Sejak muda Mark Twain tidak mengakui keberadaan Tuhan. Tahun 1868, pria yang populer ini berkenalan dengan Olivia, seorang gadis cantik yang takut akan Tuhan. Mark jatuh cinta pada pandangan pertama kepada gadis yang dididik dalam keluarga Kristen yang taat.
Olivia tahu bahwa Mark tidak percaya pada Tuhan, namun cinta yang kuat seperti maut itu akhirnya mengantar Olivia menjadi istri Mark. Olivia menikah dengan syarat : Mark tidak boleh menghalanginya untuk beribadah. Mark memang memberi Olivia kebebasan untuk beribadah, tetapi ia kerap mengatakan tidak melihat manfaat ibadah yang dilakukan istrinya.
Waktu yang berjalan mengikis iman Olivia, kini imannya yang dulu berapi-api menjadi redup. Di satu titik, Olivia menjadi lesu, tidak pernah lagi pergi ke gereja, dan sama sekali tidak bersaat teduh seperti dulu.
Rumah tangga Mark dan Olivia sering dirundung malang, dua orang anak mereka mati dalam usia muda. Kondisi ini tentu melukai hati mereka, terlebih Olivia. Mark tetap menghiburnya, "APABILA DALAM KESEDIHAN ENGKAU MERASA PERLU BERDOA DAN PERGI KE GEREJA UNTUK MENENANGKAN HATIMU, LAKUKAN! AKU MENDUKUNGMU DENGAN SEPENUH HATI." "MARK, SEJAK MENIKAH DENGANMU, IMANKU SEMAKIN HARI SEMAKIN PUDAR DAN SETELAH SEKIAN LAMA KITA MENIKAH, KINI AKU PUN SUDAH TIDAK MEMILIKI IMAN LAGI KEPADA TUHAN," jawab Olivia.
Betapa besar harga yang harus dibayar oleh orang benar yang kemudian kompromi dengan dosa demi mendapatkan keinginan dunia yang fana.
Banyak muda-mudi yang gagal mempertahankan imannya ketika berada di persimpangan cinta. Mengapa mereka masuk ke dalam jebakan di lembah cinta dan terhilang di sana ?
PERTAMA, TIDAK MEMEGANG PRINSIP BAHWA: TERANG TIDAK DAPAT BERSATU DENGAN GELAP (2 Korintus 6:14).
Seorang pemuda atau pemudi memutuskan untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang tidak seiman karena berpikir imannya cukup kuat. Mereka pikir, setelah menikah mereka mampu membawa pasangannya kepada Tuhan, atau paling tidak mempertahankan imannya. Kebanyakan yang nekat berbuat demikian mengalami kegagalan. Kenekatan seperti ini justru akan menjadi jebakan yang membawa celaka dalam hidupnya.
KEDUA, TAKUT TIDAK AKAN MENDAPATKAN PASANGAN HIDUP DAN TIDAK SABAR MENUNGGU.
Kekuatiran ini menjadi celah yang besar bagi seorang single, apalagi yang sudah berumur matang. Keinginan untuk segera mendapatkan status menikah membuatnya tidak berpikir panjang. Ketika seseorang datang dan menyatakan keinginan untuk menikahinya, maka ia segera menyambutnya.
Anak-anak Tuhan, bersabarlah karena iman memang membutuhkan kesabaran, tetapi akan membuahkan hasil yang manis.
Percayalah kepada Tuhan dengan tetap menantikan pasangan yang seiman dan seimbang, kebahagiaan pasti engkau reguk.
God Bless us... :)
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar