"Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para tua-tua
Israel: ”Mengapa Tuhan membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin
pada hari ini? Marilah kita mengambil dari Silo tabut perjanjian Tuhan,
supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan kita dari tangan
musuh kita”.
Kita mungkin pernah menyaksikan dalam film-film horor, bagaimana kitab suci atau simbol-simbol agama digunakan untuk membuat setan takut dan tak berdaya. Entah dipengaruhi film semacam itu atau tradisi keluarga, ada orang kristiani yang melakukan hal serupa. Mereka memasang salib di rumahnya dengan harapan rumah tersebut akan terlindung dari gangguan setan. Beberapa orang akan merasa sangat tenang ketika tidur didampingi Alkitab.
Dalam bacaan hari ini, tua-tua Israel mempertanyakan mengapa Tuhan tidak menyertai mereka dalam peperangan. Sebenarnya mereka telah mengarahkan pikiran kepada Pribadi yang tepat. Sayangnya, mereka lalu mengambil kesimpulan yang salah. Dengan cepat mereka mencari “sesuatu” untuk membuat mereka tenang. Mereka mendatangkan “benda suci”, yakni Tabut Perjanjian, diiringi oleh “orang-orang suci” yakni para imam, Hofni dan Pinehas. Pikir mereka, benda-benda itu dapat membuat Tuhan datang dan melepaskan mereka. Mereka termakan dengan takhayul rohani sama seperti musuh mereka yang juga sangat takut dengan tabut tersebut. Hasilnya? Kekalahan mereka justru makin parah. Ternyata, orang-orang suci dan benda suci tidak dapat menolong mereka.
Tak jarang kita pun menghadapi kesulitan hidup bak peperangan setiap hari. Kala mencari perasaan tenang dan kemenangan, kepada apa atau siapa kita menaruh harap? Adakah benda atau pribadi tertentu—yang justru bukan Tuhan—menjadi tempat kita bertumpu? Hati-hati dengan takhayul rohani yang membuat kita mengilahkan sesuatu dan menyakiti hati Tuha.
KALA KITA PERLU RASA AMAN DAN TENANG
KEPADA TUHAN SAJA SEPATUTNYA KITA DATANG
KEPADA TUHAN SAJA SEPATUTNYA KITA DATANG
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0 komentar:
Posting Komentar