** Firman Tuhan: Kejadian 7:13**
"Pada hari itu juga masuklah Nuh serta Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh, dan isteri Nuh, dan ketiga isteri anak-anaknya bersama-sama dengan dia, ke dalam bahtera itu."


       Paus Yohanes XXIII pernah berkata, "Seorang ayah bisa dengan mudah memiliki anak. Jauh lebih sulit bagi seorang anak untuk bisa memiliki ayah yang sejati." Sebuah pernyataan yang menggelitik, tetapi diam-diam kita benarkan. Memang, sekadar menjadi ayah sangat berbeda dengan menjadi ayah sejati. Ayah sejati mengesampingkan kepentingan dirinya sendiri sejak ia memiliki anak. Ayah sejati mendampingi dengan kasih saat sang anak tertatih belajar menjalani hidup. Ayah sejati tak hanya mempersiapkan warisan duniawi, tetapi menurunkan iman yang membawa pada hidup kekal.

       Sebagai ayah, Nuh menunjukkan tanggung jawabnya sebagai pemimpin yang mengarahkan hidup seluruh keluarganya. Walau dunia tempat tinggal mereka sudah begitu kacau karena kejahatan dan ketidaktaatan, Nuh tetap bertahan hidup benar dan tidak bercela (Kej 6:9). Tentu itu bukan hal mudah baginya. Namun ia sanggup melakukannya, karena ia bergaul karib dengan Tuhan. Tak heran ia mendapat kasih karunia istimewa dari Tuhan. Dan, tak berhenti di situ saja. Ia menurunkan kepercayaannya itu kepada seluruh keluarganya. Buktinya, di tengah masyarakat yang bersikeras tak mau mendengar peringatan Nuh, istri, anak, dan menantunya masih mau percaya dan mengikutinya. Dan, ketika mereka mengikuti pimpinan Nuh, mereka pun selamat dari kebinasaan (Kej 7:23).

       Para ayah, di tangan Anda ada mandat Tuhan untuk memimpin keluarga Anda pada kehidupan sejati dalam Kristus. Hiduplah karib dengan Tuhan, maka seluruh keluarga Anda akan mengikuti dengan rela, percaya, dan sukacita. 


KETIKA AYAH MENELADANKAN KETAATAN KEPADA TUHAN,
MAKA KELUARGA AKAN MEMBERI RESPON YANG SEPADAN


-------------------------------------------------------------------------------------------------------


** Scripture: Genesis 7:13 **
"On that very day Noah and Shem go, Ham and Japheth, the sons of Noah, and Noah's wife, and the third with his sons' wives with him, into the ark."

 

        Pope John XXIII once said, "A father could easily have children. Much more difficult for a child to be able to have a real father." An intriguing statement, but secretly we justified. Indeed, just to be a father is very different from being a true father. True father put aside self-interest since he has children. Accompanied by true love's father when the child limping through life learning. True father not only prepare a mundane, but lose the faith that leads to eternal life.

        As a father, Noah showed his responsibilities as a leader who directs the whole family's life. Although the world where they lived was so messed up because of the wickedness and disobedience, Noah survives correct and blameless (Gen. 6:9). Of course it was not easy for him. But he was able to do it, because he's getting intimate with God. No wonder he got the special grace of God. And, do not stop there. He lowered his belief that the whole family. The proof, in a society that insists not want to hear the warnings of Noah, his wife, son, and daughter still wants to believe and follow. And, when they follow the lead of Noah, they were saved from destruction (Gen. 7:23).

        The father, in your hand there is the mandate of God to lead your family on a true life in Christ. Live intimate with God, then the whole family will follow willingly, believing, and joy.

 

WHEN THE OBEDIENCE TO GOD FATHER modeled by father,
FAMILY WILL THEN GIVE RESPONSE WORTH

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Wahyu 19:7 ** 
"Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia."  


       Kita tentu pernah mendengar atau mungkin malah ikut melontarkan guyonan semacam ini: "Aku ingin Tuhan Yesus segera datang kembali... setelah aku kawin, setelah aku sukses dalam karier dan kaya raya, setelah aku beranak-cucu, atau (yang agak rohani) setelah dampak pelayananku mendunia." Kenapa kedatangan kembali Yesus Kristus cenderung diasosiasikan sebagai gangguan di tengah keasyikan aktivitas kita di dunia ini?

       Paling tidak ada dua gambaran besar tentang kedatangan Tuhan akhir zaman. Pertama, kedatangan-Nya seperti pencuri yang muncul mendadak pada waktu malam. Dia datang untuk membawa penghakiman pada orang-orang yang hidup dalam kegelapan. Dia datang secara tiba-tiba di tengah keasyikan mereka menikmati hawa nafsu duniawi (1 Tesalonika 5:1-11).
Kedua, kedatangan-Nya seperti mempelai laki-laki yang menjemput mempelai perempuan idamannya. Mempelai perempuan telah siap sedia, menantikan dengan penuh gairah dan kerinduan. Kedatangan-Nya menjadi alasan untuk menggelar suatu perayaan yang penuh sukacita, sorak-sorai, dan kemenangan. Dunia telah dijatuhi hukuman, dan orang-orang kudus memerintah bersama Dia dalam kekekalan (Wahyu 19:1-10).

       Jadi, bagaimana? Apakah Anda merasa "terganggu" oleh gagasan tentang kedatangan-Nya kembali, atau sungguh-sungguh siap sedia menantikannya? Sebagai orang kudus, entah kita meninggal dunia terlebih dahulu entah kita menyambut kedatangan-Nya selagi masih hidup, kedatangan-Nya kembali adalah sumber pengharapan dan sukacita.


PENGHARAPAN AKAN KEDATANGAN KEMBALI KRISTUS MEMBANGKITKAN
SUKACITA YANG MENGUATKAN KITA MENGHADAPI TANTANGAN HIDUP 



------------------------------------------------------------------------------------------------------- 


** Scripture: Revelation 19:7 **
"Let us be glad and rejoice, and give honor to him: for the marriage of the Lamb has come, and His bride has made herself ready."
 

        We certainly have heard or maybe even go threw this kind of joke: "I want the Lord Jesus is coming back... after I married, after I succeed in a career and rich, after I have children and grandchildren, or (which is somewhat spiritual) after the impact of global ministry. "Why the return of Jesus Christ tends to be associated as a disorder in the central preoccupation of our activities in this world?


        At least two large picture of the coming of God's end-time. First, his coming as a thief who appears suddenly in the night. He came to bring judgment on the people who live in darkness. He came suddenly in the middle of the fun they enjoy worldly lusts (1 Thessalonians 5:1-11).

Second, his coming as the bridegroom bride who picked her dreams. Bride has made ​​herself ready, looking forward with passion and longing. His coming into the reasons for holding a joyous celebration, cheers, and victory. The world has been sentenced, and the saints reign with Him in eternity (Revelation 19:1-10).

        So, how? Are you feeling "disturbed" by the notion of his coming back, or truly ready looking forward to? As saints, whether we die we either advance His return while still alive, his coming back was a source of hope and joy.
 
CHRIST'S RETURN WILL HOPE Generating
JOY TO TACKLE THE STRENGTHENING OUR LIVES

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO



** Firman Tuhan : Kisah Para Rasul 15:39 ** 
"Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus." 


Yohanes Markus telah terbukti gagal dalam pelayanan. Ia pernah melayani bersama Paulus dan Barnabas, lalu meninggalkan mereka (Kis 13:13). Beberapa waktu kemudian, ketika Paulus dan Barnabas hendak mengunjungi kembali jemaat yang mereka rintis, Barnabas hendak mengikutkan Markus, yang adalah kemenakannya sendiri (Kol 4:10). Paulus tidak setuju. Akibatnya terjadi perselisihan tajam antara Paulus dan Barnabas. Tim mereka pecah, namun pelayanan tetap berjalan.

Bertahun-tahun kemudian, Markus terbukti menjadi seorang pelayan yang setia. Paulus sendiri, yang pernah menolaknya, merasakan bahwa pelayanan Markus penting baginya (2 Tim 4:11). Markus menjadi penolong bagi Paulus pada masa tuanya. Petrus sendiri menyebut Markus sebagai anaknya (1 Ptr 5:13). Bahkan, Markus juga meninggalkan sebuah warisan sangat berharga bagi semua orang percaya, yaitu tulisannya yang termaktub menjadi "Injil Markus" di dalam Alkitab. Markus meraih kesempatan kedua yang diberikan Barnabas dan membuktikan diri sebagai murid Kristus yang gemilang.

