** Firman Tuhan: Amsal 12:24 **
Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa."


       Salah satu penyakit saya semasa kuliah adalah suka menunda-nunda. Meski tak berniat untuk malas, kerap saya mengalir begitu saja menjalani hari, mengabaikan jadwal yang sebenarnya sudah saya buat. Ketika tugas harus dikumpul atau ujian tiba, saya terpaksa harus begadang. Heran juga kalau melihat bahwa semua itu sebenarnya dapat diselesaikan dalam waktu relatif singkat ketika saya benar-benar fokus. Jika saya sedikit lebih rajin, tentu saya tak perlu begadang dan yang saya kerjakan bisa lebih optimal.

       Alkitab berulang kali memberi nasihat tentang kemalasan. Salah satunya yang kita baca hari ini. Kemalasan mengakibatkan kerja paksa. Kemalasan bisa membuat seseorang tidak menikmati, apalagi memetik manfaat dari apa yang dikerjakannya. Mungkin akhirnya ia merasa didikte orang lain yang lebih rajin . Mungkin akhirnya ia merasa sering gagal (AmsaL 12:27). Di sini penulis Amsal berbicara tentang sesuatu yang realistis untuk dicapai, tetapi tidak kesampaian karena usaha yang diberikan terlalu sedikit.


       Kemalasan atau keengganan melakukan sesuatu pada waktunya bisa bersumber dari banyak hal. Mungkin sesuatu itu memang kurang kita sukai. Mungkin cara kita menata waktu perlu dibenahi. Temukan dan bereskanlah akar masalahnya. Setiap orang punya kecenderungan untuk bermalas-malasan. Kita lebih suka mengatur jadwal sesuka hati dari pada memperhatikan kepentingan orang lain. Kemalasan bisa merebut sukacita dan berkat dalam bekerja serta hidup bersama. Mari melatih diri untuk rajin dan persembahkan upaya terbaik kita untuk menghormati Tuhan.



KESEMPATAN YANG TUHAN BERIKAN
TAK PANTAS KITA JALANI DENGAN BERMALAS-MALASAN.



-------------------------------------------------------------------------------------------------------
 

** Scripture: Proverbs 12:24 **
Hand of the diligent hold power, but laziness lead to forced labor. "
 

        One of my illness in college is a procrastinator. Although not intending to lazy, I often run off through the day, ignoring my schedule is already made​​. When the task should be collected or exams arrived, I had to stay up. Wonder also if you see that all of it can actually be completed in a relatively short time when I was really focused. If I were a little more diligent, I would not have to stay up and that I could do more optimal.

        The Bible repeatedly advising on laziness. One of which we read today. Laziness lead to forced labor. Laziness can make a person do not enjoy, let alone reap the benefits of what he was doing. Maybe eventually he was dictated to others who are more diligent. Maybe eventually he was often fail (Proverbs 12:27). Here the writer of Proverbs speaks of something realistic to achieve, but not accomplished because too little effort exerted.

        Laziness or unwillingness to do something in time can come from many things. Maybe something is not to our liking. Maybe the way we organize time needs to be addressed. Find and bereskanlah root of the problem. Everyone has a tendency to be lazy. We prefer to schedule as they pleased in the interests of others. Laziness can seize the joy and blessing of working and living together. Let's train ourselves to diligent and dedicate our best efforts to honor the Lord.


THE LORD GIVE CHANCE
NOT deserve to have Idleness.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Lukas 6:38 ** 
"Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk menguku, akan diukurkan kepadamu" 


       Seorang petani lele yang lumayan sukses di Kalasan, Yogyakarta, tidak segan-segan membagikan ilmunya kepada petani lain yang berminat menekuni budidaya ikan air tawar tersebut. Ia tidak khawatir kelak mereka akan menjadi pesaingnya. "Kenapa mesti enggan berbagi ilmu dan keterampilan?" katanya. "Kalaupun kita sudah membagikannya, belum tentu juga orang bisa menirunya begitu saja. Dengan berbagi, kita sendiri akan mendapatkan lebih banyak masukan. Kita malah jadi semakin pintar."

