Pada abad ke sebelas ketika itu Bao Zheng seorang hakim yang dikenal adil dan bijaksana pada jaman Dinasti Song Utara sedang menangani sebuah kasus fitnah yang dilakukan oleh seorang warga kota Kaifeng di Provinsi Henan karena persaingan usaha.
Pria separuh baya itu telah terbukti menyebarkan kata-kata fitnah yang sangat merugikan pengusaha lainnya.
Didalam persidangan Hakim Bao menjatuhkan hukuman denda sebesar seratus tael perak dan jika tak sanggup membayar maka sebagai gantinya harus mendekam di penjara selama satu tahun.
Pria terdakwa itu menangis tersedu-sedu mohon ampun seraya meminta keringanan hukuman.
"Baiklah" kata Hakim Bao "Kamu akan mendapatkan keringanan hukuman namun ada syarat yang harus kamu lakukan."
"Apa itu yang mulia?" Tanya pria itu penuh harap.
Hakim Bao meminta para pengawal untuk membawa pria itu ke sebuah dataran diatas sebuah bukit dimana angin berhembus dingin dan kencang.
Kemudian salah satu pengawal mengeluarkan sebuah kantung kecil berisi segenggam bulu angsa.
"Bulu-bulu angsa ini akan disebarkan dan tugas kamu adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya bulu-bulu angsa itu, setiap helai bulu angsa bernilai satu tael perak.
Saat kantung dibuka, maka bulu-bulu angsa itu langsung beterbangan tinggi disapu angin yang bertiup sangat kencang. Pria itu bergegas berlari kesana kemari berusaha menangkap bulu-bulu angsa itu.
Alhasil setelah beberapa jam, pria itu hanya memegang dua helai bulu angsa ditangannya. Dengan lunglai pria itu pun menerima keputusan hukuman yang telah dijatuhkan oleh Hakim Bao.
"Bulu-bulu angsa itu ibarat kata-kata yang telah kau ucapkan, seperti halnya bulu-bulu angsa yang beterbangan dan sungguh tidak mudah untuk ditangkap kembali, sama dengan kata-kata yang terlanjur kau keluarkan dari mulutmu, sungguh sulit untuk menariknya kembali" kata Hakim Bao
"Lain kali berhati-hatilah dalam berucap" kata Hakim Bao menutup persidangan.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
** Firman Tuhan: Wah. 2:19 **
"Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama."
"Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama."
Thomas Woodrow Wilson (28/12/1856 - 03/02/1924) adalah Presiden Amerika Serikat yang ke-28 (1913 - 1921). Sebagai penganut Presbiterian, ia tercatat dalam sejarah sebagai presiden yang sangat religius. Ayah Wilson adalah seorang pendeta dari Presbiterian Selatan.
Presiden Woodrow Wilson pernah memilki seorang pelayan yang terus-menerus meratapi fakta bahwa ia dan suaminya memerlukan posisi yang lebih bergengsi dalam kehidupan. Ia mendekati sang Presiden pada suatu hari setelah Menteri Tenaga Kerja mengundurkan diri dari kabinet.
"Presiden Wilson," katanya, "suami saya adalah orang yang tepat untuk mengisi posisi yang kosong ini. Ia orang yang bekerja keras, tahu apa artinya bekerja, dan memahami orang-orang yang bekerja. Tolong pertimbangkan dia saat Anda hendak menunjuk Menteri Tenaga Kerja yang baru."
Wilson menjawab, "Saya menghargai rekomendasi Anda, tapi Anda harus ingat, Menteri Tenaga Kerja adalah sebuah posisi penting. Dibutuhkan seseorang yang berpengaruh untuk mengisi posisi itu."
"Tapi," sahut si pelayan, "Kalau Anda membuat suami saya menjadi Menteri Tenaga Kerja, ia akan menjadi seseorang yang berpengaruh!"
THINGS TO LEARN:
Reputasi itu dibangun dari dalam ke luar, bukan sebaliknya.