Setiap orang pasti pernah gagal di berbagai bidang: studi, karier, relasi, pelayanan, dll. Namun, kegagalan bukanlah menjadi akhir. Tuhan tidak akan membuang Anda, melainkan memberi Anda kegigihan untuk bangkit kembali. Akhir perjuangan Anda ditentukan oleh seberapa gigih Anda berjuang membalikkan keadaan: dari seorang pecundang menjadi pemenang, dari seorang yang gagal menjadi sukses, dari seorang yang mengecewakan menjadi seorang yang menginspirasi.


KESEMPATAN KEDUA MEMBERI ANDA PELUANG
UNTUK MENUNJUKKAN SISI GEMILANG DIRI ANDA


------------------------------------------------------------------------------------------------------- 


** Scripture: Acts 15:39 ** 
"Barnabas took Mark and sailed to Cyprus."


       John Mark has been shown to fail in service. He once served with Paul and Barnabas, and then left them (Acts 13:13). Some time later, when Paul and Barnabas wanted to visit the church that they pioneered back, Barnabas wanted QUOTE Mark, who is the nephew himself (Col. 4:10). Paul did not agree. The result is a sharp disagreement between Paul and Barnabas. They broke the team, but the service is still running.

       Years later, Mark proved to be a faithful servant. Paul himself, who had rejected it, feeling that Mark services important to him (2 Tim 4:11). Mark became a helper to Paul in his old age. Peter himself calls Mark as his son (1 Peter 5:13). In fact, Mark also left a valuable legacy for all believers, the writings contained a "Gospel of Mark" in the Bible. Mark earned a second chance given Barnabas and prove themselves as disciples of Christ who brilliantly.

       Each person must have failed on many fronts: studies, career, relationships, service, etc.. However, failure is not to be late. God will not throw you, it gives you tenacity to bounce back. End your struggle is determined by how persistent you are struggling to turn things around: from a loser into a winner, from a failure into a success, of a disappointment to be the one to inspire.




SECOND CHANCE TO GIVE YOU OPPORTUNITY
SWEET SIDE TO SHOW YOURSELF

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Lukas 12:22 **
"Janganlah khawatir tentang hidupmu..."


       Paijo selalu khawatir ketinggalan kapal yang akan mengantarnya ke tempat kerja. Setiap pagi saat ke penyeberangan, sekalipun ia sudah datang lebih awal, ia tetap khawatir. Suatu hari ia melihat kapal langganannya sudah berjarak satu meter dari dermaga. Ia pun berlari sekencang mungkin, lalu nekat melompat ke atasnya. Meskipun jasnya robek karena tersangkut paku, ia merasa lega. Namun, ternyata kapal itu bukannya hendak berangkat, melainkanbaru akan merapat! Konyol, bukan?

       Nyatanya, banyak orang, termasuk orang Kristen, yang hidupnya dikuasai kekhawatiran. Memang tidak dapat disangkal, keadaan dunia ini semakin lama bukannya semakin baik, melainkan justru semakin rusak. Tetapi, haruskah hal itu menjadi alasan bagi kita untuk hidup dalam kecemasan dan kegelisahan? Jika demikian, apakah bedanya kehidupan kita dengan kehidupan orang yang tidak mengenal Allah? Bagi orang percaya, ada satu alasan kuat untuk tidak perlu khawatir dalam hidup ini. Alasan itu tidak lain: Bapa kita di surga berjanji akan memelihara kita.

       Adakah seorang bapak yang membiarkan anaknya mati kelaparan? Bapak yang baik tidak akan tega melakukannya. Terlebih lagi Bapa kita di surga! Jika saat ini kita sedang diperhadapkan pada kebutuhan yang harus segera dipenuhi, akankah Bapa diam saja? Allah sangat tahu apa yang menjadi kebutuhan kita dan Dia tahu bagaimana memberikan yang terbaik kepada anak-Nya. Untuk apa lagi kita mengkhawatirkan kehidupan kita? Hidup kita ada di dalam pemeliharaan-Nya! 


JIKA BURUNG DI UDARA SAJA DIBERI MAKAN OLEH BAPA DI
SURGA, MASIHKAH KITA MERAGUKAN PEMELIHARAANNYA?