       Ya, memberi tidak akan membuat kita kekurangan. Sebaliknya, seperti ditegaskan Yesus, memberi justru menjadikan sumber daya kita berlipat ganda. Apa yang kita berikan tidak akan hilang secara sia-sia, melainkan akan dikembalikan kepada kita dalam kadar yang berlimpah-limpah. Ini prinsip yang berlawanan dengan yang dijalankan dalam dunia bisnis. Pebisnis didorong untuk mengeluarkan biaya sekecil mungkin demi meraup keuntungan yang sebesar-besarnya. Prinsip bisnis semacam ini membangkitkan keserakahan, adapun belajar memberi mengembangkan kemurahan hati kita.


       Kita masing-masing pasti memiliki sesuatu yang baik--uang, talenta, waktu, tenaga, senyuman, pengampunan--untuk dibagikan kepada orang yang memerlukan. Kita tidak akan selalu menerima balasan dalam bentuk yang sama persis, namun tak ayal kita akan mengalami berkat yang mendatangkan damai sejahtera. Jadi, perhatikanlah apa saja yang Anda miliki dan dapat Anda daya gunakan untuk memberkati sesama. Seperti petani lele tadi, kenapa enggan berbagi? 



-------------------------------------------------------------------------------------------------------
 

** Scripture: Luke 6:38 **
"Give, and it shall be given unto you: good measure, pressed down, and shaken together, and running over, shall men give into your bosom. For with the same measure that ye mete withal it shall be measured to you again"

 
        A fairly successful catfish farmer in Kalasan, Yogyakarta, do not hesitate to share their knowledge with other farmers who are interested to pursue the cultivation of freshwater fish. He did not worry one day they will become competitors. "Why should be reluctant to share their knowledge and skills?" he says. "Even if we have to share it, not necessarily well people can just copy it. Through sharing, we ourselves will get more input. We even be getting smarter."

        Yes, giving is not going to make us lack. Instead, as confirmed Jesus, give us the resources to make it double. What we provide is not lost in vain, but will be returned to us in a hearty meal levels. This is contrary to the principle that run in the business world. Businesses are encouraged to spend as little as possible in order to reap maximum benefits. This kind of business principles arouse greed, while learning gives develop our generosity.

        We each must have something good - money, talent, time, energy, smile, forgiveness - to be distributed to people in need. We will not always receive a reply in exactly the same form, but no doubt we will experience blessings for peace. So, consider what you have and you can use the power to bless others. Such as catfish farmers earlier, why are reluctant to share?

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO



** Firman Tuhan: 2 Raja-raja 5:11 ** 
"Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN... dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!"


       Kami kehilangan kontak dengan seorang saudara laki-laki kami selama 15 tahun. Berita terakhir yang kami dapat, ia berada di sebuah kota di Kalimantan Selatan, telah menikah dengan wanita setempat, berganti agama dan identitas. Pada pertengahan 2011, dua abang saya (salah satunya seorang angota TNI) mencarinya, tanpa alamat.

       Mereka bertanya kepada para kepala desa, ketua-ketua RT dan RW, tetapi tidak ada yang tahu. Mereka mencari komunitas-komunitas suku Batak, tetapi tidak mendapatkan informasi yang berarti. Setelah semua cara dilakukan, mereka menyerah dan bersiap pulang dengan tangan hampa. Ketika sepeda motor mereka berhenti di tepi jalan, seorang pemuda mendekati mereka dan bertanya, "Bapak kok mirip sekali dengan abang yang di sana itu?" Lalu mereka mengikuti pemuda itu ke sebuah daerah perkebunan yang cukup jauh. Puji Tuhan, mereka menemukan abang saya.


       Ketika Naaman mendatangi Elisa untuk disembuhkan dari kustanya, ia sudah memiliki konsep sendiri tentang bagaimana nabi Allah itu akan mengatasi masalahnya. Lalu ia disuruh mandi tujuh kali ke dalam sungai Yordan. Hanya itu. Dan ia menolaknya. Cara Tuhan itu sama sekali lain dari bayangannya semula. Namun, berkat nasehat bijak para pegawainya, akhirnya ia taat. Hasilnya, ia pun sembuh.


       Manusia sering kali mengambil peran Tuhan dalam melakukan sesuatu. Mereka membatasi Tuhan sehingga akhirnya gagal melihat-Nya berkarya. Terbukalah kepada-Nya dan taatilah Dia, maka Anda akan terpesona akan Dia.



SERING KALI TAK TERDUGA DAN BERBEDA DARI PEMIKIRAN KITA,
TETAPI CARA TUHAN TETAP YANG TERBAIK 



-------------------------------------------------------------------------------------------------------


** Scripture: 2 Kings 5:11 **
"I thought that he would surely come out to me and stand and call on the name of the Lord ... and cure the skin disease!"
 

