Bagaimana kita mengukur kerinduan kita terhadap Allah? Kita tak dapat melakukannya. Kerinduan berhubungan dengan keinginan. Kerinduan menggambarkan dorongan hati yang kita rasakan terhadap seseorang atau sesuatu. Allah melihat hati kita. IA tahu apakah kita memiliki kerinduan terhadap-Nya atau tidak. Tak ada cara untuk bersandiwara tentang ketulusan kerinduan kita.
Bahkan setelah Daud jatuh ke dalam dosa dan sangat mendukakan Allah, Tuhan menyebutnya seorang yang berkenan kepada-Nya. Bagaimana mungkin? Allah memandang melampaui penampilan luar pada jati diri kita yang sebenarnya. IA mengetahui kita sampai pada hal-hal yang pribadi. Dalam hati Daud, Allah melihat kerinduan sejati terhadap-Nya. Di balik kegagalan-kegagalannya, Daud mengasihi Allah.
Tetapi Allah tidak menganggap sepi dosa Daud begitu saja; keluarganya menanggung akibat perbuatannya selama beberapa generasi. Namun, Kasih Allah terhadap Daud tidak pernah berubah. Janji-janji Allah yang diberikan kepadanya sewaktu ia masih muda tak pernah berubah. Pada akhir hidupnya, Daud menulis,
Sebab IA menegakkan bagiku suatu perjanjian kekal, teratur dalam segala-galanya dan terjamin. Sebab segala keselamatanku dan segala kesukaanku bukankah Dia yang menumbuhkannya? (2 Samuel 23:5).
Kerinduan terhadap Allah jika kita menolak godaan dunia serta mencari pujian dari Bapa surgawi yang mengasihi dan selamanya setia kepada kita. Dengan murah hati IA mengaruniakan rahmat dan kemurahan-Nya bagi mereka yang datang kepada-Nya dalam kerendahan hati.
A Gift Of Love.
Selamat pagi
Tuhan memberkati.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar