** Firman Tuhan: 1 Petrus 1:18-19 **
"Sebab kamu tahu,bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." 

 
       Betapa Luar biasa Penderitaan-Nya buat kita. Secara medis, penyebab kematian Tuhan Yesus bukan hanya dimulai saat ia disiksa oleh tentara Romawi. Sebelum itu, setelah peristiwa perjamuan terakhir, Tuhan Yesus berdoa di Taman Getsemani. Ketika Yesus berdoa, Injil Lukas merekam bahwa peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah" (Lukas 22:44b). Bisa jadi, hal ini memang hanya Lukas yang menyadarinya karena Lukas adalah seorang tabib sehingga ia bisa memperhatikan keadaan fisik Tuhan Yesus. Yang sesungguhnya dilihat Lukas pada malam itu sebenarnya bukanlah seperti, melainkan memang itu bisa terjadi dan dapat diterangkan secara medis. Peristiwa ini adalah sebuah kejadian langka yang dapat terjadi pada diri seseorang saat ia mengalami emosi yang sangat berat.

       Kitab Markus mencatat Ia mengatakan, "mau mati rasanya". Kesedihan yang dialami-Nya begitu luar biasa sehingga Ia nyaris tak dapat menanggungnya. Emosi yang sedemikian berat itu menyebabkan pecahnya pembuluh darah di kulit. Kemudian, darah keluar melalui kelenjar keringat bersama dengan keringat. Keadaan ini disebut hematidrosis atau hemahidrosis yang bila keluar banyak sekali dapat menyebabkan hipovolemi. Mulai dari sinilah, proses kematian Tuhan Yesus sebenarnya sudah dimulai. Dari Taman Getsemani, Tuhan Yesus ditangkap. Dalam kesendirian- Nya (murid- murid-Nya lari kocar kacir), Ia menghadap Hanas, setelah itu Kayafas.

Emosinya terasa makin berat karena Ia merasa sendiri, ditinggalkan oleh orang-orang yang amat dikasihi-Nya. Ditambah lagi, ia mulai mendapat siksaan fisik. Di pengadilan agama, muka-Nya ditampar (Yohanes 18:23) dan dipukuli (Lukas 22:63) mulai pukul 01.00 sampai dini hari.

       Sebelum Ia dihukum mati, Ia dibawa ke pengadilan Romawi. Keadaan fisik Tuhan Yesus saat itu sudah makin lemah karena ia tidak tidur semalaman, tidak makan atau minum, juga dipaksa berjalan dari satu tempat ke tempat lain-padahal jaraknya cukup jauh - ditambah pukulan-pukulan serta ejekan, plus kesendirian- Nya. Di depan pengadilan Romawi, Tuhan Yesus mulai mendapat aniaya yang luar biasa lewat hukuman cambuk. Pada waktu itu dikenal dua macam cambuk dera. Yang satu berupa sebatang tongkat atau ranting-ranting yang digunakan untuk warga negara Romawi. Yang kedua berupa cambuk bergagang kayu dengan satu sampai tiga helai kulit atau tali. Ujungnya ada yang diberi bulatan keras atau paku kecil. Jenis ini dipakai untuk mereka yang bukan warga negara Romawi.

       Jenis kedua inilah yang dipakai untuk mendera Tuhan Yesus. Menurut undang-undang kerajaan Romawi, yang memberi perintah penyesahan adalah Pontius Pilatus.
Itu artinya Tuhan Yesus tidak dicambuk 39 kali seperti yang diperkirakan orang selama ini. Menurut buku Manusia Kain Kafan, penyesahan ini dilakukan sebanyak 21 kali dari kanan dan 21 kali dari kiri. Dengan demikian, jumlah luka yang terdapat pada tubuh Tuhan Yesus sampai di kaki-Nya adalah 726 buah dengan kulit, daging dan otot yang pasti ikut tercabik. Namun demikian, para 'algojo' yang mendera itu amat mahir sehingga mereka tidak memukul daerah-daerah tubuh yang mematikan, seperti wilayah jantung, misalnya.
Luka-luka ini akan menimbulkan rasa nyeri dan pendarahan yang banyak.
Kondisi ini dapat membawa Tuhan Yesus pada keadaan pre-shock. Dari sini, Tuhan Yesus harus membawa bagian horisontal dari salib (patibulum) yang beratnya kurang lebih 50 kg ke Bukit Golgota yang terletak di luar kota.

       Dalam perjalanan, Yesus memikul patibulum pada pundaknya dengan kedua lengan terentang serta diikat pada ujung kanan-kiri patibulum. Bila jumlah terhukum lebih dari satu, mereka akan dihubungkan satu sama lain dengan mengikatkan seutas tali. Ujung kiri dari patibulum masih diikat lagi dengan pergelangan kaki kirinya. Ini untuk mencegah agar terhukum tidak lari atau memukul tentara dengan patibulum mereka. Dalam buku Manusia Kain Kafan disebut Yesus adalah terhukum yang diletakkan paling belakang. Padahal kondisi tubuhnya lemah dibanding dua orang terhukum lainnya. Dengan kondisi yang paling lemah, tentu Ia berjalan lambat. Akibatnya kedua penjahat yang berjalan di depannya sering menghentakkan patibulum untuk memaksa Tuhan Yesus mempercepat jalan-Nya. Hentakan ini menyebabkan patibulum Yesus yang sebelah kanan Tersentak ke depan sedang yang kiri akan terlempar ke belakang dan ini membuat kaki kirinya tertahan, bahkan tertarik ke belakang pula. Keadaan ini membuat Tuhan Yesus jatuh terduduk pada lututnya atau terjerembab dengan muka terbentur batu. Hal ini terjadi berkali-kali.

       Daripada Yesus mati, para pengawal itu segera memanggil Simon dari Kirene.
Sampai di Golgota, Yesus disalib. Paku yang digunakan ukuran kepalanya 1 X 1 cm dan panjangnya 13-18 cm. Paku ini ditempatkan pada bagian tangan yang diperkirakan dapat menahan tubuh si terhukum supaya tidak sampai melorot ke bawah, tepatnya di pergelangan tangan. Setelah kedua lengan direntangkan dan dipaku, patibulum bersama terhukum diangkat oleh para pengawal untuk memasukkan lubang patibulum ke bagian vertikal. Berikut, yang dipaku adalah kakinya, dimana sudah disediakan tempat berpijak. Tempat ini ada agar si terhukum lebih lama menderita sebelum mati. Perdarahan di pergelangan lengan ini memang tidak banyak, tapi pasti menimbulkan rasa nyeri yang sangat hebat. Mengapa? Ada beberapa syaraf yang terkena. Demikian pula halnya dengan kaki-Nya. Rasa nyeri akan terus menerus dirasakan bila Ia bergerak selama tergantung di salib. Selain itu, gesekan punggung yang penuh luka-luka dengan kayu salib yang kasar akan menambah nyeri dari luka bekas penderaan.

       Otomatis, darah yang tadinya sudah mengering akan kembali mengalir. Akibat rasa nyeri ini, Yesus mengalami kesulitan saat mengambil nafas. Akibat perdarahan yang dialaminya ini, Yesus akan masuk dalam kondisi gagal jantung. Keadaan inilah yang menyebabkan kematian-Nya di kayu salib. Keadaan lain yang mempercepat kematian-Nya adalah kondisi tubuh-Nya yang sudah sangat lemah saat Ia digantung di kayu salib. Hal ini ditambah lagi dengan penikaman di bagian sela tulang iga. Tikaman ini menembus paru-paru kanan menuju bilik kanan dan serambi kanan jantung.



TerpujiLah Tuhan Yesus yang karena kasih-Nya rela berkorban bagi kita manusia, 
darah-Nya tercurah untuk menebus dosa kita semua. 
Agar setiap yang percaya kepada-Nya tidak binasa 
meLainkan beroLeh keselamatan hidup yang kekaL.



-------------------------------------------------------------------------------------------------------


** Scripture: 1 Peter 1:18-19 ** 
"Forasmuch as ye know that ye were not redeemed with corruptible things, as silver and gold, from your vain conversation received by tradition from your fathers; but with the precious blood of Christ, as of a lamb without blemish and without spot."


       
What a Wonderful His passion for us. Medically, the cause of death of the Lord Jesus not only started when he was tortured by the Romans. Prior to that, after the events of the Last Supper, the Lord Jesus prayed in the Garden of Gethsemane. When Jesus prayed, the Gospel of Luke records that His sweat became like drops of blood that dripped to the ground. (Luke 22:44 b). Could be, it is only Luke who realize it because Luke was a physician so that he could observe the physical state Lord Jesus. Which actually seen Luke at night it is not really like, but it can happen and it can be explained medically. event this is a rare occurrence that can happen to a person when he suffered a very heavy emotions.

