** Firman Tuhan: (Mat 5:37) **
"Janganlah engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa untuk memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat." Menurut C. Subakdi Soemanto, penggunaan kata yang diperhalus dalam kehidupan sehari-hari, menunujukkan ketidaksiapan untuk berterus terang. Kata yang diperhalus mengandung jebakan atau menampilkan wajah halus, pada hal ada yang perlu diperbaiki."Kata yang dugunakan untuk memperhalus sebuah kenyataan menjadikan bahasa sukar dipegang kebenarannya. Sisi lain dari penggunaan bahasa yang diperhalus adalah hidupnya budaya sulit terus terang," tandas budayawan itu.
Tuhan Yesus pernah tegas berpesan kepada para murid agar mereka memiliki gaya hidup suka berterus terang dengan menyatakan yang benar sebagai benar dan salah sebagai salah. Ini penting karena bersinggungan langsung dengan praktik hidup sehari-hari. Jika kehidupan sehari-hari mereka diwarnai dengan gaya berterus terang, maka hal itu akan membentuk pola kebiasaan. Dan kebiasaan merupakan kenyataan riel yang membungkus kehidupan setiap manusia. Hal ini akan menampilkan setiap pribadi apa adanya.
Kehidupan sehari-hari kita pun demikian. Setiap detik, menit, jam, hari akan membentuk citra kita, baik dihadapan Tuhan maupun sesama. Di tempat kerja, di rumah, di gereja, di masyarakat, keseharian kita telah melukis secara akurat jati diri kita! Apakah kita telah mengembangkan gaya hidup suka berterusterang untuk semakin memancarkan citra-Nya?
God bLess us
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0 komentar:
Posting Komentar