-------------------------------------------------------------------------------------------------------  


** Scripture: Luke 12:22 **
"Do not worry about your life ..."



        Paijo always worry about missing the ship that would take him to work. Every morning when crossing into, even if he had come early, he still worried. One day she saw her regular ship is within one meter of the pier. He ran as fast as possible, then jump onto it reckless. Although his coat broken because of the nail, he felt relieved. However, it turns out it was not about to leave the ship, will be docked melainkanbaru! Ridiculous, is not it?

        In fact, many people, including Christians, whose lives are controlled by fear. It can not be denied, the state of this world instead of the longer, the better, but even more damaged. But, should it be a reason for us to live in anxiety and anxiety? If so, what difference our lives with the life of people who do not know God? For believers, there is a compelling reason not to worry about in this life. Another reason it is not: Our Father in Heaven has promised to care for us.

        Is there a father who let their children die of hunger? Good father would not have the heart to do it. What's more our Father in heaven! If at this time we are faced with needs that must be met, will the Father did not say anything? God really knows what our needs are and he knows how to give the best to his children. For what we are worried about our lives? Our lives are in His care!


 


BIRD IN THE AIR IF ONLY BEEN EATING BY FATHER IN
HEAVEN, ARE WE STILL DOUBTING MAINTENANCE?

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO



** Firman Tuhan: Ayub 14:14-15 ** 
"Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba giliranku... Engkau akan rindu kepada buatan tangan-Mu" 


       Dua bulan sebelum lahir, Eliot Mooney divonis menderita Edwards Syndrome, penyakit yang tak memungkinkannya untuk lahir selamat. Orangtuanya berdoa memohon mukjizat, dan Eliot pun lahir. Namun, kondisinya memprihatinkan: paru-parunya tak berkembang sempurna, jantungnya berlubang, dan DNAnya memberi informasi keliru pada setiap sel tubuhnya. Setelah dua minggu Eliot diizinkan pulang dengan tiga peralatan medis menempel di tubuhnya, termasuk tabung oksigen dan selang untuk memasukkan susu

       Eliot kecil bertahan dan bertumbuh walaupun tak secepat anak seusianya. Sebulan, dua bulan, tiga bulan. Uniknya, orangtua Eliot merayakan "ulang tahun"-nya setiap hari. Sebab, satu hari saja merupakan perjuangan berat baginya untuk hidup. Maka, setiap hari mereka merayakan kemenangannya. Hingga akhirnya, pada hari ke-99, Eliot kembali kepada Yesus. Pada hari pemakamannya, 99 balon dilepaskan -masing-masing mewakili ucapan syukur atas setiap hari yang Eliot habiskan di bumi.
 

       Ketika Ayub mengalami penderitaan yang sangat berat, kematian membayanginya. Ia disadarkan akan betapa fana hidup manusia. Namun, Ayub berkata bahwa selama Tuhan masih memberinya hidup, ia akan terus berharap. Dan, bila kelak waktunya tiba, ia akan bahagia karena itu berarti Allah merindukannya pulang!
 

       Sudahkah kita mensyukuri setiap hari yang Tuhan beri? Mensyukuri hidup kita dan orang-orang di sekitar kita? Jangan membuang satu hari pun untuk hal sia-sia. Selama kesempatan ada, hiduplah maksimal bagi Dia.


BILA ENGKAU MENAMBAH HARI-HARI DALAM HIDUP KAMI
BIARLAH NAMA-MU SEMAKIN DITINGGIKAN LEWAT DIRI INI 



-------------------------------------------------------------------------------------------------------    
 

** Scripture: Job 14:14-15 **
"Then I'll put hope for pergumulanku days, until it was my turn ... you'll miss the works of your hands"


        Two months before the birth, Eliot Mooney was sentenced to suffer Edwards Syndrome, a disease that is not allowed to be born safely. His parents prayed for a miracle, and Eliot was born. However, the condition is poor: his lungs not fully developed, hollow heart, and their DNA gave false information in every cell of his body. After two weeks of Eliot allowed home with three on her medical equipment, including oxygen cylinders and hoses to include milk.

        Small Eliot survive and grow, although not as fast as his age. A month, two months, three months. Interestingly, Eliot parents celebrate "birthday" of her every day. Therefore, a single day is a struggle for him to live. So, each day they celebrate his victory. Until finally, on the 99th day, Eliot returned to Jesus. On the day of his funeral, released 99 balloons-each representing a day of thanksgiving for all that Eliot spent on earth.


