:17). Mereka tidak takut akan Allah (Roma 3:18). Siapa yang tidak gerah melihat kondisi semacam ini? Seolah-olah tak ada lagi harapan.
Namun, Allah menyediakan jalan ajaib di tengah kondisi putus asa tersebut: "yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya" (Roma 3:22). Perhatikan bagian terakhir: bagi semua orang yang percaya. Bagian Allah adalah menyediakan penebusan. Bagian kita adalah menerima dan mengimani penebusan-Nya itu!
SEPERTI SABUN YANG AKAN BERFUNGSI KETIKA DIPAKAI,
BEGITU JUGA KESELAMATAN DITERIMA KETIKA KITA BERIMAN.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Langganan:
Postingan (Atom)