** Firman Tuhan: 1 Tesalonika 5:18 ** 
"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."


       Suatu hari ketika saya baru masuk SMP, saya melihat seorang anak laki-laki dari kelasku sedang berjalan dari rumah ke sekolah. Namanya Kyle. Dia terlihat sedang membawa semua buku-bukunya. “Koq ada orang yang membawa pulang semua bukunya di hari Jumat?”, pikirku , “Dia pasti seorang kutu buku.” Sedangkan saya sendiri punya serangkaian kegiatan di akhir minggu ini (beberapa pesta dan sepak bola dengan teman-temanku di hari Sabtu sore), sehingga saya pun tidak terlalu memperdulikan anak tersebut.

       Kemudian beberapa anak lelaki lainnya berlari ke arah Kyle. Mereka berlari dan menabrak diri Kyle hingga buku-bukunya terjatuh dan Kyle sendiri terjatuh ke dalam lumpur. Kacamatanya melayang entah ke mana dan anak-anak itu hanya menertawakannya dari jauh. Dia mendongak sedikit dan saya bisa melihat ada kesedihan yang teramat sangat di matanya. Iba melihatnya, saya pun berlari ke arahnya. Dan sembari Kyle mencari-cari kacamatanya, saya melihat air mata berlinang di matanya. Saya memungut kacamatanya dan mengembalikan padanya. “Anak-anak itu memang berandalan,” ujarku. Dia memandangku dan berkata, “Terima kasih!”. Ada sebuah senyum lebar tersungging di wajahnya.

       Itu adalah sebuah senyum yang menunjukkan rasa terima kasih yang tulus. Saya membantu memungutkan bukunya, dan bertanya di mana dia tinggal. Ternyata dia tinggal dekat rumahku. Saya pun bertanya mengapa saya tidak pernah melihatnya. Ternyata sebelumnya Kyle harus masuk sekolah privat. Jujur, saya tak pernah bergaul dengan anak-anak semacam ini.

       Dalam perjalanan pulang, saya membawakan bukunya dan kita bercakap-cakap tentang banyak hal. Saya mengajaknya untuk ikut bermain bola bersama-sama di hari Sabtu dengan teman-temanku, dan dia menyetujuinya.

        Kita bersama-sama sepanjang akhir pekan dan semakin aku mengenal Kyle, semakin pula aku menyukainya. Teman-temanku juga berpikiran sama. Hari Senin dan Kyle datang dengan setumpuk buku-bukunya lagi. Saya berhenti sejenak dan berkata, “Wogh! Kamu bisa membangun otot lengan yang kuat dengan membawa tumpukan buku-buku ini setiap hari!”. Dia hanya tersenyum dan memberiku setengah tumpukan dari bukunya.

       Selama empat tahun ke depan, saya dan Kyle bersahabat baik. Ketika kami sama-sama duduk di SMA, kami mulai memikirkan masa depan yaitu kuliah kamu. Kyle memutuskan untuk pindah ke Georgetown dan saya ke Duke. Saya tahu kita akan tetap bersahabat. Jarak bukanlah masalah bagi kami. Dia bercita-cita menjadi seorang dokter dan saya ke arah bisnis dengan beasiswa sepakbola saya.

       Di kelas, Kyle diminta untuk menjadi juru pidato dari kelas kami pada malam perpisahan. Saya menggodanya kalau dia dulu adalah seorang kutu buku dan dia harus mempersiapkan pidatonya mulai sekarang. Saya turut senang karena bukan saya yang harus naik ke pentas dan pidato.

       Hari kelulusan, saya melihat Kyle. Dia tampak luar biasa. Dia adalah seorang remaja yang berhasil menemukan jati dirinya di masa SMA. Dia tampak keren dengan kacamatanya. Dan dia punya lebih banyak kencan dibandingkan aku! Semua gadis-gadis menyukainya!

       Ya Tuhan, kadang-kadang saya iri padanya. Juga hari ini. Saya yakin Kyle gugup. Jadi saya menepuk punggungnya dan berkata, “Hei, pria perkasa! Kamu akan tampil hebat!” Dia memandangku dengan pandangan yang penuh arti dan tersenyum. “Trims,” sahutnya.

       Kyle mendehem dan memulai pidatonya, “Kelulusan sebenarnya adalah momen untuk berterima kasih kepada orang-orang yang telah membantu Anda melewati tahun-tahun ini: orang tua Anda, guru Anda, saudara Anda, mungkin pelatih sepak bola Anda …, terutama kepada sahabat-sahabat Anda. Saya di sini memberitahukan kepada Anda semua, bahwa menjadi sahabat seseorang adalah anugerah terindah yang bisa Anda berikan untuk seseorang. Saya akan menceritakan sebuah kisah kepada Anda.”