        When Job suffered very heavy, death shadows. He was made aware of how mortal human life. However, Job said that as long as God still gave him life, he will continue to hope. And, when one day time comes, he will be happy because it means God miss home!

        Have we appreciate every day that God gives? Grateful for our lives and those around us? Do not throw a single day for it in vain. As long as there is opportunity, there lived up to Him.
 

IF YOU ADD A DAYS IN OUR LIFE
LET THY NAME THE SELF THROUGH THIS elevated

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Lukas 15:20 ** 
"Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia" 


       Salah satu pengalaman yang tidak mengenakkan saat naik kendaraan umum adalah jika ada orang yang berbau dan kotor duduk di sebelah kita. Orang itu memang berhak untuk naik kendaraan itu dan duduk di bangku mana pun yang tersedia. Tetapi, karena keadaannya, kita merasa tidak nyaman sehingga akhirnya memilih untuk pindah tempat, menjauh dari orang tersebut.

       Itulah reaksi normal orang yang bersih badannya terhadap orang yang berbau dan kotor. Karena itu, reaksi sang ayah dalam perumpamaan Yesus kali ini sangatlah tidak normal. Sangat luar biasa. Kita dapat membayangkan bagaimana keadaan si anak bungsu saat itu. Sebagai penjaga babi yang miskin, ia pasti kotor dan berbau binatang jorok itu. Sebaliknya, sang ayah adalah orang yang bersih dan terhormat. Tetapi, ketika sang ayah melihat si anak bungsu nun di kejauhan, ia berlari untuk menyambutnya. Bukan itu saja, sang ayah kemudian merangkul, mencium, dan menggelar pesta baginya (Lukas 15:20, 23). Apakah yang mendorong ayah tersebut untuk berbuat demikian? Tidak lain adalah karena cinta dan kerinduannya yang begitu besar kepada anaknya yang sudah lama hilang dan sekarang kembali (Lukas 15:24).

       Demikianlah juga keadaan kita di hadapan Allah. Dosa membuat kita berbau, kotor, menjijikkan, dan tidak layak datang mendekat kepada-Nya. Tetapi, kita tidak perlu takut akan ditolak jika kita datang kepada-Nya dan meminta ampun. Kasih-Nya begitu besar kepada kita sehingga selama kita mau bertobat dan kembali kepada-Nya, Dia akan menyambut kita dengan penuh sukacita. 


DOSA MENJADIKAN KITA KOTOR, NAJIS, DAN BERBAU
KASIH ALLAH MEMELUK DAN MENGUDUSKAN KITA



-------------------------------------------------------------------------------------------------------    

** Scripture: Luke 15:20 **
"When he was away, his father saw him, and his heart moved with compassion. His father ran to him and embraced and kissed him"



        One of the unpleasant experience when taking public transportation is if there are people who smell and dirty sitting next to us. That guy deserves to ride the vehicle and sat on the bench wherever available. However, because of the circumstances, we feel uncomfortable and eventually chose to move places, away from the person.

        That is the normal reaction of the body against the clean-smelling and dirty. Therefore, the reaction of the father in Jesus' parable is not normal this time. It's incredible. We can imagine how the situation when the youngest child. As a poor pig keeper, he certainly was dirty and smelled the dirty beast. Instead, the father is the one who clean and respectable. However, when the father saw the son's somewhere in the distance, he ran to greet him. Not only that, the father and then embracing, kissing, and held a party for him (Luke 15:20, 23). What drives the father to do so? Is none other than love and longing is so great to his son who is long gone and now back (Luke 15:24).

        It is the same situation we are in God's sight. Sin makes us smelling, dirty, disgusting, and not worthy to come closer to Him. However, we need not fear to be denied if we come to Him and ask for forgiveness. His love is so great to us so long as we are willing to repent and return to Him, He will welcome us with great joy.


DIRTY MAKING OUR SINS, UNCLEAN, AND SMELLING
LOVE GOD AND BECOMES SANCTIFY US
 

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: 2 Timotius 3:1-2** 
"Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri."


      Yue Yue, gadis cilik berumur 2 tahun, tergeletak di jalan karena ditabrak sebuah mobil van di Foshan, Guang Dong, China. Banyak orang mulai dari yang berjalan kaki, yang bersepeda, sampai yang bermobil -melewatinya. Akan tetapi, mereka berlalu begitu saja, membiarkannya terkapar bersimbah darah, sampai sebuah truk melindasnya kembali.

