Jawab Yesus, "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia." (Yohanes 9:3)
Saya merasa kurang nyaman jika ada orang yang menghubung-hubungkan masalah keuangan yang kita alami dengan persepuluhan. Atau, jika orang mengaitkan suatu musibah atau penyakit sebagai hukuman atas dosa. Apakah masalah keuangan mutlak terjadi sebagai akibat kelalaian dalam memberikan persepuluhan? Apakah musibah atau sakit penyakit mutlak terjadi sebagai akibat dari dosa yang belum terselesaikan?
Dua peristiwa dalam Alkitab menunjukkan bagaimana sepatutnya kita menyikapi hal seperti itu. Pertama, kisah tentang Ayub. Ternyata reputasi saleh, jujur, takut akan Allah, dan menjauhi kejahatan (Ayub 1:1) bukan jaminan tidak adanya masalah dalam hidup Ayub. Hanya dalam sekejap, Ayub kehilangan harta benda, keluarga, dan kesehatannya. Kedua, kisah murid Yesus bertemu dengan orang yang buta sejak lahir. Mereka bertanya, "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Tuhan Yesus menjawab, "Bukan dia, dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia."
Ketika mendapati saudara seiman yang sedang bergumul dalam masalah, jangan cepat-cepat menghakimi bahwa hal itu terjadi karena dirinya lalai atau berbuat dosa. Masalah terjadi dalam hidup seseorang belum tentu sebagai teguran atas dosa kita. Bisa saja Tuhan memakai masalah untuk membentuk karakter kita atau untuk menyatakan pekerjaan ajaib-Nya dalam hidup kita. Kita perlu belajar melihat masalah sebagaimana Allah memandangnya.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0 komentar:
Posting Komentar