       Saya memandang sahabatku dengan tatapan tidak percaya. Kyle menceritakan hari di mana pertama kali kita bertemu! Sebenarnya dia berencana untuk bunuh diri di akhir pekan itu. Dia menceritakan bagaimana dia sudah mengosongkan semua isi lokernya sehingga orang tuanya tidak perlu melakukannya lagi ketika dia sudah tidak ada. Sesaat aku merasa dia memandangiku lekat-lekat dan tersenyum, “Syukurlah, saya diselamatkan. Seorang sahabat menyelamatkan jiwaku dari hal itu.”

       Saya bisa merasakan semua hadirin menahan napas mendengar pria tampan dan popular di hadapan mereka ini menceritakan kisah tragisnya. Saya melihat kedua orang tuanya memandangku dan tersenyum padaku; senyum yang penuh ketulusan. Allah meletakkan kita semua ke dalam hati sesama untuk mengubahkan hidup dalam berbagai cara. Jangan pernah meremehkan kekuatan dari tindakanmu.


Setiap hari adalah karunia dari Allah! Jangan pernah lupa untuk mengucap syukur dan terima kasih kepadaNya.
 
------------------------------------------------------------------------------------------------------- 
 
 ** Scripture: 1 Thessalonians 5:18 **Give thanks in all things, because it is the will of God in Christ Jesus for you."
       
One day when I had just entered junior high school, I saw a boy from my class was walking from home to school. His name is Kyle. He was seen carrying all of his books. "Bete anyone bring home all his books on a Friday?", I thought, "He must be a nerd." While I have a series of activities at the end of this week (some party and football with my friends on a Saturday afternoon) , so I was not too concerned with the child.

       
Then some of the other boys ran towards Kyle. They ran up and hit yourself Kyle dropped his books and Kyle himself fell into the mud. His glasses were elsewhere and the kids just laughed at him from afar. He looked up a little and I could see there was extreme sadness in his eyes. Iba saw it, I was running toward him. And Kyle while searching for his glasses, I saw tears in his eyes. I picked up his glasses and restore him. "The children are indeed thugs," I said. He looked at me and said, "Thank you!". There's a big smile on his face.

       
It was a smile that shows sincere gratitude. I helped memungutkan book, and asked where he lived. Turns out he lived near my house. I was asked why I never saw it. It turns out he has to go before a private school. Honestly, I never hung out with kids like this.

       
On the way home, I brought his book and we chatted about a lot of things. I invited him to come play ball together on a Saturday with my friends, and he agreed.

        
We're together all weekend and the more I get to know Kyle, the more I like it. My friends thought the same. Monday and Kyle came up with a stack of books again. I stopped for a moment and said, "Wogh! You can build a strong arm muscles to carry the pile of books everyday! ". He just smiled and gave me a stack of his books.

       
Over the next four years, Kyle and I are good friends. When we were both in high school, we started thinking about the future of the lecture you. Kyle decided to move to Georgetown and I to the Duke. I know we'll remain friends. Distance is not a problem for us. He dreams of becoming a doctor and my business direction with my football scholarship.

       
In class, Kyle was asked to be the savior of our class speech at a farewell dinner. I used to tease him that he is a nerd and he had to prepare a speech from now. I am also glad that was not me who had to go up to the stage and speech.

       
Graduation day, I saw Kyle. He looks amazing. He is a teenager who managed to find their identity in high school. He looks cool with his glasses. And he had more dates than me! All the girls love it!

       
Oh my God, sometimes I envy her. Also today. I am sure he was nervous. So I patted his back and said, "Hey, a mighty man! You will look great! "He looked at me with a full view of the meaning and smiled. "Thanks," she said.

       
Kyle cleared his throat and began his speech, "Graduation is actually a moment to thank those who have helped you through years of this: your parents, your teachers, your siblings, maybe a coach your football ..., especially to friends You. I am here to tell you all, that a person's best friend is the most beautiful gift you can give to someone. I'll tell you a story to you. "

       
I looked at my friend with a look of disbelief. Kyle tells the day where we first met! Actually he planned to commit suicide at the weekend. He told how he had emptied all the contents of his locker so his parents do not have to do it again when he is not there. For a moment I felt him watching me intently and smiled, "Thank God, I was saved. A friend saved me from that. "

       
I could feel the audience held their breath to hear all the handsome and popular guy in front of them tells the tragic tale. I saw his parents looked at me and smiled at me; smile full of sincerity. God put us all into the hearts of others to a life changing in many ways. Never underestimate the power of your actions.

Every day is a gift from God! Do not ever forget to give thanks and gratitude to Him.  

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 komentar:

Song