Dan kalau kita berbicara reputasi kita mengingat satu tokoh dalam Alkitab yaitu tokoh Yusuf. Sebelum Yusuf menjadi orang besar di Mesir yaitu menjadi orang kedua setelah Firaun, dalam perjalanan hidupnyaYusuf tidak pernah mengeluh. Dia belajar membangun reputasi hidupnya dari dalam walaupun berbagai persoalan menekan dia. Berbagai masalah bertubi-tubi datang dan mencoba menyingkirkan reputasi yang baik dalam diri Yusuf. Namun sekali lagi Yusuf memiliki integritas dan reputasi yang cukup baik yang dia bangun dari dalam, dan itu yang membuat dia menjadi orang besar. Karena orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat (Mat 12:25).
Reputasi yang dibangun dari luar tidak akan bertahan lama, karena nilai-nilai dunia akan mempengaruhi hidupnya, tetapi reputasi yang dibangun dari dalam itulah yang penting, karena akan membangun karakter seseorang. Ingat: Nama yang harum lebih baik daripada minyak yang mahal, dan hari kematian lebih baik dari hari kelahiran (Pkh. 7:1).
WISDOM WORDS:
Abraham Lincoln: "Karakter seseorang seperti sebuah pohon dan reputasinya seperti bayangan pohon; bayangan adalah apa yang kita pikirkan; pohon itulah yang sebenarnya."
Theodore Roosevelt: "Satu-satunya bahan paling penting dalam formula keberhasilan adalah mengetahui bagaimana caranya bergaul dengan orang lain."
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
** Firman Tuhan: Filipi 4:6-7 **
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga,tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga,tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Kita mungkin merasakan beban yang berat, kadang perhatian kita menjadi terpecah dan seringkali semua itu membuat kita khawatir dan bahkan frustasi. Pauluspun sering menghadapi hal serupa, namun ia mampu berkata,"Janganlah kamu khawatir tentang apapun juga." Kalimat ini dikatakan karena Paulus tahu bahwa kekhawatiran sangat bertentangan dengan iman. Kita tidak mungkin mempercayai Allah dalam waktu yang bersamaan dengan kekhawatiran kita. Selain itu, pelayanan atau pekerjaan yang terlalu padat juga akan menguras energi dan memecahkan perhatian kita. Penyakit yang lain adalah apabila kita mendapat penghargaan yang berlebihan, hal ini akan membawa orang untuk terus melihat kepada dirinya sendiri dan bukan berpusat kepada Tuhan.
Untuk menjaga agar kita tetap seimbang, lakukanlah beberapa hal ini:
DOA
Kata Yunani untuk doa sebenarnya berarti penyembahan dan penghargaan terhadap kebaikan Allah, BUKAN berisi permohonan yang dinaikkan dengan tergesa-gesa agar Dia membuka jalan-Nya bagi kita.
PERMOHONAN
Biasanya berisi jeritan hati kita sebagai manusia. Di sanalah kita menyatakan dengan tulus ketidakberdayaan dan kebergantungan kita kepada-Nya secara total.
UCAPAN SYUKUR
Hal ini harus menjadi kebiasaan kita, datanglah kepada-Nya tanpa menyalahkan atau mengeluh. Biarlah kita selalu bersyukur dan percaya bahwa Dia pada akhirnya akan memakai setiap kesulitan yang kita alami untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. (Roma 8:28).
Akhirnya dalam Filipi 4:7, Paulus berkata bahwa ketika kita membawa segala permintaan itu kepada Allah, maka damai sejahtera-Nya yang luar biasa dan melampaui segala akal akan memenuhi kehidupan kita.
Oleh sebab itu pastikanlah, jadikan Dia sebagai prioritas utama, bukan pilihan yang terakhir di dalam hidup kita.
Selamat pagi
Tuhan memberkati.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Langganan:
Postingan (Atom)