       Kejadian ini salah satu potret pedih akan betapa semakin tipisnya kepedulian sosial di dunia ini. Ya, bukan hanya di China, di berbagai belahan bumi lain pun kita kerap diperhadapkan pada sikap acuh tak acuh yang memilukan seperti itu. Firman Tuhan sudah mengingatkan kita akan datangnya masa-masa seperti ini. Masa ketika manusia lebih mencintai dirinya sendiri dan ketika kasih manusia terhadap sesamanya semakin dingin. Banyak orang semakin menggebu-gebu mengejar kesuksesan dan ambisi pribadinya sehingga akhirnya menjadi hamba uang. Hanya keuntungan materiil yang diperhitungkan, termasuk dalam berhubungan dengan sesama. Tidak sedikit pula yang rajin beribadah, namun mengingkari kekuatan ibadah itu sendiri karena mereka tidak menjadi pelaku firman (
2 Timotius 3:1-6).

       Kondisi itu semakin hari akan semakin intensif belaka. Namun, orang percaya semestinya tidak terhanyut oleh kecenderungan tersebut. Tuhan menghendaki umat-Nya hidup dengan sikap yang berbeda dari dunia. Kita adalah tubuh-Nya di dunia ini, yang berperan untuk menyatakan kasih kepedulian-Nya kepada orang-orang di sekitar kita, khususnya mereka yang telantar dan tersisih. 



DUNIA DAPAT MERASAKAN KASIH ALLAH YANG TIDAK KELIHATAN
MELALUI KARYA DAN PELAYANAN GEREJA-NYA YANG KELIHATAN



-------------------------------------------------------------------------------------------------------    
 
** Scripture: 2 Timothy 3:1-2 **
"Know that in the last days perilous times shall come. Humans will love himself."
 

       Yue Yue, the 2-year-old girl, lying in the road hit by a van in Foshan, Guang Dong, China. Many people ranging from walking, cycling, until the drive-through. However, they go away, let it lay covered in blood, until a truck ran over it again.

        This incident one poignant portrait of how the thin social care in the world. Yes, not only in China, in many other parts of the world were we are often faced with the indifferent attitude of such heartbreaking. The Word of God has warned us of the coming times like these. Period when man loves himself more and when you man against his neighbor is getting cold. Many people are getting the passionate pursuit of success and personal ambition to eventually become lovers of money. Only material benefits are taken into account, including in dealing with others. Not a few were diligent in worship, but denying the power of worship themselves because they do not become doers of the word (
2 Timothy 3:1-6).

        The condition is getting intensified day sheer will. However, believers should not be swayed by this tendency. God wants His people to live with a different attitude from the world. We are His body in the world, which serves to demonstrate the love of his concern for the people around us, especially those who are homeless and marginalized.


WORLD CAN FEEL THE LOVE OF GOD THAT IS NOT VISIBLE
WORKS AND SERVICES THROUGH HIS CHURCH ARE VISIBLE

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Roma 5:3-4 **
"Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu... menimbulkan pengharapan." 


       Saya punya teman yang senang berolahraga beladiri. Dia sudah mencapai tingkat tertinggi dan menyandang sabuk hitam. Untuk mencapainya, sudah barang tentu ia harus rela babak belur ketika berlatih. Tak ayal ia mengalami benturan, pukulan, hajaran. Latihan-latihan berat ini berguna sekali untuk melatih ketahanan, ketangkasan, dan kepekaannya dalam menerima serangan. Semakin tinggi tingkatan yang hendak dicapai, semakin berat pula latihan yang harus dijalani.

       Ketika kita menghadapi masalah yang bertubi-tubi di dalam hidup kita sering kali kita merasa masalah itu seakan hendak meremukkan kita dengan hajaran, pukulan, bahkan benturan yang membanting-banting emosi kita. Masalah yang datang silih berganti itu seperti tidak memberikan waktu bagi kita untuk bernapas lega atau sedikit santai menjalani hidup. Nas hari ini mengingatkan, Tuhan ingin kita bertekun di dalam setiap penderitaan yang tengah kita hadapi. Dengan bertekun, kita mengembangkan kehidupan iman yang tahan uji, dan iman yang tahan uji ini menimbulkan pengharapan yang tidak mengecewakan.