        We lost contact with a brother us for 15 years. The last news we could, he was in a town in South Kalimantan, has been married to a local woman, change his religion and identity. In mid-2011, my two brothers (one of them a member of the military) looking for, without the address.

        They asked the village chief, the heads of RT and RW, but no one knows. They are looking for Batak communities, but did not get meaningful information. Once all of the way done, they give up and get home empty-handed. When the motorcycle they were stopped on the roadside, a young man approached them and asked, "You really look a lot like a brother over there?" Then they followed him to a plantation area is quite remote. Praise the Lord, they found my brother.

        When Naaman came to Elisha to be healed of his leprosy, he already has his own concept of how God's prophet would solve the problem. Then he was told to bathe seven times in the Jordan River. Just that. And he rejected it. God's way is completely different from the original shadow. However, thanks to the wise counsel of his employees, he finally obeyed. The result, he was cured.

        Humans often take on the role of God in doing something. They limit God and therefore failed to see his work. Be open to Him, and obey Him, then you will be enthralled him.
 
OFTEN UNEXPECTED AND DIFFERENT FROM OUR THOUGHTS,
HOW GOD BUT STILL THE BEST
 

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO



** Firman Tuhan: 1 Yohanes 2:15, 17 **
"Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya ... dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya"


       Seorang duta besar diutus ke sebuah negara yang sangat berbeda dari negara asalnya. Berbulan-bulan lamanya ia harus beradaptasi dengan bahasa dan budaya di sana. Namun, bayangkanlah jika ia menjadi begitu terpikat dengan nilai-nilai dan tradisi negara tersebut. Ia mulai menganggap negara itu sebagai negaranya sendiri. Apakah ia masih dapat menjalankan tugasnya sebagai duta besar sebagaimana mestinya? Bisa jadi ia tidak lagi objektif dan tak lagi berpihak pada kebijakan negara asalnya.

       Rasul Yohanes mengingatkan bahaya yang sama bisa terjadi pada orang-orang percaya. Karena tinggal di dalam dunia, hati kita bisa begitu melekat pada berbagai hal di dalamnya (
1 Yohanes 2:15). Di sini rasul Yohanes tidak sedang menuding suatu gaya hidup tertentu, penampilan tertentu, atau kepemilikan harta dalam jumlah tertentu. Ia sedang berbicara tentang kondisi hati saat umat Tuhan menanggapi apa yang ada di sekitarnya. Kondisi hati yang menganggap bahwa apa yang ditawarkan dunia jauh lebih baik daripada apa yang ditawarkan Tuhan. Anggapan yang keliru! Dunia yang hanya sekelumit dari ciptaan Tuhan, tidak akan bertahan. Apa yang disediakan Sang Pencipta bagi masa depan anak-anak-Nya jelas jauh lebih baik dan terjamin. Dunia ini bukanlah rumah kita.
 

       Tidak ada salahnya menikmati hal-hal baik yang Tuhan sediakan selama kita hidup di dunia. Namun, entah itu musik, film, teknologi, pakaian, jabatan, atau yang lain, ketika itu mulai menjadi tuntutan dan kebahagiaan kita bergantung pada pemuasannya, waspadalah! Kita sedang mengasihi dunia lebih dari Tuhan, dan jelas akan kehilangan hal-hal terbaik dari-Nya.


KITA TIDAK DIUTUS KE TENGAH DUNIA UNTUK MENYERUPAI DUNIA,
TETAPI UNTUK MENUNJUKKAN BAHWA TUHAN LEBIH BERHARGA DARINYA.



-------------------------------------------------------------------------------------------------------

 
** Scripture: 1 John 2:15, 17 **
"Do not love the world or the things in it ... this world is passing away with desire, but the one who does the will of God abideth for ever"
 

        An ambassador was sent to a country very different from their home country. For months he had to adapt to the language and culture there. However, imagine if he becomes so enamored with the values ​​and traditions of the country. He came to regard the country as their own country. Is he still able to perform his duties as ambassador as it should? It could be that he is no longer objective and policies no longer in favor of the home country.

        The Apostle John warned against the same could happen to the believers. Because living in the world, our hearts can be so attached to various things in it (
1 John 2:15). Here the apostle John was not being accused of a certain lifestyle, a certain look, or the possession of a certain amount. He was talking about the current condition of the hearts of God's people respond to what's around it. Heart condition which assumes that what the world has to offer is much better than what God has to offer. False assumption! World are just a few of the creatures of God, will not survive. What the Creator provided for the future of his children obviously much better and secure. This world is not our home.

