** Firman Tuhan: KoLose 3:23 **
"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."
Apa kita bekerja untuk makan? Atau kita makan untuk bekerja? Semua orang bekerja. Menanggung lelah, menahan jengkel; memeras pikiran, mengucurkan keringat, menghabiskan tenaga, membanting tulang dari pagi sampai sore.
Bayangkanlah paramedis di UGD yang seharian berdiri menunduk menjahit robekan tubuh korban yang mengerang kesakitan karena ususnya terburai. Atau seorang masinis kereta api yang pukul tiga pagi sudah menyalakan tungku batu bara lokomotif. Atau bahkan bayangkan pekerjaan seorang ibu rumah tangga, yang tak pernah ada habisnya. Untuk apa mereka bekerja? Untuk apa kita bekerja?
Kita bekerja untuk mendapat nafkah. Sesempit itukah tujuan kerja? Apa hidup ini hanya bertujuan untuk mencari nafkah? Kita adalah makhluk yang lebih dari sekedar punya mulut dan perut tok. Kita memiliki martabat dan hati nurani. Martabat diri itu tidak akan terwujud dengan hanya ongkang kaki. Karena itulah kita bekerja. Dengan bekerja diri kita diaktualkan. Dengan bekerja diri kita jadi berarti dan memberi arti.
Punya arti dan memberi arti bisa dilakukan tiap orang, betapa pun kecil pekerjaannya. Yang diperbuat seorang penjaga pintu lintasan kereta api bukan sekedar menjaga pintu kereta, tapi menjaga puluhan nyawa manusia. Yang diperbuat ibu bukan sekedar menyiapkan nasi, melainkan menyiapkan masa depan anak-anaknya. Setiap orang perlu bekerja. Sebab itu, yang diberikan Tuhan kepada Adam pertama-tama adalah pekerjaan, bukan istri. Belajarlah dari semut, yang bekerja dengan rajin dan tekun, tidak banyak bicara dan tidak egois. Kerja adalah ibarat senar gitar. Terlalu kencang dia putus, terlalu kendor malah tidak bunyi.
Kita bekerja karena Tuhan bekerja. Tiap pagi Tuhan membangunkan surya. Tiap petang Ia menidurkan senja. Ia meniup awan. Ia meneteskan hujan. Ia menghidupkan indung telur. Ia menghembuskan napas kehidupan ke jabang bayi. Ia mengajar ikan berenang. Ia mengawasi merpati yang terbang kian kemari. Ketika kita bekerja, Tuhan berada di dekat kita. Sekali-kali ia menoleh kepada kita. Ia tahu bahwa kita letih. Ia juga letih. Ia pun mengangguk kagum melihat kita saat mengerjakan tugas dengan ketekunan. Selamat bekerja. Selamat berkarya. Tuhan Yesus memberkati :)
Kita bekerja karena hidup ini mempunyai arti. Kita bekerja supaya hidup ini memberi arti. Hidup ini Cuma sekali. Sekali berarti sesudah itu mati.
Pertanyaannya, apakah hidup kita sekarang ini sudah memiliki arti dan memberi arti?
Pertanyaannya, apakah hidup kita sekarang ini sudah memiliki arti dan memberi arti?
------------------------------------------------------------------------------------------------------
** Scripture: Colossians 3:23 **
"And whatsover ye do, do it heartily, as to the Lord, and not unto men." "
What we work to eat? Or we eat to work? Everyone worked. Bear tired, irritated hold; squeeze mind; sweating, fatigue, toil from dawn to dusk.
Imagine paramedics in the ER that day sewing up rips down the victim's body groaned in pain because his intestines spilled out. Or a railroad machinist at three o'clock in the morning is turn on the furnace coal locomotives. Or even imagine the work of a housewife, who never ending. For what they work? Why do we work?
We work to earn a living. Is that such a narrow work purposes? What life is only intended to make a living? We are creatures that have more than just a mouth and stomach. We have dignity and conscience. Self-esteem was not going to happen with just ongkang feet. That's why we work. With the work we are actualized. With the work ourselves so mean and give meaning.
Have meaning and make sense of each person can do, no matter how small the job. Who done a railway crossing gate keeper not just keep the train doors, but keep dozens of human lives. The mother is not only done to prepare the rice, but preparing the future of their children. Everyone needs to work. Therefore, God gives Adam the first is the work, not the wife. Learn from the ants, who worked with diligence, not a lot of talk and not selfish. Work is like a guitar string. He broke up too fast, not too loose even sound.
We work because God works. Every morning God woke solar. He was put to bed each evening twilight. He blew a cloud. He shed the rain. He turned ovaries. He breathed life into the baby. He teaches the fish to swim. He watched the pigeons that fly to and fro. When we work, God is near us. Every now and then he turned to us. He knows that we are tired. He was also tired. He nodded amazed to see our current tasks with diligence. Happy doing activity. happy working. God Bless us :)
We work because life has meaning. We work so this gives life meaning.
Only once this life. Once meant after it dies.
The question is, whether this is our life now has meaning and gives meaning?
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0 komentar:
Posting Komentar