       
Mark noted he says, "unto death". His grief experienced was so great that he could hardly bear it. Emotion so severe it causes rupture of blood vessels in the skin. Then, the blood out through the sweat glands along with sweat. This situation is called hematidrosis or hemahidrosis out that when a lot can lead to hypovolemia. Starting from here, the death of the Lord Jesus had actually begun. From the Garden of Gethsemane, Jesus was arrested. In his solitude (His disciples ran topsy turvy), went to the Annas, Caiaphas afterwards.Emotions all the more acute because he felt alone, abandoned by the very people he loves. Plus, she began to receive physical punishment. In religious courts, slapped him in the face (John 18:23) and beaten (Luke 22:63) starting at 01.00 until the early hours.

       
Before he was executed, he was taken to the Roman court. The physical state of the Lord Jesus was already getting weak because he did not sleep all night, do not eat or drink, is also forced to walk from one place to another-but quite far - plus punches and taunts, plus his solitude. In front of the Roman court, the Lord Jesus began to gain tremendous persecution by flogging. At that time there are two kinds of flogging whip. Which is one form of a stick or twigs used for Roman citizens. The second form of wooden-handled whip with one to three strands of leather or rope. End of which is a given hard spheres or small nails. This type is used for those who were not Roman citizens.

       
The second type is used to whack the Lord Jesus. According to the law of the Roman empire, who gave the order scourging was Pontius Pilate. It means that the Lord Jesus was flogged 39 times as one might expect for this. According to the book Man of the Shroud, scourging was performed 21 times on the right and 21 times on the left. Thus, the number of injuries found on the body of the Lord Jesus up on his feet is 726 pieces with the skin, flesh and muscle torn definitely participate. However, the 'executioner' who was very proficient whack so they do not hit regions deadly body, such as heart region, for example. These injuries will cause pain and heavy bleeding. This condition can bring the Lord Jesus in the pre-shock state. From here, the Lord Jesus had to carry the horizontal part of the cross (patibulum) weighing approximately 50 kg to the hill of Golgotha ​​is situated outside the city.

       
On the way, Jesus took patibulum on his shoulders with both arms outstretched and bound on the left and right ends patibulum. When the number of the condemned more than one, they will be connected to each other by tying a piece of string. Left end of patibulum still tied again with his left ankle. This is to prevent the inmate does not run or hit the soldiers with their patibulum. In a book called Man of the Shroud of Jesus is the most laid back of the convicts. Though her condition is weaker than the other two condemned men. With the weakest condition, he would run slowly. As a result, the two criminals who run in front of him often stomp patibulum to force the Lord Jesus accelerate his path. This buffeting caused patibulum Jerks Jesus right next to the left being thrown back and will this make her left leg stuck, even pulled back anyway. This situation makes the Lord Jesus sat down on his knees or fall to hit rock face. This happens many times.

       
Instead Jesus died, the guards were immediately called Simon of Cyrene. Until at Golgotha, Jesus was crucified. Used nail head size 1 X 1 cm and a length of 13-18 cm. This nail is placed in the hands of the body which is expected to hold the prisoner so as not to sag downward, precisely on the wrist. After both arms stretched and nailed, patibulum with inmate appointed by the guards to enter into the vertical hole patibulum. Following, which are nailed his feet, which had supplied a beachhead. This place is no longer that of the condemned suffer before dying. Bleeding in the arm wrist is not much, but it definitely raises a very severe pain. Why? There are a few nerves exposed. Similarly with his feet. The pain will continue to be felt when He hung on the cross to move during. In addition, the full backs friction wounds with rough wooden cross that will add to the pain of scars penderaan.

       
Auto, blood that had already dried up going back flow. As a result of this pain, he had trouble when taking a breath. This is due to bleeding that happened, he would go in a state of heart failure. This condition led to his death on the cross. Other circumstances which accelerate his death is the condition of his body was very weak when he hung on the cross. This coupled with the stabbing in part between the ribs. This thrust penetrated the right lung to the right ventricle and the right atrium of the heart.




Blessed be the Lord Jesus because of His love  
for us human sacrifice, His blood shed to atone for our sins.  
For any who believes in him will not perish 
but have eternal salvation and life.









Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 komentar:

Song