        There is no harm in enjoying the good things that God has provided for us to live in the world. However, whether it's music, movies, technology, clothing, position, or else, when it began to be a demand and our happiness depends on gratification, beware! We're loving the world more than God, and obviously will lose the best things from him.



WE DO NOT sent to CENTRAL WORLD FOR WORLD RESEMBLE,
BUT GOD TO SHOW THAT MORE VALUABLE THEREOF.
 

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Mazmur 10:6 **
"[Orang fasik] berkata dalam hatinya: Aku takkan goyang. Aku tidak akan ditimpa malapetaka turun temurun.." 


       Siapa sih orang fasik itu? Pertanyaan menarik itu terlontar dalam sebuah pertemuan di kantor. Apakah orang fasik sama dengan orang yang tidak percaya Tuhan? Apakah orang fasik identik dengan orang jahat? Apakah ada orang kristiani yang bisa disebut fasik?
 

       Pada dasarnya orang fasik adalah orang yang congkak, merasa ia tahu apa yang baik (Mazmur 10:2-3, 6). Hukum-hukum Allah tidak relevan baginya (Mazmur 10:5). Ia melakukan segala sesuatu sesuai dorongan hatinya, tanpa berpikir tentang apa yang menjadi kehendak Allah, apa yang memuliakan Allah, bagaimana ia harus bergantung kepada Allah. Ia bukan orang yang ateis, tetapi ia hidup seolah-olah Allah tidak ada, tidak melihat, dan tidak akan menuntut pertanggungjawaban atas hidupnya (Mazmur 10:4, 11). Dalam bagian-bagian lain di Alkitab kita bisa melihat bahwa para pemimpin rohani pun bisa terjebak dalam dosa kefasikan (Yeremia 23:11).
 

       Seberapa sering kita berpikir tentang Allah dan kehendak-Nya dalam menjalani hidup? Kita bisa beribadah beberapa jam lalu melanjutkan hidup seolah-olah Dia tidak melihat. Kita bisa melakukan banyak hal yang baik tanpa memikirkan Allah sama sekali. Kita jarang berpikir tentang tanggung jawab kita kepada Pencipta kita dalam bekerja. Kita merasa cukup baik karena tidak melakukan dosa-dosa besar. Kita tidak tertarik membangun relasi yang intim dengan Allah. Dalam derajat tertentu, kita pun bisa berlaku fasik sehingga pola pikir dan perilaku kita tidak banyak berbeda dengan orang-orang yang belum mengenal Allah. Kefasikan memberi ruang bagi dosa-dosa lain untuk bertumbuh. Waspadalah!


HINDARKAN DIRI DARI KEFASIKAN DENGAN MENYADARI BAHWA ALLAH HADIR
DAN TERLIBAT DALAM HIDUP KITA SETIAP HARI.



-------------------------------------------------------------------------------------------------------
 

** Scripture: Psalm 10:6 **
"[The wicked] said to himself: I will not shake. Overwritten misfortune I will not hereditary .."



        Who the hell is the wicked? The interesting question came out in a meeting at the office. Do the same with the wicked people who do not believe in God? Is synonymous with wicked bad guy? Are there any Christians who can be called wicked?

        Basically the wicked is the proud, feels he knows what is good (Psalm 10:2-3, 6). God's laws are not relevant for him (Psalm 10:5). He does everything according impulsively, without thinking about what the will of God, what is glorifying God, how he had to depend on God. He was not an atheist, but he lives as if God does not exist, do not see, and will not answer for his life (Psalm 10:4, 11). In other parts of the Bible we can see that the spiritual leaders can get caught up in sin wickedness (Jeremiah 23:11).

        How often do we think about God and His will in life? We can worship a few hours and then continued to live as if He does not see. We can do a lot of good things without thinking about God at all. We rarely think about our responsibility to our Creator in the works. We feel pretty good because it does not commit major sins. We are not interested in building an intimate relationship with God. In a certain degree, we can also act wickedly so our mindset and behavior is not much different from those who do not know God. Wickedness make room for the sins of others to grow. Beware!
 
GODLESSNESS refrain FROM GOD TO REALIZE THAT THERE
AND INVOLVED IN OUR LIVES EVERYDAY.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Song