       Selama kita hidup dan bernapas kita akan selalu menemui masalah yang harus kita hadapi dan kita selesaikan. Masalah itu adalah pelatihan bagi otot iman kita agar semakin kuat, dan menjadi sarana bagi Tuhan untuk menunjukkan kasih-Nya sehingga kita semakin mengenal dan mengasihi-Nya. Selain itu, kita akan semakin terampil di dalam menjalani hidup dan dinamikanya



MASALAH DAN TANTANGAN HIDUP ADALAH AJANG LATIHAN
UNTUK MENGEMBANGKAN DAN MEMPERKUAT OTOT IMAN 



-------------------------------------------------------------------------------------------------------
  


** Scripture: Romans 5:3-4 **
"We also rejoice in our sufferings, because we know that suffering ... give rise to hope."
 

        I have a friend who likes to exercise self-defense. He has reached the highest level and holds a black belt. To achieve this, of course, he must be willing battered while practicing. No doubt he had a bump, blow, chastened. Weight exercises is useful to train endurance, dexterity, and sensitivity in receiving attack. The higher levels to be achieved, the more weight should also exercise undertaken.

        When we face a barrage of problems in our lives we often find the problem as if to crush us with chastening, blow, even a crash that rattle our emotions. Problems that came and went it was like not giving time for us to breathe a little sigh of relief or casual living. Nas today reminded, God wants us to persevere in the middle of every misery that we face. With perseverance, we develop a life of faith that survives, and this resilient faith raises hope that does not disappoint.

        As long as we live and breathe we will always have problems that we face and we have to finish. The problem is training for the muscles so that the stronger our faith, and a means for God to show His love that we get to know and love Him. In addition, we will be more skilled at in life, and its dynamics. 


PROBLEMS AND CHALLENGES OF LIVING IS REHEARSAL
TO DEVELOP AND STRENGTHEN MUSCLES OF FAITH
 


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO




** Firman Tuhan: Amsal 1:8 **
"Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu."  


       Pada akhir 1990-an, terjadi keanehan di beberapa taman nasional di Afrika. Beberapa ekor gajah tiba-tiba menjadi buas, padahal gajah tergolong binatang yang jinak. Mereka menyerang ternak, badak, bahkan manusia. Selidik punya selidik, ternyata mereka adalah gajah yatim piatu yang sedang puber. Biasanya induk mereka akan mendidik dan mengendalikan tingkah laku mereka. Tetapi, karena mereka sudah kehilangan induk sejak kecil akibat perburuan liar atau mendapatkan perlakuan yang salah, gajah-gajah tersebut bertumbuh secara liar.

       Bukan hanya bagi gajah, peran orangtua dalam pembentukan karakter seorang anak sangatlah krusial. Tidak sedikit orang yang memiliki karakter buruk karena tidak mendapatkan didikan yang tepat dan memadai pada masa kecilnya. Orang yang rendah diri mungkin sewaktu kecilnya sering menerima hinaan dari orangtuanya. Orang yang kejam mungkin semasa kecilnya sering dipukuli oleh orangtuanya. Tidaklah mengherankan, Alkitab mengingatkan orangtua untuk mendidik anak-anak dengan benar (
Amsal 1:4). Di sisi lain, anak-anak juga diingatkan untuk menghormati orangtua mereka dengan semestinya (Amsal 1:1-3).

       Jika Anda orangtua, asuhlah anak Anda dengan penuh tanggungjawab. Pastikan Anda mendidik dan membentuk karakternya dengan baik. Jika Anda seorang anak, hormatilah orangtua atau wali Anda. Pastikan Anda belajar dari mereka yang dipercayakan oleh Tuhan untuk merawat Anda dan memiliki pengalaman hidup yang jauh lebih kaya dari Anda.



WARISAN TERBAIK ORANGTUA KEPADA ANAK
ADALAH TELADAN KEBAJIKAN DAN KARAKTER



-------------------------------------------------------------------------------------------------------
 

** Scripture: Proverbs 1:8 **
"My son, hear the instruction of your father, and do not squander your mother's teaching."
 

        In the late 1990s, there was a strangeness in several national parks in Africa. Some elephants suddenly became wild, but tame elephants are considered animals. They attack cattle, rhinos, and even humans. Inquired have inquired, it turned out they were orphaned elephants being pubescent. Usually the parent they will educate and control their behavior. But, because they have lost the parent as a child due to hunting or getting the wrong treatment, the elephants that grow wild.

