Nats :
Dan raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku. (Nehemia 2:8)
Orang yang berkedudukan tinggi bisa jadi menimbulkan rasa takut di hati kita. Kita mungkin takut secara berlebihan pada pimpinan, orang tua, bos, majikan, karena mereka memiliki otoritas untuk memerintah kita melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan.
Kita memang patut menghormati mereka, tetapi tidak seharusnya kita menganggap mereka memiliki otoritas mutlak atas hidup kita. Sebagai orang percaya, kita tahu hanya ada satu pemegang otoritas mutlak, yakni Allah kita. Atasan atau pemimpin kita hanyalah alat di tangan Allah untuk melaksanakan rencana-Nya.
Kisah Nehemia memberi sebuah bukti nyata akan kebenaran ini. Setelah mendengar kondisi buruk Yerusalem, Nehemia sangat ingin membangun kembali tembok kota itu. Ia sadar, untuk melakukannya perlu sumber daya yang tidak sedikit. Ia pun memberanikan diri mengajukan permohonan kepada Raja Artahsasta. Sang raja tentu saja memiliki otoritas untuk menjawab ya atau tidak. Nyatanya, ia memutuskan mengabulkan permohonan Nehemia. Bagi Nehemia, hal itu terjadi karena Allah menggerakkan hati sang raja.
Meskipun kelihatannya pemimpin atau atasan memiliki kuasa atas diri kita, sejatinya mereka seperti batang air yang dikendalikan Allah untuk mengalir sesuai dengan kehendak-Nya (Amsal 21:1). Tindakan mereka tidak mungkin melampaui kedaulatan Allah. Mereka pun dapat dipakai Allah menggenapi rencana-Nya atas hidup kita. Kesadaran ini akan mendorong kita memiliki sikap yang benar terhadap mereka: hormat, namun tidak ketakutan.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0 komentar:
Posting Komentar