        Not just for the elephants, the role of parents in shaping the character of a child is crucial. Not a few people who have bad character because of not getting proper and adequate education in his childhood. People with low self-esteem may receive during his frequent insults of his parents. Ruthless people who may often beaten as a child by his parents. Not surprisingly, the Bible reminds parents to educate children properly (Proverbs 1:4). On the other hand, the children are also reminded to properly honor their parents (Proverbs 1:1-3).

        If you are a parent, nurture your child with full responsibility. Make sure you educate and form the character well. If you are a child, honor your parents or guardians. Make sure you learn from those entrusted by God to care for you and have the life experience that much richer than you.


BEST LEGACY OF PARENTS TO CHILDREN
EXAMPLE IS A VIRTUE AND CHARACTER

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO


** Firman Tuhan: Matius 21:6 ** 
"Lalu pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka"


       Dalam pelayanan, saya sering mengajukan pertanyaan kepada para mahasiswa tentang tujuan hidup mereka. Sebagian besar merasa bingung dan tidak bisa menjawab. Namun, ada juga yang dengan yakin berkata, "Saya mau hidup untuk memuliakan Allah." Pernyataan ini selaras dengan paparan Rick Warren dalam buku The Purpose-Driven Life. Pertanyaan yang masih tersisa adalah: Bagaimana sebenarnya cara memuliakan Allah itu?

       Kisah dua orang murid dalam perikop hari ini barangkali dapat memberikan gambaran sekilas. Pada saat Yesus menyuruh mereka mengambil seekor keledai, mereka melakukannya dengan taat. Mereka juga mengerjakan perintah itu sesuai dengan instruksi dan tetap rendah hati. Pekerjaan itu sendiri tampak sepele dan tidak populer serta biasanya hanya dikerjakan oleh seorang budak. Toh mereka tidak protes. Siapa yang menduga bahwa ketaatan itu kemudian berujung pada perarakan Yesus di mana Dia dieluk-elukan dan dimuliakan oleh orang banyak? Terlebih lagi, mereka diberi kehormatan dan dipakai Allah untuk menggenapi nubuatan tentang Yesus dalam Zakharia 9:9 dan Mazmur 118:26.


       Jadi, kunci untuk memuliakan Allah adalah ketaatan dalam melakukan perintah-Nya. Tolok ukurnya bukan seberapa hebat tindakan kita atau seberapa besar dampaknya. Perbuatan yang tampak sepele sekalipun, asalkan meluap dari kasih Allah yang memenuhi hati kita, tetap bermakna. Ya, memuliakan Allah bukan dimaksudkan untuk mengundang pujian dari manusia, melainkan untuk menyenangkan hati-Nya.



KASIH DAN KETAATAN KEPADA ALLAH
MEMBUAHKAN TINDAKAN YANG MEMULIAKAN NAMA-NYA 



-------------------------------------------------------------------------------------------------------


** Scripture: Matthew 21:6 **
"Then the disciples went and did as Jesus had instructed them"


        In service, I often ask questions to the students about the purpose of their lives. Most felt confused and could not answer. However, there is also confidently said, "I want to live to the glory of God." This statement is consistent with the exposure of Rick Warren in The Purpose-Driven Life. The question that remains is: How exactly does it glorify God?

        The story of two disciples in today's passage could perhaps give a glimpse. When Jesus told them to take an ass, they do so with the devout. They are also working on the command line with instructions and remain humble. The work itself seems trivial and not popular and is usually only done by a slave. After all, they did not protest. Who would have thought that obedience was then led to the procession of Jesus where He dieluk cheered and honored by the people? What's more, they were used by God to honor and fulfill the prophecy of Jesus in Zechariah 9:9 and Psalm 118:26.

        So, the key is to glorify God in obedience to do His bidding. Criterion is not how great we are or how big action effects. Actions that seem trivial, provided that overflow of God's love fills our hearts, remained significant. Yes, is not intended to glorify God inviting praise from men, but to please Him.
 
LOVE AND OBEDIENCE TO GOD
ACTION yielded GLORIFY HIS NAME

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Song